"Dugaan Malapraktik di Korean University Hospital"

Matanya membelalak saat membaca tajuk utama itu. Nama rumah sakitnya terpampang jelas di layar ponselnya. Berita itu sudah mulai menyebar, memenuhi setiap sudut media sosial dan portal berita medis.

Jarinya membeku di layar. Kata-kata yang tertera terasa menjeratnya, seolah huruf-huruf itu melompat keluar dan membungkam napasnya. Ia tak perlu membaca lebih jauh. Ia tahu. Ini tentang dirinya.

[Dugaan Malapraktik di Korean University Hospital, Dokter Muda Diduga Langgar Prosedur Operasi]

Seoul – Korean University Hospital kembali menjadi pusat perhatian setelah insiden operasi darurat yang kini memicu kontroversi. Seorang pasien dengan identitas yang dirahasiakan mengalami komplikasi serius pasca operasi, memunculkan dugaan malapraktik di salah satu rumah sakit paling bergengsi di Korea Selatan.

Menurut sumber internal, operasi tersebut dilakukan oleh dokter muda berinisial WS, yang bertugas di departemen bedah umum. WS diduga mengambil keputusan di luar prosedur standar tanpa persetujuan penuh dari tim medis senior. Hal ini menimbulkan spekulasi apakah tindakan yang diambil benar-benar diperlukan atau justru memperburuk kondisi pasien.

Sial.

Tiba-tiba, napasnya terasa pendek. Trauma lama yang selama ini ia tekan kembali menyelinap ke permukaan.

Suara-suara samar mulai berdenging di telinganya, menelan semua percakapan di ruangan itu. Dadanya sesak, seolah-olah ada beban tak kasat mata yang menekannya tanpa ampun.

Bayangan operasi yang gagal bertahun-tahun lalu kembali menghantamnya tanpa peringatan.

Suara monitor berdenging panik. Lampu operasi yang terang menyilaukan. Tangan gemetar yang tak bisa ia kendalikan. Dan kemudian-suara detak jantung yang semakin melemah, hingga akhirnya berhenti.

Seulgi memejamkan mata erat-erat, berharap bisa mengusir kenangan itu, tapi justru semakin jelas.

Wajah dokter yang selama ini ia kagumi muncul di benaknya.

Tatapan penuh rasa bersalah. Suara serak yang menggumamkan maaf berulang kali.

Dan akhirnya-berita tragis itu.

Tubuh yang ditemukan tak bernyawa di apartemen.

Seulgi merasakan telapak tangannya dingin. Jari-jarinya mati rasa.

Tiba-tiba, suara seseorang di ruangan itu membuyarkan pikirannya.

"Seulgi? Kau baik-baik saja?"

Ia tersentak, napasnya terputus-putus. Tangannya secara refleks mencengkeram tepi kursi, seolah butuh sesuatu untuk bertahan.

Matanya membelalak, melihat semua mata tertuju padanya.

Ia menelan ludah. "Aku... aku baik-baik saja."

Tapi kenyataannya, ia sama sekali tidak baik-baik saja.

-

Sementara itu, di tempat lain, Jay sedang duduk di ruangannya di J Medical Center. Ia baru saja selesai membaca laporan ketika ponselnya bergetar di mejanya. Sekilas ia melirik notifikasi dari Yeri, tetapi awalnya mengabaikannya.

 Sekilas ia melirik notifikasi dari Yeri, tetapi awalnya mengabaikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Until You Notice - Jaeyi Seulgi [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang