Jaeyi selalu hadir-dalam bayangan, dalam lagu-lagu yang mengalun tanpa sengaja, dalam kebiasaan kecil yang Seulgi pikir sudah ia lupakan. Seberapa jauh pun ia mencoba melangkah, selalu ada sesuatu yang membawanya kembali. Tapi apa arti semua ini? Se...
Ia duduk, menyandarkan punggungnya sejenak. Tangannya terangkat, meremas pelan tengkuknya yang terasa tegang. Sejenak, ia membiarkan dirinya menarik napas dalam-dalam sebelum kembali fokus. Masih ada hal yang harus ia urus, dan tidak ada waktu untuk tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Udara di ruang dokter terasa lebih berat dari biasanya. Ia berusaha fokus pada berkas di depannya, tapi pikirannya terus berputar-operasi semalam, tangan yang bergetar, dan perasaan dingin di jemarinya yang seolah masih terasa nyata.
Bunyi notifikasi dari ponselnya menyadarkannya. Ia mengerutkan kening, meraih perangkat itu, dan melihat sederet pesan masuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alis Seulgi bertaut. Berita? Jantungnya berdegup lebih kencang. Dengan gerakan cepat, ia membuka aplikasi berita di ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.