Jay tidak berkata apa-apa, tapi Seulgi tahu—dia juga merasakan nya.

"I had all and then most of you, some and now none of you..."

Seulgi menyandarkan kepalanya ke jendela, menatap lampu kota yang berpendar di kejauhan. Rasanya aneh—duduk di dalam mobil ini bersama Jay, seperti tidak ada yang berubah, tapi sekaligus segalanya terasa berbeda.

Jay melirik sekilas, jari-jarinya masih mengikuti irama lagu. "Take me back to the night we met..." gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.

Seulgi menghela napas, nyaris tak terdengar. “Lucu ya,” gumamnya.

Jay mengangkat alis. “Apa?”

Seulgi menggigit bibirnya sebelum berani melanjutkan. “Lagu ini.” Dia menoleh sedikit ke arah Jay. "Terlalu cocok, ya?"

Jay tersenyum kecil, tapi tidak mengatakan apa-apa.

Seulgi kembali menatap jendela. "I don’t know what I’m supposed to do..." bisiknya, mengikuti lirik lagu.

Jay menekan pedal gas sedikit lebih dalam, seakan ingin menghindari sesuatu yang mulai terasa terlalu dekat. Tapi saat dia menjawab, suaranya terdengar lebih pelan, hampir seperti gumaman yang hanya mereka berdua bisa dengar.

"Haunted by the ghost of you."

Ketika mobil berhenti di depan apartemennya, Seulgi membuka sabuk pengaman dan berbalik sedikit ke arah Jay. "Terima kasih," katanya pelan.

Jay hanya mengangguk, tidak mengatakan apa-apa. Tapi caranya menatap Seulgi—tenang, dalam, seperti membaca sesuatu yang Seulgi sendiri belum mengerti—membuat dadanya terasa sesak.

Tanpa benar-benar berpikir, Seulgi sedikit mencondongkan tubuhnya, dan sebelum dia sadar, bibirnya menyentuh pipi Jay.

Lembut. Cepat.

Seperti kebiasaan lama yang terbawa begitu saja.

Mata Jay sedikit melebar, napasnya tertahan sesaat. Seulgi sendiri membeku di tempat, otaknya baru menangkap apa yang baru saja dia lakukan.

Astaga.

Dia langsung menarik diri, jantungnya berdebar kencang. "Aku—aku harus masuk," katanya terburu-buru, lalu membuka pintu tanpa melihat ke arah Jay lagi.

Sebelum Seulgi benar-benar keluar, suara Jay terdengar—pelan, tapi penuh makna.

"Aku masih Jaeyi-mu, Seulgi."

Seulgi tidak menjawab. Dia hanya menggigit bibirnya, lalu melangkah cepat menuju pintu apartemennya.

Karena masalahnya adalah—ya, dia ingin percaya itu.

Di sisi lain kota, Jay berdiri di depan jendela apartemennya, memandangi refleksi dirinya sendiri.

Seulgi benar. Dia bukan Jaeyi.

Tapi Seulgi juga salah.

Karena Jaeyi tidak pernah benar-benar hilang.

Dia masih ada di sini—di setiap langkah Jay, di setiap keputusan yang dia buat. Hanya saja, dia bukan lagi orang yang bisa Seulgi kenali dengan mudah.

Ponselnya bergetar. Pesan dari Choi Kyung.

Jay tidak langsung membalas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jay tidak langsung membalas. Dia hanya menatap layar ponselnya cukup lama sebelum akhirnya mengetik.

 Dia hanya menatap layar ponselnya cukup lama sebelum akhirnya mengetik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jay menatap layar, lalu menyimpan ponselnya tanpa melanjutkan nya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jay menatap layar, lalu menyimpan ponselnya tanpa melanjutkan nya lagi.

Seulgi-ku.

Kali ini, dia tidak akan ke mana-mana

Seulgi menyalakan lampu apartemennya dan langsung menuju dapur. Dia menuangkan air ke gelas, mencoba menenangkan pikirannya.

Tapi begitu dia menatap bayangannya di kaca jendela, tanpa sadar bibirnya bergerak.

"Jaeyi..."

Dia terdiam.

Hatinya mencelos.

Sial.


📌  Thank you udah baca sampai sini! Aku buatnya sambil dengerin lagu ini, semoga vibes-nya sampai yaaa

Seulgi yang masih nyari sosok Jaeyi dalam Jay, sementara Jay sendiri kayak punya harapan buat hubungan mereka bisa balik seperti dulu 😔💙

Ceritanya masih lanjut, jadi ditunggu yaa!

Until You Notice - Jaeyi Seulgi [ END ]Where stories live. Discover now