Video opening HUT Myeon Green Food ke 17 yang menampilkan wajahku sukses bikin heboh keluargaku. Mama sampai jingkrak - jingkrang depan TV.
"Pa... Papa... Uni masuk TV." Mama kegirangan sambil manggil Papa padahal Papa lagi duduk disampingnya sambil minum kopi.
Raut alis Kak Lay menyatu saat menatapku, "Gimana bisa kamu yang jadi model opening HUT Myeon Green Food yang ke 17? Perasaan di proposal HUT dari team 1 Marketing yang Abang baca itu modelnya Sofia Latjuba. Abang yakin banget kalau Abang kali ini nggak pikun!"
"Yah emang aku kan Sofia Latjuba versi belum terkenal." balasku asal sembari mengibaskan rambut panjangku didepan mukanya.
"Menurut Abang, kamu tuh lebih mirip Baifern dan nggak ada mirip - miripnya sama Sofia Latjuba." ralat Kak Lay.
Bodoh amat dah, yang penting aku cantik.
Tak ku hiraukan lagi ucapan Kak Lay soalnya udah males balas. Dengan cepat ku habiskan santapan pagiku dan segera berpamitan pada Papa dan Mama.
"Seno belum datang, kamu kenapa mau berangkat?" tanya Mama curiga.
"Bang Seno udah nunggu di depan, Ma. Dia nggak usah masuk katanya." jawabku yang jelas bohong. Aku kan lagi ngehindari Kak Seno karena dia nggak mau ku putusin.
"Kok tumben Seno nggak masuk buat pamitan." Mama mengikutiku ke depan untuk melihat ada mobil Kak Seno atau tidak.
Panik, aku mencoba menahan langkah Mama yang menuju depan gerbang. "Mama mending lanjut nonton TV aja, Uni bisa kok Ma ke depan sendiri."
Saat aku lagi fokus menghalangi Mama buat keluar gerbang. Tiba saja Kak Seno sudah ada di sampingku, dan merangkul pundakku. "Kami berangkat dulu ya, Tante."
Aku terpaksa menerbitkan senyumku agar Mama tidak curiga. Yah mau gimana lagi, sangat sulit buat lepas dari Kak Seno. Dia cinta beneran atau enggak. Aku beneran nggak bisa bales.
Tidak ada percakapan apapun diantara aku dan Kak Seno sepanjang perjalanan kami ke kantor. Mungkin dia masih marah denganku yang ngotot minta putus kemarin. Sumpah, aku udah muak bersandiwara memperjuangkan hubungan ini. Walau nggak munafik aku sangat menikmati berbagai kado dan fasilitas yang telah Kak Seno berikan padaku atas hubungan ini.
Sesampainya di parkiran kantor, Kak Seno masih saja diam. Aku beringsut tak nyaman karena aku mau keluar tapi nggak bisa soalnya dia masih ngunci mobilnya.
"Kamu kelihatan cantik banget di video opening." gumam Kak Seno tiba-tiba setelah membisu sekian lama.
"Makasih ya Bang, buat pujiannya dan buat rekomendasi yang Abang berikan supaya aku bisa gantikan Sofia Latjuba." cicitku kemudian.
"Kalau kamu mau balas budi—" Kak Seno gantung ucapannya dan membuka kotak kecil di saku celananya didepanku. "—menikahlah denganku."
Terpampang cincin couple bermata berlian yang langsung bikin mukaku cengo terkena pantulan kemerlipnya. Tanpa menunggu jawaban, dia pasang cincin itu di jari manisku dan yang satu lagi jelas dia pasang di jari manisnya.
"Aku bakal ngajak Mama dan Papa buat segera ke rumah kamu. Kasih aku waktu buat yakinin mereka, if you're the one, love."
Mad banget... Ini kesambet apa sih Kak Seno jadi seriusin aku beneran. Kita pacaran aja baru seminggu. Aku nggak tau dia mulai suka sama aku kapan. Yang ku tau masak dia bilangnya cinta sama aku gegara dia suka rambutku yang mirip iklan shampo pentene.
Hah! Mana percaya aku.
Kak Seno belai rambutku, wajahnya mendekat ke wajahku. Tubuhku langsung kaku saat tangannya mengarahkan daguku agar bibirku bisa menyentuh bibirnya. Wtf, inikah ciuman pertamaku?
VOUS LISEZ
Please Call Me, Uni
ChickLitIni kisah Seruni yang sudah pasrah dipanggil Uni. Diterima kerja di Departemen HR Myeon Green Food- anak perusahaan Myeon Group, memberi pengalaman berharga untuk karier awal Uni yang notabennya fresh graduate. Di bulan berikutnya, Uni memutuskan be...
