To: Bang Lay
Abang nanti pulang sendiri ya, aku mau langsung jalan bareng Bang Seno.
15.58
Ku kirim sebuah pesan singkat, padat, dan jelas itu pada Kak Lay agar dia tidak menungguku untuk pulang bersama. Ku kirim lebih awal sebab Kakak tersayangku itu adalah karyawan teladan yang tidak akan membuka ponsel apalagi membaca dan membalas pesan sebelum jam kerja selesai.
Segera ku rapikan meja kerjaku sembari menunggu jam pulang yang kurang 5 menit lagi. Karena demi apapun, aku tidak mau lembur hari ini.
Nanti diajak kencan sama Kak Seno kemana lagi ya. Kira-kira dibeliin apa kali ini aku. Duh jadi nggak sabar, enak juga jadi pacar holkay.
Teng! Teng! Teng!
Bunyi alarm di divisiku berbunyi, tanda waktu pulang telah tiba. Aku buruan ngibrit sembari tak lupa berpamitan dengan seulas senyum dan lampaian sebelah tangan kepada seluruh rekan kerja di divisiku.
Baru aku mau mengabari Kak Seno jika aku sudah selesai absen dan menunggunya di lobby bawah. Notifikasi pesan darinya muncul dibagian atas layar ponselku.
From: Bang Sen
Tunggu aku di lobby bawah ya, love. Aku ambil mobil di parkiran dulu.
💞
16.01
Ih romantis banget, dia manggil aku love. Pakai kirim emoticon double love lagi. Segera ku ketik balasan untuk pacarku ini.
To : Bang Sen
Oke, bang. I will always be waiting for you😘
16.01
Tak lama kemudian sebuah mobil Toyota Alphard warna hitam berhenti tepat dihadapanku. Mobil siapa lagi kalau bukan Kak Seno. Dia buru-buru keluar dari mobil hanya untuk membukakan pintu mobil untukku.
Baru juga masuk mobil, aku dikejutkan oleh sebuah kotak kubus berwana navy berukuran 10 cm yang ditaruh di kursi tempatku akan duduk. Bisa ditebak, pasti isinya cincin.
"Silahkan diambil, lalu buka," perintah Kak Seno.
Begitu ku buka, mataku membulat sempurna dua kali lipat. Ternyata isinya bukan cincin, tapi sebuah kunci. Wait... Nggak salah lihat kan aku?
"Ini—"
"Aku tau kalau motor kamu rusak, jadi aku belikan baru. Nanti sepulang kita nge-date, kamu bisa lihat langsung motor baru kamu. Aku udah minta dealer buat kirim ke rumah kamu."
Daebak! Baru tiga hari jadi pacarnya, aku udah dapat kalung berlian, dan sekarang dibelikan sepeda motor baru. Fix, ini salah satu mukjizat Tuhan dalam hidupku.
"Makasih banget ya, Bang Sen. Tapi ini terlalu berlebihan, aku bahkan belum ngasih kado apapun buat Bang Sen." ngomongku basa basi.
Sungkan sih yah, tapi doyan. Namanya juga aku ini kalangan rakjel (rakyat jelata), dikasih gratisan ya terima aja. Kata Mama, rejeki nggak boleh ditolak. Lagian aku nggak minta, Kak Seno sendiri yang inisiatif ngasih.
"Kamu nggak perlu kasih apapun buat aku, Love. Kamu bersedia jadi pacarku itu sudah sebuah hadiah terbesar dari Tuhan buat aku." ungkap Kak Seno yang seketika membuatku meleleh.
Apa yang dibilang Sioni relate banget, "Witing tresno jalaran soko kulino. Yang penting mapan dan mencintai kita apa adanya." Beneran nggak nyesel aku nerima Kak Seno jadi pacarku.
Brummm creeeeaattttt
Kak Seno ngerem mendadak yang membuatku hampir terjungkal. Untung tadi pakai seat belt, kalau enggak bisa tamat jidatku kejedot dasboard mobil.
YOU ARE READING
Please Call Me, Uni
ChickLitIni kisah Seruni yang sudah pasrah dipanggil Uni. Diterima kerja di Departemen HR Myeon Green Food- anak perusahaan Myeon Group, memberi pengalaman berharga untuk karier awal Uni yang notabennya fresh graduate. Di bulan berikutnya, Uni memutuskan be...
