(2) EmotionAware Robotics?

Start from the beginning
                                        

Drayven memiliki aura yang kuat, berbeda dari panelis lainnya yang lebih tertutup. Dengan tatapan tajam dan cara berbicara yang tegas, ia menarik perhatian semua orang begitu ia mulai menyampaikan idenya.

"Saya melihat dua hal utama yang terjadi di kota Nox. Pertama, kita sangat bergantung pada teknologi canggih untuk setiap aspek kehidupan. Kedua, ada celah besar dalam cara kita menjaga keamanan data pribadi dan sistem kita dari potensi ancaman."

Semua orang langsung memperhatikan, beberapa di antaranya bahkan mulai mengangguk pelan. Drayven melanjutkan dengan percaya diri.

"Apa yang kita butuhkan adalah sebuah sistem Quantum Security Network, jaringan yang menggunakan teknologi kuantum untuk mengamankan data pribadi dan infrastruktur kota kita. Dengan kekuatan komputasi kuantum, kita bisa menciptakan enkripsi yang tidak bisa ditembus oleh teknologi saat ini. Dan tidak hanya itu, sistem ini juga bisa mempercepat proses pengolahan data, meningkatkan efisiensi di hampir setiap sektor di Nox."

Seketika, suasana di ruangan itu berubah. Para panelis mulai berbicara dengan cepat, menyampaikan antusiasme mereka.

"Ini ide yang luar biasa," kata salah satu panelis, yang sebelumnya terlihat skeptis terhadap ide ide lain. "Menggunakan komputasi kuantum untuk memperkuat keamanan data adalah langkah besar yang dibutuhkan Nox. Terlebih lagi, efisiensi yang ditawarkan bisa mengubah banyak sektor, dari pemerintahan hingga sektor swasta."

Drayven tersenyum puas, namun tetap tenang. Ia tahu bahwa ide ini adalah hal yang benar benar dibutuhkan oleh kota ini. Tak lama kemudian, salah satu panelis yang awalnya menanggapi dengan skeptis juga mengangguk.

"Jika benar benar bisa diimplementasikan dengan baik, ini bisa menjadi solusi yang sangat menguntungkan. Tidak hanya memberikan keamanan lebih, tetapi juga bisa mempercepat banyak proses yang kita hadapi sekarang. Saya setuju dengan ide ini."

Kaelyn, meskipun kecewa dengan penolakannya, tak bisa menahan rasa kagumnya terhadap ide Drayven. Teknologi kuantum memang sangat maju, dan jika diterapkan, itu akan memberi dampak besar bagi kota Nox.

Dengan tepuk tangan yang meriah dari para panelis, ide Drayven diterima dengan penuh antusiasme. Tidak hanya disetujui, ide tersebut dianggap sebagai salah satu terobosan yang dapat membawa kota Nox menuju masa depan yang lebih aman dan efisien.

Kaelyn duduk diam, merasa seolah olah ide yang lebih besar telah muncul, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah dunia yang terus bergerak maju, dan ia pun akan terus berusaha untuk menjadi bagian dari perubahan itu, meskipun dengan langkah yang lebih kecil.

Setelah tepuk tangan meriah untuk ide Drayven, suasana di ruangan masih dipenuhi antusiasme. Namun, suasana kembali hening saat nama berikutnya muncul di layar holografis, Aerly.

Gadis itu melangkah maju dengan santai, ekspresinya tetap dingin seperti biasa. Ia tidak tampak gugup seperti Kaelyn sebelumnya, juga tidak setajam Drayven. Aerly hanya berjalan dengan tenang, seolah ia sudah tahu bahwa ide yang akan ia sampaikan akan membuat semua orang terpana.

Ia berdiri di tengah panggung, membiarkan suasana hening selama beberapa detik sebelum akhirnya berbicara.

"Semua orang di kota Nox bergantung pada AI dan robot untuk kehidupan sehari hari. Mereka cepat, efisien, dan tidak pernah salah. Tapi mereka juga, tidak pernah mengerti manusia."

Beberapa peserta saling bertukar pandangan, penasaran dengan arah pembicaraan Aerly.

"Yang saya usulkan adalah pengembangan EmotionAware Robotics, robot yang tidak hanya memproses perintah, tetapi juga bisa merasakan emosi manusia, memahami perasaan mereka, dan merespons dengan cara yang lebih alami."

Terdengar bisikan di antara peserta. Ide ini jelas berbeda. Jika Drayven berbicara tentang keamanan dan efisiensi, maka Aerly berbicara tentang sesuatu yang lebih emosional, sesuatu yang lebih dekat dengan kehidupan manusia.

Drayven, mengangkat alis. "Jadi, maksudmu, robot yang memiliki perasaan?"

Aerly mengangguk. "Bukan sekadar perasaan buatan. Teknologi kita saat ini memungkinkan robot untuk mengenali ekspresi wajah dan nada suara, tetapi mereka hanya meniru reaksi tanpa benar benar memahami apa yang terjadi. Saya ingin menciptakan sistem berbasis neural emotion AI yang bisa mengembangkan empati, belajar dari interaksi manusia, dan benar benar memahami apa yang kita rasakan."

Hologram di belakangnya berubah, menampilkan diagram kompleks dari struktur AI yang menyerupai jaringan saraf otak manusia.

"Ini bukan hanya tentang menciptakan asisten yang lebih baik. Ini tentang membuat dunia di mana manusia dan teknologi bisa benar benar berinteraksi tanpa batasan dingin antara logika dan emosi."

Hening. Semua orang mencoba mencerna ide itu.

Lalu, seorang panelis yang sebelumnya menyetujui ide Drayven menghela napas sebelum akhirnya angkat bicara.

"Aerly, idemu menarik, tapi apa gunanya? Robot yang bisa memahami perasaan manusia tidak akan memberikan dampak signifikan bagi kota ini. Nox membutuhkan efisiensi dan inovasi yang bisa menguntungkan banyak sektor. Robot berperasaan? Itu lebih seperti konsep fiksi dibandingkan solusi nyata yang bisa diterapkan dalam skala besar."

Aerly tersenyum tipis, seolah sudah menduga respons seperti ini. "Di kota yang sudah sangat maju ini, kita sering lupa bahwa manusia tetaplah manusia. Banyak orang merasa kesepian, bahkan di tengah dunia yang penuh dengan teknologi canggih. Kita memiliki segalanya, tetapi kita kehilangan sesuatu yang mendasar, koneksi emosional. Jika kita bisa menciptakan AI yang benar benar memahami manusia, maka itu bukan sekadar inovasi teknologi. Itu adalah evolusi peradaban."

"Bukankah itu bisa berbahaya? Kalau robot bisa memahami emosi, bukankah mereka bisa merasa seperti manusia? Apa jaminannya mereka tidak berkembang lebih jauh dan memiliki kesadaran sendiri?" Tanya Drayven.

Aerly mengangkat bahu. "Semua teknologi memiliki risiko. Yang perlu kita lakukan adalah mengembangkannya dengan cara yang benar. Jika kita takut bereksperimen, maka kita tidak akan pernah maju."

Diskusi di ruangan semakin panas. Ada yang setuju dengan Aerly, ada yang skeptis, dan ada yang masih mencerna ide tersebut. Namun satu hal yang jelas, tidak seperti ide Kaelyn yang langsung ditolak ataupun ide Drayven yang langsung diterima, ide Aerly menimbulkan perdebatan besar.

Salah satu panelis senior akhirnya menutup diskusi dengan nada hati hati. "Ide ini menarik, dan mungkin suatu saat nanti akan menjadi masa depan. Tapi untuk sekarang, kita masih perlu mempertimbangkan banyak faktor sebelum benar benar menyetujui pengembangannya."

Aerly hanya tersenyum tipis dan kembali ke tempat duduknya. Ia tidak peduli apakah idenya diterima atau tidak, yang penting ia telah menanamkan benih pemikiran di benak semua orang.

Dan itu saja sudah cukup.

#####

babaii

Chrono Shutdown Where stories live. Discover now