MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•••••••••••••••••••••••••••
Cuaca pagi ini sangat membingungkan, panas tidak, hujan pun tidak, langit terlihat cerah, namun tampaknya matahari enggan untuk memunculkan diri dari gumpalan awan di atas sana.
Hanya ada semilir angin, dengan udara yang lumayan dingin, namun berbeda hal nya dengan seorang gadis yang tampak nya terlihat sangat excited untuk memasuki kawasan sekolah.
Kedua kaki nya berjalan pelan, di genggaman nya terdapat botol minum berwarna peach, dengan beberapa stiker yang menempel pada tumbler itu. Serta mulutnya yang tak henti mengeluarkan senandung, entah apa yang sedang gadis itu ucapkan.
Namun, langkah pelan nya terpaksa harus ia ubah menjadi kecepatan tinggi, saat telinga nya baru saja mendengar suara bel masuk telah berbunyi.
Gantungan tas berbentuk kelinci putih dengan kedua telinga nya yang cukup menjuntai kebawah, bergerak seiring dengan kedua kaki nya yang berlari menyusuri area sekolah.
Bruk!
Prangg!!
Namun, saat tinggal beberapa langkah lagi dirinya akan masuk ke dalam kelas, seseorang dari lawan arah menabrak tubuhnya lumayan kencang, sehingga menimbulkan benturan cukup keras antara kedua pemilik tubuh.
Gadis itu, yang tak lain adalah Ana, menatap nanar pada botol minum kesayangan nya yang ikut terjatuh kebawah, matanya menatap pecahan dari tumbler miliknya dengan bibir mengerucut.
"Kalo jalan hati-hati dong!". Ucap Ana, dengan tatapan masih menatap kebawah.
"Sorry".
Ana mendongakkan wajah nya, saat mendengar suara dari seseorang yang sangat familiar di telinganya.
"Nanti gue ganti".
Ana menggeleng pelan, "Gak usah gapapa, Lo beresin aja sampah tumbler nya". Ucap Ana, tidak salah kan jika gadis itu menyuruh membersihkan bekas pecahan dari tumbler miliknya? Toh pria itu juga yang menabrak dirinya.
Edgar menatap wajah Ana yang tampak enggan menatap wajah dirinya, Pria itu juga tidak mengetahui mengapa sikap Ana akhir-akhir ini tampak menjauhi dirinya.
Tidak ada salah saja Ana sudah menjauhi Edgar, bagaimana jika Ana tahu masalah Edgar yang beberapa waktu lalu sempat menjadikan Ana sebagai balas dendam terhadap Lion? Ya meski semua itu bukanlah keinginan Edgar sepenuhnya, dirinya hanya menjadi orang suruhan seseorang yang sangat amat membenci Lion.
"Tetep gue ganti".
Ana menghela nafas pelan, daripada dirinya berlama-lama dengan pria ini, lebih baik ia mengiyakan saja apa mau pria itu.
"Terserah Lo aja".
Edgar menatap punggung mungil Ana yang semakin menjauh dari hadapannya, gadis itu memasuki kelas dengan pelan, lalu terlihat di dalam sana Ana menduduki bangku miliknya, hingga kedua pandangan nya bertemu, lalu terputus saat Ana memutuskan kontak mata keduanya.