15

5K 469 20
                                    

ᴥᴥᴥ


Sehun sedari tadi menutup mulutnya rapat-rapat. Sejak fansmeeting mereka selesai, Sehun tak banyak bicara.

"Hei cadel, apa kau tidak lapar ?"tanya manusia berkulit tan yang ada di sebelah Sehun.

"Ani, aku tidak lapar."jawab Sehun singkat jelas dan padat.

"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan, tapi setidaknya makanlah makananmu sebelum menjadi dingin."ujar Luhan menasehati.

"Ani hyung, nanti saja.Aku benar-benar tidak lapar."ujar Sehun tetap pada pendiriannya.

"Jika kau sakit bagaimana ?"kini giliran eomma Kyungsoo berbicara.

"Akan aku makan nanti."jawab Sehun.

"Yak !! Jika kau tak mau makan sekarang makanannya pasti akan basi. Ayolah Sehun, jangan buat kami kerepotan jika nanti kau sakit."ujar Baekhyun dengan mulut pedasnya.

Sehun hanya menatap Baekhyun malas dengan wajah pokernya. 

"Kau pasti cemburu kan Sehun ?"batin Baekhyun yang dengan sengaja mengarahkan smirknya tepat dihadapan Sehun.

"Sialan kau hyung."batin Sehun bersamaan dengan pemandangan smirk Baekhyun kepadanya.

"Hufft... Baiklah, aku makan. Perutku tiba-tiba lapar."ujar Sehun yang diawali dengan helaan nafas lalu kemudian ia mulai melahap makanan yang ada di hadapannya.

Senyum cerah pun nampak di wajah Suho melihat anak buah mulai melahap makan malamnya.

Mereke bersebelas dengan Hyun Suk sang manager menjadi dua belas mengendari dua mobil van menuju dorm. Semua turun dari mobil dan segera menuju ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Namun sedikit berbeda dengan Sehun yang langsung menuju lantai dua untuk menemui Baekhyun.

Sehun mengetuk pintu kamar Baekhyun pelan. 

"Masuk!?"terdengar suara gema Baekhyun dari kamar.

Sehun mulai membuka knop pintu kamar Baekhyun. Ia mengedarkan pandangannya pada setiap sudut kamar Baekhyun.

"Hyung?"panggil Sehun lalu terdengar suara air dari dalan kamar mandi. Yup, Baekhyun sedang mandi.

"HYUNG!?"panggil Sehun sekali lagi namun sedikit berteriak sambil berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Nde."Baekhyun menyahut dari dalam kamar mandi. Detik berikutnya kepala Baekhyun tiba-tiba menyembul di antara pintu kamar mandi.

"Omona!? Kau mengagetkanku hyung." ucap Sehun menemukan kepala hyungnya di hadapannya.

"Ada apa Sehun?"tanya Baekhyun dengan rambut yang setengah basah dan berbusa.

"Aku ingin meminta nomor ponsel Jimin."ujarSehun to the point.

Baekhyun mengernyit heran, kedua alisnya hampir menyatu.

"Untuk apa?"tanya Baekhyun mengernyit heran dan masih dengan kepala yang keluar dari kamar mandi. Ingat! Hanya kepala.

"Temanku mengadakan reuni SMA, dan semua temanku tidak ada yang bisa menghubungi Jimin dan Min Ah."ujar Sehun. Alih-alih mendapat nomor ponsel Jimin, Sehun malah mendapat tatapan mengintimidasi dari Baekhyun.

"Apa kau tidak percaya ?"tanya Sehun.

"Baca ini."ujar Sehun menghadapkan layar handphonenya pada Baekhyun. Sebuah percakapan via Line pun terlihat. Baekhyun membaca dengan teliti setiap pesan antar teman Sehun. 

Sehun benar kali ini, teman-temannya benar-benar ingin mengadakan reuni.

"Carilah di kontak handphoneku, nomor kontak paling atas."ujar Baekhyun akhirnya sebelum kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Sehun tersenyum kemenangan, moodnya kembali membaik setelah ia mendapat pesan dari Jae Kwon, teman SMAnya yang mengajaknya ke reuni. 

"Ini bisa menjadi kesempatanku."pikir Sehun awalnya. Namun seketika moodnya kembali hancur tatkala melihat background ponsel Baekhyun.

Pasalnya ponsel tipis Baekhyun  ini mampu membuat Sehun patah hati, bagaimana tidak? Terpampang dengan jelas foto Baekhyun dan Jimin dalam balutan busana pengantin. Meskipun ekspresi wajah mereka tampak dipaksakan tapi foto itu membuktikan bahwa mereka berdua akan segera menikah.

Sehun mendengus kesal.

"Sepertinya aku harus bergerak lebih cepat sebelum Baekhyun hyung merebut Jiminku"

Huh? Jimin-nya? Sehun terlalu percaya diri akan hal itu. 

Miliknya? Menyatakan cinta pada Jimin saja tidak pernah, dan kini ia menyatakan Jimin sebagai miliknya? 

Sebenarnya Sehun terlalu pengecut di depan Jimin. Ia tidak berani sekedar mengatakan 'Aku suka denganmu' pada Jimin karena ia tau ia tidak pernah bersikap baik di hadapan Jimin. Sikap jaimnya membuat ia ragu menyatakan perasaannya bahkan setelah tiga tahun berpisah.

Sehun segera mencari nomor ponsel Jimin namun tiba-tiba ia mengernyitkan dahi.

"Apa ini?"gumam Sehun membaca kontak teratas di ponsel Baekhyun.

Micheoso Yeoja, adalah nama kontak Jimin di ponsel Baekhyun. Sehun berpikir Baekhyun sedang membohonginya tapi tak ada salahnya mencoba. 

Sehun dengan cepat menyalin barisan nomor itu ke ponselnya lalu menaruh ponsel milik Baekhyun di atas nakas yang terletak di samping ranjang. Ketika Sehun ingin kembali menuju kamarnya, sebuah tangan menahan sikutnya. Sehun menengokkan kepalanya dan melihat Baekhyun dengan pakaian santai dan rambut basah sedang menahannya. Sebuah handuk terlihat melingkar di lehernya.

"Ada apa hyung?"tanya Sehun.

"Jauhi Jimin."ujar Baekhyun dengan menampakkan wajah seriusnya sambil melepaskan tangannya dari lengan Sehun.

"Kenapa aku harus melakukannya?"tanya Sehun dengan wajah tanpa dosa.

"Apa kau masih menganggapku kakak sepupumu ?"tanya Baekhyun yang menatap tajam Sehun.

Sedikit info, tak banyak yang tau kalau Sehun bersaudara dengan Baekhyun meskipun hanya sebatas sepupu. Sehun adalah anak dari adik tiri ayahnya Baekhyun. Yang mengetahui fakta ini hanya keluarga Oh dan Byun selainnya, tak ada yang tau, bahkan member EXO sekalipun.

"Hapus saja namaku dari daftar keluarga, tapi aku tidak akan melepas atau bahkan menjauhi Jimin."ujar Sehun dengan suara berat khas miliknya. Tanpa menunggu respon dari Baekhyun, Sehun langsung membalikkan badannya menuju pintu dan berjalan menjauhi Baekhyun.

"Apa saat ini kita bersaing?"tanya Baekhyun menatap punggung Sehun. Sehun menghentikan langkahnya.

"Tentu, kita bersaing sekarang."ujar Sehun tanpa menengok ke belakang lalu lanjut berjalan menuju kamarnya.








>>tbc<<




My Crazy Future Wifeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें