Keempat anggota keluarganya itu menatapnya dengan tatapan bingung.
"Ayla yang ada di kontak darurat aku" ujar Geraldi.
"Ayla? Siapa?" Tanya Papa.
"Dia cewek yang selama ini deket sama aku" ujar Geraldi.
"Gak mungkin cuman deket biasa" ujar Siska tidak percaya.
"Memang, kita gak cuman sekedar deket. Aku bahkan pernah ngajak dia untuk lebih serius, padahal status kita cuman temenan" ujar Geraldi.
Kedua orang tuanya kaget mendengar jawaban Geraldi.
"Dia gak pernah nyuruh aku berhenti ngerokok atau minum, tapi sejak kenal dia, aku lupa dua hal itu" ujar Geraldi lagi.
"Beberapa bulan yang lalu, sebenernya Ayla udah mutusin buat gak lagi hubungan apapun diantara kita, dia juga gak bisa nerima ajakan aku untuk serius, karena orang tuanya gak setuju" lanjut Geraldi.
"Kenapa?" Tanya Mama.
"Beda agama" jawabannya sendiri membuat ingatan Geraldi kembali ke beberapa bulan lalu, saat Ayla memilih untuk mengakhiri semuanya.
"Dia yang bikin aku mencair, bukan lagi kayak kulkas dua belas pintu. Dia yang bikin aku jadi lebih semangat dan ceria. Dia yang bikin aku lupa kalo aku pernah patah hati"
Dari ucapannya, keluarganya sudah mengetahui jika Geraldi sudah benar-benar jatuh cinta pada Ayla.
"Tapi dia memilih untuk ikutin kata orang tuanya. Dia memilih untuk gak ngelanjutin pertemanan kita karena dia gak mau terlalu jauh kalo pada akhirnya orang tuanya gak nasih restu" bagian paling menyakitkan yang paling Geraldi benci ini, mau tidak mau harus ia ceritakan.
"Dia yang selama ini dikira sama orang - orang pacar rahasia aku" lanjut Geraldi sambil sedikit tersenyum.
Keluarganya hanya terdiam mendengar semua ucapan Geraldi.
"Ayla langsung dateng ke rumah sakit begitu terima telfon itu dari perawat, dia juga yang buka hape ku setelah aku kasih tau pin hape dan minta pihak rumah sakit untuk telfon Nico" ujar Geraldi.
"Tapi kemaren gw ngeliatnya lu sendirian Kak" ujar Nico sambil mencoba mengingat.
"Dia ke toilet beberapa menit sebelum lu dateng, begitu dia liat lu udah dateng, dia pergi" jawab Geraldi.
"Terus sekarang, Ayla udah hubungin kamu lagi?" Tanya Papa.
Geraldi menggeleng.
"Mungkin dia mikirnya aku butuh istirahat, jadi dia gak hubungin aku. Gak apa-apa" ujar Geraldi tenang.
"Aku bukan gak mau kenalin Ayla, tapi aku mikirnya saat itu, kita cuman temenan aja. Sampe akhirnya aku sadar aku udah jatuh cinta sama dia dan nekad untuk ajak dia serius tanpa mikirin urusan agama" Geraldi akhirnya mengakui semuanya.
"Selama ini, sebelum kecelakaan, kamu masih kontak-kontakan sama dia?" Tanya Mama.
"Gak. Dia memilih untuk akhirin semuanya, gak ada kontak apapun diantara kita setelah itu. Setelah itu juga aku jadi patah hati, gak abis pikir bakalan jadi begini' ujar Geraldi.
"Yang Ayla putusin itu bener, gak ada yang salah sama dia nurutin omongan orang tuanya" ujar Papa bijak.
"Aku baru ketemu Ayla lagi, ya pas di rumah sakit kemarin" ujar Geraldi.
****
"Jadi kakak selama ini punya temen tapi mesra, gitu?" Tanya Siska seakan dia anak kecil.
"Kita gak mesra" jawab Geraldi.
"Kok bisa ketemu sama Ayla? Ceritanya gimana? Tanya Nico antusias.
Gerladi pun mencertakan tentang pertemuannya dengan Ayla pada kedua adiknya, seperti membacakan bed time stories pada anak kecil.
"Dia kerjaannya apa?" Tanya Siska.
"Dia punya brand baju sendiri" jawab Geraldi.
"Pengusaha gitu?" Tanya Nico.
Geraldi mengangguk.
"Kalian kalo jalan-jalan kemana?" Tanya Siska yang ingin tahu tentang kisah cinta kakaknya dengan gadis bernama Ayla itu.
"Ke coffee shop, toko buku restoran, makan di kaki lima juga pernah. Kadang kita ke pameran" ujar Geraldi yang teringat kembali dengan kenangannya dengan Ayla.
"Jalan-jalan keluar kota gitu? Belum pernah?" Tanya Nico yang ikut menimbrung. Kedua adiknya ini nampaknya antusias dengan kisah cinta kakaknya kali ini.
"Gak, belum pernah sama dia. mentok-mentok kita cuman ke Taman Safari. Itu pun sorenya kita balik" ujar Geraldi.
"Terus terus? Cerita lagi dong!" Siska nampaknya sangat ingin tahu tentang calon kakak iparnya ini.
"Anaknya spontan, banyak akal, ceria, kemarin dia baru adopsi kucing" ujar Geraldi.
"Kapan kita ketemu Ayla?" Tiba-tiba Siska ingin bertemu dengan gadis yang sudah membuat kakaknya ini mencair.
Geraldi segera menoleh ke arah adiknya. Seperti tidak percaya dengan apa yang akan dikatakan Siska.
"Gak tau. Mungkin dia mau ketemu lagi, mungkin juga dia gak mau ketemu lagi" ujar Geraldi.
"Tapi kan kemarin pas lu kecelakaan dia langsung dateng Kak!" Sanggah Nico dengan cepat.
"Ya karena dia kontak darurat aja" jawab Geraldi yang nampak putus asa.
"Lu tuh beneran cinta gak sih sama dia?!" Siska menepuk paha kakaknya agak kencang.
"Aduh Siska! Sakit tau!" Omel Geraldi sambil mengelus-elus pahanya yang bekas dipukul Siska.
"Kalo emang beneran sayang, harusnya tuh diusahakan! Jangan diem-diem begini aja!" Tanpa mengindahkan keluhan kakaknya, Siska lanjut mengomeli kakaknya.
"Iya bener! Kalo emang beneran sayang, harusnya diusahain Kalo dia belum kasih kabar, ya lu kasih kabar ke dia! Masalah dia mau bales apa gak, itu urusan nanti. Yang penting tunjukin ke dia kalo lu emang serius ke dia!" Nico menimpali.
Sekarang kedua adiknya kompak mendukungnya dengan Ayla dan bahkan mengomelinya karena tidak berusaha untuk mendapatkan Ayla kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Fragile
RomanceCantik. Cerdas. Karier yang gemilang. Sebutkan satu kekurangan dari seorang Ayla?! Tentu saja urusan cinta. Entah mengapa dewi fortuna tidak pernah berpihak padanya untuk urusan cinta. Entah itu dianggap tidak pantas, ditikung teman sendiri, hanya...
