II

1.8K 77 2
                                        

Mama menatap putri sulungnya ini dengan wajah pasrah.

"Ya sudahlah, bagus kamu udahan sama dia. Kamu udah dewasa juga, Mama yakin kamu udah pake otak kamu buat bertindak" ujar Mama.

Mungkin di sisi lain, Mama pun sudah pasrah dengan kehidupan asmara putrinya ini. Meski tidak menuntut Ayla untuk menikah secepatnya, hanya saja Mama tidak ingin putrinya ini gegabah dalam mengambil keputusan untuk menikah.

"Take your time. Mama gak akan menutut kamu nikah cepet kok, yang penting orangnya tepat" ujar Mama menepuk punggung tangan putrinya lalu beranjak dan keluar dari ruang kerja putrinya ini.

Ayla hanya bisa menghela napasnya saja ketika Mama akhirnya keluar dari ruang kerjanya.

Walau terkadang masih terbayang sakit hatinya, namun Ayla memilih untuk tidak lagi mengambil pusing soal perselingkuhan yang dilakukan Dion. Baginya ini adalah pengalaman, dan kenangan buruk yang tidak akan ia kenang.

Melihat kemajuan perusahaannya, menjadi pengobat hati Ayla yang patah.

Tidak sia-sia selama ini ia berjuang keras untuk membangun usahanya.

Terbukti, bahkan brand clothing line miliknya sukses membuka cabang baru di Bali. Bahkan laporan penjualannya pun benar-benar memuaskan.

Ternyata prinsip yang selama ini Ayla pegang benar-benar memotivasinya untuk bekerja keras.

Lebih menangis diatas mobil mewah, daripada tertawa di atas angkot!

Walau Ayla tahu uang bukanlah segalanya. Tapi segalanya butuh uang, bukan?

"Setidaknya gue cuman stress urusan cinta doang, urusan kerjaan alhamdulillah bagus!" ujarnya yang kemudian menutup email dari store manager di Bali.

Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya ketika ia tengah melihat-lihat desain terbaru yang akan dikeluarkan untuk koleksi musim depan.

Om Seno

Besok kita ada rapat dengan calon distributor, kamu bisa hadir kan?

Ayla segera membalas pesan dari pamannya itu.

Ayla

Bisa Om, kasih tau aja tempat dan jam berapa, nanti aku dateng

Ia menaruh ponselnya kembali.

Sesaat ia tersadar sesuatu.

Ia belum menghapus foto-fotonya dengan Dion semasa mereka pacaran dan juga kontak Dion di ponselnya.

Dengan gerakan cepat Ayla menyambar ponselnya dan segera menghapus segala kenangan yang masih tersimpan di ponselnya.


****


"Ibu tumben banget makan siang di sini" ujar seorang karyawannya yang mendapati Ayla membeli makanan di sebuah rumah makan sederhana tak jauh dari kantor.

"Justru saya lebih suka masakan kayak begini. Mama saya kalo udah masak beginian, saya bisa rebutan sama adek saya" ujar Ayla yang menunggu gilirannya untuk memesan makanan.

Beberapa karyawannya tidak menyangka bos mereka akan menyantap makan siang super sederhana. Walau pembawaan Ayla terkadang memang mengintimidasi dan elegan, namun mereka tak sangka Ayla bisa se-sederhana ini.

Bahkan Ayla tidak masalah mengantri dengan pelanggan lainnya, ia ikut berbaur dengan yang lainnya, tanpa memandang status.

Disaat Ayla tengah mengantri, tahu-tahu seorang karyawannya menyapa seorang pria muda yang usianya sepertinya sepantaran dirinya.

Mr. FragileWhere stories live. Discover now