"Gimana pengiriman kemarin promo? Udah beres?" tanya Ayla pada salah seorang karyawannya.
"Beres Bu. Semua paketnya udah di kemas, pengiriman bertahap sih supaya ga membludak juga di kantor kurir. Kesian juga Bu, kemaren numpuk banget paket orang-orang" ujar karyawannya itu.
Ayla hanya mengangguk-angguk mengerti lalu, berlalu menuju ruangannya.
"Saya nanti mau ada virtual meeting sama orang dari Australia, kamu bisa beliin saya kopi gak? Sekalian beliin yang ukuran satu liter, stok di rumah saya abis soalnya. Semuanya kirim ke sini aja" ujar Ayla pada sekretarisnya.
"Bisa Bu" jawab sekretarisnya yang dengan gerakan cepat memesan pesanan Ayla.
"Mau di siapin apa lagi Bu buat meeting nanti?" tanya sekretarisnya sambil memesan lewat ponselnya.
"Gak usah, itu kan virtual. Di ruangan saya aja bisa, abis makan siang juga" ujar Ayla santai.
Di dalam ruang kerjanya, Ayla mempersiapkan meja kerjanya untuk meeting nanti. Ia mengambil laptopnya dari dalam laci, menyalakannya dan mempersiapkan web cam serta air pods miliknya. Ia juga mempersiapkan iPad miliknya untuk mencatat segala hal penting yang akan di diskusikan nanti ketika meeting.
Ayla mengambil iPad yang masih berada di dalam tasnya itu.
Namun bukannya mengambil iPad, yang Ayla ambil malah sambal kemasan sachet dari Hoka-Hoka Bento.
"Kenapa yang keambil yang ini?" Ayla mengerutkan keningnya ketika melihat sambael kemasan yang ia ambil dari dalam tasnya.
Namun seketika ia teringat kembali dengan pria asing yang ia bantu beberapa hari lalu.
Ayla sebenarnya cukup tertolong dengan makan malam yang dibelikan pria itu untuknya. Ia yang seharian sibuk bekerja jadi tidak lupa untuk makan malam, dan tidak perlu lagi repot-repot menyiapkan makan malam ketika pulang kerja.
"Siapa pun dia, semoga dia baik-baik aja sekarang" ujarnya memasukkan kembali sambal kemasan tersebut dan mengambil iPad miliknya.
Telfon di ruang kerjanya berdering, Ayla menekan pun menekan salah satu tombolnya.
"Bu, ini udah ada semua pesenan Ibu. Yang kopi dibotolan ini saya taro di kulkas pantry ya Bu, nanti kalo misalkan Ibu mau pualng ambil aja di situ" ujar sekretarisnya.
"Sip sip. Makasih ya" uajr Ayla sambil merapihkan meja kerjanya.
Tak lama, sekretarisnya membawakan kopi dalam kemasan gelas pesanannya.
"Okay now, here we go ....."
****
Sebenarnya Ayla tidak ingin berlama-lama menghadiri makan malam ini, namun sejujurnya ia tidak enak dengan teman-temannya yang lain yang sudah meluangkan waktu mereka ditengah kesibukan mereka.
Sekujur tubuhnya sudah rontok karena hari ini ada banyak sekali pekerjaan yang ahrus ia selesaikan, belum lagi dengan beberapa jadwal meeting yang berdekatan dan padat itu.
"Guys, kayaknya udah dulu deh ya. Gue harus balik, susternya anak-anak udah WA nih, pada nyariin" ujar salah seorang temannya.
Seperti mendapatkan pencerahan, Ayla pun menyusun kalimat untuk bisa segera pulang dan beristirahat juga.
"Sama, gue juga nih. Besok ada beberapa meeting" ujar Ayla yang memasukkan barang-barangnya ke dalam tasnya.
"Ibu boss kita yang satu ini sibuk bener kayaknya" ujar salah seorang temannya.
Ayla tertawa mednengarkan ucapan tersebut.
"Ya disyukuri aja hahahaha" timpalnya.
Ayla pun berpamitan pada teman-temannya itu dan langsung berjalan menuju parkiran mobil.
Ketika Ayla tengah berada di eskalator, ia teringat bahwa ia seharusnya mampir sebentar ke supermarket di pusat perbelanjaan tersebut untuk membeli karbol yang habis.
Mumpung masih ingat dan belum terlalu jauh melangkah, Ayla segera memutar balik arah jalannya dan kemudian berjalan menuju supermarket.
Dengan gerakan cepat, Ayla mengambil keranjang belanja, dan mengambil barang yang akan ia beli, lalu melangkah dengna cepat menuju kasir karena sejujurnya ia sangat mat lelah untuk hari ini.
"Nah, untung masih inget!" ujar Ayla berjalan menuju parkiran mobilnya untuk segera pulang.
Ayla memeriksa isi tasnya, memastikan tiket parkir dan kunci mobilnya ada di dalam tasnya dengan aman.
Ketika Ayla keluar dari pusat perbelanjaan menuju parkiran, seorang pria yang berjalan di hadapannya tidak sengaja menjatuhkan dompetnya saat hendak memasukkannya ke dalam kantong celananya.
Buru-buru Ayla mengambilnya dan mengambalikannya ke pria tersebut. Ia menepuk pelan pundak pria yang ada di hadapannya, hingga pria itu memutar tubuhnya.
Deg!
Ayla malah mendapati Farhan yang ada dihadapannya.
"Ini tadi dompet lu jatuh" ujar Ayla dengan nada datar, dengan tangan kanan yang mengulurkan dompet milik Farhan itu.
Farhan mengambil dompetnya dan mengucapkan terima kasih pada Ayla berulang kali.
"Lain kali hati-hati ya" ujar Ayla datar, lalu membungkuk sedikit dan kemudian pergi meninggalkan Fahan.
"Ayla tunggu!" ujar Farhan.
Ayla langsung memutar tubuhnya, dan menghadap ke arah Farhan.
"Kenapa?" tanya Ayla dengan nada datar.
Ia benar-benar tidak mau lagi ebrurusan dengan pria yang ada dihadapannya ini.
"Can I buy you something for ......." belum selesai Farhan mengatakan niatnya, Ayla langsung memotongnya.
"Gak usah" uajr Ayla dengna nad abegitu datar.
Farhan hanya mengangguk-angguk sambi lmenggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Ada lagi?" tanya Ayla.
Farhan menggeleng.
Ayla pun meninggalkan Farhan dan berjalan dengan cepat menuju mobilnya.
Masa bodoh mau Farhan tahu mobilnya yang mana, yang jelas ia tidak ingin sampai pria ini membuntutinya.
Terkesan terlalu ge-er, namun Ayla tahu persis tipe pria seperti apakah Farhan ini untuk urusan wanita.
Begitu sampai di mobilnya, Ayla segera masuk, mengenakan sabuk pengaman, menyalakan mesin mobil dan menancap gas mobilnya meninggalkan parkiran mobil pusat perbelanjaan terebut.
"Kenapa juga gue harus ketemu manusia itu lagi" uajr Ayla sambil membuka minuman kaleng dari dalam kulkasnya itu.
Ia menenggaknya hingga tinggal setengah sambil menyandarkan tubuhnya yang sudah bersih selepas mandi di sofa ruang tamu.
Ayla tersenyum kecil mengingat apa alasanya bisa jatuh ada pria itu.
Walau tidak sampai berpacaran, namun Ayla tahu persis segalanya tentang pria itu.
"Udahlah, dia cuman masa lalu yang gak perlu di inget-inget lagi. Cukup diketawain aja, I used to be that stupid when I'm in love with him"
YOU ARE READING
Mr. Fragile
RomanceCantik. Cerdas. Karier yang gemilang. Sebutkan satu kekurangan dari seorang Ayla?! Tentu saja urusan cinta. Entah mengapa dewi fortuna tidak pernah berpihak padanya untuk urusan cinta. Entah itu dianggap tidak pantas, ditikung teman sendiri, hanya...
