XI

485 28 1
                                        

"Makin hari, makin banyak aja promo buat besok" ujar Ayla ketika baru selesai makan siang di sebuah pusat perbelanjaan.

Banyak sekali toko yang menawarkan berbagai macam promo untuk menarik perhatian pembelinya. Mulai dari  potongan harga, memenangkan voucher, dan produk gratis. 

Ayla belum mau langsung kembali ke kantornya dulu. Ia masih ingin mencari udara sebelum nanti kembali ke kantornya. 

"Enakan ke toko buku, apa ke toko roti?" Ayla menaiki eskalator sambil memilih dua tempat favoritnya itu.

"Toko buku aja deh! Siapa tau ada buku yang bisa gue beli" ujar Ayla yang dengan mantap menginjak lantai begitu eskalator sudah sampai.

Sambil bergumam kecil, Ayla berjalan dan melihat-lihat sekeliling mall. 

Begitu sampai di toko buku tujuannya, Ayla langsung masuk dan melihat-lihat buku yang mungkin saja bisa ia beli.

Bau khas toko buku merasuki indera penciumannya ketika memasuki toko buku. Beberapa buku yang baru datang sibuk dimasukkan ke dalam plastik oleh pramuniaga. 

Tidak banyak pengunjung yang berada di dalam toko buku ini, hanya ada Ayla dan dua atau tiga pengunjung lainnya.

Kedua mata Ayla terpaku pada buku yang sudah lama menjadi incarannya. 

The Essential Rumi 

Ayla ingin rasanya bersorak sorai akhirnya menemukan buku yang selama ini ia idam-idamkan.

Kedua kakinya langsung melangkah menuju rak buku yang menjajakan buku tersebut. Ayla mengambil buku dengan sampul berwarna merah dan putih, dengan ilustrasi seorang pria dan wanita dibawah sebuah pohon.

Buku yang sudah Ayla idamkan sejak duduk dibangku kuliah. Buku yang membuat jiwa puitisnya mulai membuncah.

"Buku idaman dari jaman kuliah ampe sekarang gue udah kerja belom juga kebeli" ujar Ayla yang masih terpana dengan buku tersebut.

Ayla mengambil buku yang tidak tersampul dan membacanya.

"Harus gue beli!" ujarnya dengan yakin. Ayla mengambil buku yang masih tersegel plastik dan melihat harganya.

Dengan langkah pasti, Ayla pun berjalan ke kasir dan membayar buku impiannya itu.


****


"Bu tentang collab kita sama artis yang itu jadi Bu?" tanya seorang karyawannya.

Ayla sibuk membaca impiannya sejak pertama kali membelinya.

"Jadi, kamu atur aja semuanya kayak gimana. Kayak biasa kita collab, nanti selanjutnya baru kabarin saya" ujar Ayla dengan nada serius namun kedua matanya masih terpaku pada halaman buku yang ada di depannya.

Ia menaikkan sedikit kacamatanya yang agak turun itu.

"Buku sebagus ini sayang banget gak gue beli dari dulu!" ujarnya sambil menepuk pahanya sendiri.

"Udah, gue harus berhenti dulu sebentar. Save the best for the last. Saatnya kerja!" Ayla menutup bukunya, menaruhnya di dalam tas, dan menyalakan laptopnya.

Ayla mulai memeriksa rencana collab yang baru saja dikirimkan oleh bawahannya itu.

"Barusan gue perintah, eh udah ada planning semuanya" ujar Ayla puas dengan kinerja karyawannya itu.

Ia memeriksa satu per satu file yang dikirimkan untuk memastikan lagi sesuai dengan yang kemarin mereka bicarakan saat meeting.

Ayla melirik jam digital yang ada di meja kerjanya.

Mr. FragileWhere stories live. Discover now