00

1.7K 219 16
                                    

Epilog

Semenjak kejadian pada hari itu, aku dan Jidan tidak lagi saling mengobrol dan menjadi jarang bertemu satu sama lain. Kami hanya bertemu ataupun mengobrol jika ada hal penting, selebihnya tidak.

Hal yang cukup mengejutkan lainnya yaitu aku dan Gadri memilih untuk menghapuskan status 'sementara' dalam hubungan kami. Yang artinya kami resmi berpacaran.

Aku mulai merasa lebih nyaman bersama Gadri. Dia sangat perhatian kepadaku. Dia selalu ada di sampingku. Dan dia yang berhasil membuatku berhenti menyukai Jidan. Ya, aku bersyukur memiliki Gadri.

Kalian ingat ketika Jidan mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah berpacaran sampai ujian selesai? Ia menepati janjinya. Tidak pernah ada rumor berpacaran yang kudengar mengenai dirinya.

Jujur saja, terkadang aku ingin mengetahui perasaan apa yang Jidan miliki terhadapku selama ini. Pernyataannya pada hari itu masih membuatku bingung. Seandainya kami masih dekat, aku pasti akan bertanya langsung apa maksud dari perkataannya pada waktu itu.

Selain itu, ada satu hal lagi yang perlu diketahui. Entah bagaimana caranya, aku dan Jidan memilih universitas yang sama.

Lain halnya dengan Gadri. Orang tua Gadri menyarankan dirinya untuk memilih universitas di luar negeri. Sedari dulu ia juga telah berniat untuk mendapatkan universitas di negeri lain. Oleh karena itu, sekarang kami berhubungan jarak jauh.

Kembali lagi ke Jidan, aku sempat berpikir bahwa hubunganku dan Jidan akan menjadi canggung. Tapi ternyata tidak. Walaupun beberapa jam kelas kami sama, kami tetap bersikap seperti biasa. Mengobrol seadanya adalah rutinitas kami.

Aku sempat berpikir, 'Apakah perasaan itu akan datang kembali?'

***

--Beberapa bulan kemudian--

"Fei, aku minta maaf. Kita gak bisa lanjut lagi."

Kami saling menatap. Tidak ada satupun dari kami berdua yang berbicara setelah pernyataan Gadri tersebut. Aku sendiri juga bingung untuk menanggapinya.

Beberapa detik kemudian aku tersenyum. "Nggak apa-apa. Aku tau alasan kamu ngelakuin hal ini."

Gadri menggenggam kedua tanganku. Matanya terlihat merasa bersalah. Setelah itu, ia memelukku dengan erat sambil membisikkan kata 'maaf'. Aku menepuk-nepuk punggungnya pelan, mengisyaratkan 'tidak apa-apa' kepadanya.

Ia melepaskan pelukannya. Kini tangannya ia letakkan di kedua bahuku. "Fei, aku benar-benar minta maaf. Hubungan jarak jauh ini benar-benar membuatku tidak nyaman. Aku hanya takut bahwa kita tidak bisa setia-"

"Aku tahu," potongku. "Aku juga memikirkan hal itu. Tidak perlu meminta maaf. Tidak ada yang salah dalam hal ini."

Gadri tersenyum, kini tatapannya terlihat lebih cerah dari yang sebelumnya. Aku pun membalas senyumannya.

Omong-omong, saat ini Gadri sedang berkunjung ke rumahku. Hari ini adalah hari terakhir liburannya. Besok ia akan kembali ke Australia untuk melanjutkan kuliahnya.

"Besok aku sudah harus kembali ke Australia. Aku pamit." Laki-laki berambut ikal itu beranjak dari tempat duduknya, begitu pula denganku yang mengantarnya ke pintu utama.

Sebelum pergi, sekali lagi Gadri memelukku. Aku membalas pelukannya.

"Asal kamu tau, Fei, Jidan juga menyukaimu. Ah! Mungkin sekarang sudah jadi cinta," bisik Gadri.

Terkejut, aku memukul bahunya dengan cukup kuat. Membuatnya meringis kesakitan dan melepaskan pelukannya. "Sakit, Fei!"

"Ya, ya. Sana pergi. Kamu masih harus berkemas, kan?"

Gadri melihatku dengan gemas. "Perkataanku itu benar. Kamu harus menyatakan perasaanmu sekali lagi kepadanya."

Mana mungkin! Hal itu tidak akan pernah terjadi!

"Sana pergi!" Aku mendorongnya yang berada di ujung pintu, membuatnya hampir saja terjatuh.

"Hei!"

Blam.

Aku menutup pintu rumahku dengan keras. Terdengar suara laki-laki itu yang berteriak-teriak memanggilku sambil menggedor-gedor pintu rumahku. Namun, aku tidak menghiraukannya. Aku bisa merasakan napasku yang tidak teratur karena perkataan Gadri mengenai Jidan.

Benarkah Jidan mencintaiku? Apa aku akan mencintainya lagi seperti dulu?

***

a/n

akhirnya SELESAI! lagi dan lagi mau bilang terima kasih untuk kalian yang udah kasih apresiasi ke cerita ini dalam berbagai cara.

dan...

tada!

akan ada sequel dari cerita ini! informasi lebih lanjutnya akan gue kasih tau di pertemuan berikutnya!

dadah!

PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang