08

1.4K 223 19
                                    

Aku sudah melangkah cukup jauh dari tempat Jidan berada. Tapi dia sama sekali tidak bergerak. Aku merasa bahwa ia sedang memperhatikanku.

Aku memilih untuk bersembunyi di balik tembok, sebuah persimpangan. Perlahan, aku melihat Jidan mulai terduduk di lorong sekolah yang gelap tersebut. Ia memeluk kakinya. Lalu mendengus geli entah karena hal apa.

"Maaf, baru sekarang...," ucapnya menggantung.

Memasang kedua kupingku dengan baik-baik, samar-samar aku mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya. Perkataan yang tidak pernah kubayangkan akan keluar dari mulutnya.

"Sekarang... aku sadar kalau aku 'suka'."

The End

***

a/n: terima kasih untuk kalian yang udah baca, vote, dan komen di cerita ini! pokoknya terima kasih untuk orang-orang yang mendukung cerita ini. maaf kalau seandainya ada kesalahan di dalam cerita ini. kalian bisa koreksi gue, tentunya dengan sikap yang sopan :)

masih ada satu chapter penutup, kawan-kawan!

PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang