Sagara menggeleng cepat. Tidak butuh waktu lama baginya menjawab pertanyaan yang irasional itu. "Memangnya ada manusia yang bisa menjalani 24 kehidupan? Bahkan dia hidup lagi setelah mati, itu cukup... mustahil," ungkap Sagara. Tetapi dia mengingat sesuatu. Orang di sampingnya ini mengalaminya.

Resta tak bertanya lagi, karena dia tahu bahwa Sagara tidak akan bisa menjawab pertanyaannya yang lain.

Resta kembali memandang ke luar jendela. Di situasi ini, dia malah penasaran dengan kehidupan pertamanya. Bagaimana sosok dirinya dulu? Begitu banyak kehidupan yang Resta jalani, kepribadiannya pun berubah-ubah menyesuaikan kondisi.

Tapi yang lebih membuatnya penasaran, kenapa kejadian tidak masuk akal terjadi padanya? Dan kenapa hanya dirinya?

"Kita sampai."

Lamunan Resta buyar kala Sagara menepuk pundaknya pelan. Resta mendongak, menatap markas Dandelion yang di halamannya banyak motor terpakir dan berjejer rapi.

Sagara lebih dulu turun, melakukan kebiasaannya— membuka pintu untuk Resta. Resta keluar dari mobil, lantas berjalan lebih dulu disusul Sagara setelah menutup pintu mobil.

"Yo, Resta!"

Kedatangannya disambut dengan seruan heboh dari anggota Dandelion yang ternyata sedang berkumpul. Mereka duduk melingkar di lantai. Setelah sampai di dekat mereka, Resta tahu apa yang sedang mereka mainkan. Itu permainan Uno.

"Ikut main, ngab?" tanya Kenzie tanpa menoleh ke arah Resta. Dia fokus memandang kartu uno-nya.

"Males," jawab Resta. Tetapi ia ikut lesehan di samping Kenzie. "Siapa yang menang?"

"Aku, lah," balas Ciel songong. Kenzie mencebik.

"Kalian sudah selesai mainnya?" tanya Resta lagi.

Kavio mengangguk. Pemuda itu membereskan kartu uno dan memasukkannya ke dalam kotak. "Kenapa? Mau ajak kami jalan-jalan, Tuan Muda?"

Resta terkekeh mendengar itu. "Ide bagus. Bagaimana kalau kita ke taman bermain?"

Ciel dan Kavio saling lirik, Kenzie menepuk dahinya melihat kedua orang itu bertelepati.

"Tentu saja mau! Ayo pergi!" seru Kavio antusias, diikuti Ciel yang sudah berdiri menyambar kunci motornya.

"Pak waketu ikut juga kah?" Kenzie bertanya saat melihat Sagara berdiri kaku di belakang Resta.

Yang ditanya menjawab, "Aku ikut ke mana Resta pergi."

"Yeuuu, dasar manusia paling setia." Entah itu pujian atau hujatan, Sagara mengangkat bahu tak peduli.

Lantas, Resta kembali masuk ke dalam mobil. Dia bosan, makanya mengajak anak-anak yang lain pergi ke taman bermain. Tidak semua anggota Dandelion ikut, mungkin sekitar enam orang yang ikut.

Ciel, Kavio, Kenzie, Bara, Tama dan Roni. Keenam orang itu sudah siap di motor masing-masing, melesat di belakang mobil Resta yang sedang menuju taman bermain.

***

"SETAN! TURUN, WOI! MALU-MALUIN!"

Resta menutup wajahnya dengan t-shirt putih yang ia kenakan. Sedangkan Kenzie sudah mencak-mencak melihat Ciel dan Kavio berlari seperti anak kecil, menaiki perosotan, dan bahkan mengusir anak kecil yang sedang naik ayunan. Kenzie malu, sumpah! Banyak orang tua anak-anak di taman bermain itu menatap mereka aneh.

Dan lagian, kenapa pula Sagara membawa mereka ke taman bermain anak-anak?!

"Katanya mau ke taman bermain," ujar Sagara dengan wajah tak berdosa.

ERROR [END]Where stories live. Discover now