Is

342 37 0
                                    

Yap, lagi-lagi Alfi ngasih judul yang gaje di part ini. Ya sudahlah yah... biarkan saja... disini semua bebas berkarnya (ngeles aja kerjanya)

Hari ini diadakan upacara untuk meresmikan serah terima jabatan OSIS untuk tahun ini. Sebenarnya bisa dibilang ini bukan serah terima jabatan juga. Soalnya sekitar 60% pejabat OSIS nya masih sama.

Sekarang saatnya bagi kepala sekolah untuk memberikan kata sambutan mengenai serah terima jabatan kali ini. Setelah rentetan kata selamat dan isi harapan-harapan kepala sekolah pada OSIS tahun ini yang begitu tinggi, akhirnya kepala sekolah membacakan pengurus inti OSIS tahun ini, "ketua OSIS pada tahun ini masih dipegang oleh Onizuka Aika, kelas 2-A. Wakil ketua OSIS 1, Aimi Guntur, kelas 2-A. Wakil ketua OSIS 2, Ryu Kenichi, kelas 1-B. Sekertaris 1, Rizuki Kirito, kelas 2-B. Sekertaris 2 ... "dan seterusnya kepala sekolah menyebutkan nama-nama petugas inti OSIS tahun ini.

Setelah rentetan kata sambutan dari ketua OSIS dan kedua wakil ketua OSIS, akhirnya upacara kali ini dibubarkan. Dengan perasaan lelah, para murid berjalan menuju ke kelasnya masing-masing.

Tiba-tiba saja, entah datangnya dari mana? Aimi langsung merangkul seorang pria tampan yang tingginya tidak terlalu jauh darinya, "oy!" seru Aimi yang cukup mengagetkannya.

Pria itu menatap Aimi sambil menghela napasnya lega, "astaga... Guntur-san, kau mengagetkanku," keluh pria tersebut.

"Rizuki-kun, ternyata pesonamu bisa kalah dengan anak kelas satu itu ya?" Aimi menatap pria yang sedang dirangkulnya dengan tatapan jahil.

Rizuki yang sudah cukup mengenal Aimi jadi mengerutkan keningnya, ada apa dengan ana ini? Apa dia sedang sakit? Batin Rizuki. Ia menempelkan telapak tangannya di kening Aimi, "tidak panas," gumamnya saat merasakan suhu di kening Aimi sama dengan suhu tangannya.

Aimi menepis tangan Rizuki dengan kesal, "sialan, kau pikir aku sakit jiwa apa!?" omel Aimi yang menyadari kalau Rizuki sedang mengatainya sakit jiwa secara tidak langsung.

"Secara tidak langsung, ya, aku pikir kau sakit jiwa. Soalnya kau itu sedang tersenyum seperti itu," ungkap Rizuki. "Kau baik-baik saja kan?" tanya Rizuki dengan nada sedikit khawatir.

Aimi mencubit pinggang Rizuki cukup keras, hingga pria itu memekik kesakitan, "AW! ITTAI, GUNTUR-SAN!" Rizuki mengusap-usap pinggangnya yang terasa nyeri. Ternyata kalau Aimi mencubit itu sangat sakit ya? Pikirnya.

"Bagaimana perasaanmu? Ketika kalah dari juniormu yang sepertinya kalau dari segi ketampanan, kau cukup kalah telak," ucap Aimi, kali ini wajahnya kembali dingin seperti biasanya. Dan jujur saja, pertanyaan Aimi barusan menusuk tepat di hatinya. Ya, derita punya teman yang kalau ngomong terlalu apa adanya.

"Terserah kau saja Guntur-san, aku mau masuk ke kelas dulu," Rizuki langsung melepas rangkulan Aimi, dan sedikit berlari ke dalam kelas.

Aimi mengerutkan keningnya, "dasar aneh," lalu Aimi juga masuk ke kelas yang berada di sebelah kelas Rizuki.

***

Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, setelah pengurus OSIS inti terbentuk, mereka akan langsung rapat untuk menentukan tugas anggota OSIS lainnya.

"Ayo Aika! Kita harus segera ke sana!" omel Aimi. Sepertinya gadis itu sudah sangat geregetan melihat Aika yang masih sibuk dengan susunan tugas untuk para pengurus yang baru.

Karena sangking kesalnya, Aimi langsung merebut kertas yang sedang ditulisi oleh Aika sejak tadi, lalu berjalan dengan langkah lebar ke luar kelas, "kalau tidak cepat, rapat akan ku mulai tanpa kau!" tegas Aimi. Kali ini gadis itu sepertinya tidak main-main dengan ucapannya.

Dengan kecepatan kilat, Aika langsung memasukkan barang-barangnya secara asal ke dalam tas. Entah karena kecerobohannya atau apa, ia menumpahkan seluruh isi tempat pensilnya. Membuat pulpen, pensil, stabilo, dan berbagai macam alat tulis lainnya (entahlah, authornya sampe bingung mendeskripsikannya bagaimana? Aika terlalu membawa banyak barang di tempat pensilnya. Sampe-sampe author bingung, itu tempat pensil atau tas tambahan? :v)

Love?Where stories live. Discover now