"Jangan tutup mata dulu! Kami sedang memanggil bantuan!"
Usaha Kenzie untuk memperingatkan Resta sia-sia. Pemuda itu sudah kehilangan kesadarannya karena pening yang melanda kepalanya.
Kenzie berdiri, menatap Levi dan anggota Dandelion lainnya. Mulutnya menggertak penuh amarah.
"Kejar mobil tadi, dan bawa sopirnya ke hadapanku!"
Levi dan yang lainnya mengangguk.
"Balaskan dendam Resta!"
"UWOO!!"
Anggota Dandelion berlari membelah kerumunan. Mereka pergi naik ke motor masing-masing, menancap gas dan pergi mengejar mobil yang menabrak Resta.
Levi dan Roni menuntun di depan. "CARI SAMPAI DAPAT! BERPENCAR DAN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN!"
BRUUMM!
"NOMOR PLAT MOBILNYA BD 344 HK!"
"SEDAN PUTIH!"
Semua mengangguk. Mereka berpencar mencari jalan pintas, sedangkan rombongan Levi dan Roni berjalan lurus membelah jalanan yang sepi.
Di tempatnya, Kenzie menggendong Resta dan hendak membawanya ke tempat yang aman.
Ia tersentak saat melihat sekitar enam mobil masuk ke perkarangan arena balap. Mata Kenzie membola melihat siapa yang keluar dari mobil itu.
Mampus. Keluarga Dewantara datang!
"RESTA!"
Sean langsung mengenali jaket yang dikenakan Resta. Itu jaketnya. Gaviel, Gabriel, Xavier dan Sean berlari ke arah Kenzie yang berdiri mematung dengan Resta di gendongannya.
"Brengsek. Apa yang terjadi?!" tanya Sean penuh amarah. Ia bisa melihat darah mengalir dari pelipis Resta yang memejamkan mata.
"I-Itu—"
"Bawa dia ke rumah sakit dulu," timpal Gabriel. Di situasi ini hanya dia yang bisa diandalkan. Karena hanya otaknya yang bekerja. "Marahnya nanti saja."
Kenzie menelan ludah kasar saat Resta di gendongannya direbut paksa oleh Sean. Kini, Resta diambil alih oleh Sean dan dibawa ke dalam mobil.
Gaviel menatap Kenzie dan orang-orang yang diam menyaksikan di belakang pemuda itu. "... Aku akan melaporkan tempat ini."
Penyelenggara acara terkejut bukan main. "P-Pak, kita bisa bicarakan ini—"
"Bicara baik-baik? Setelah acara yang kalian adakan ini hampir merenggut anggota keluarga Dewantara?"
Semua orang hanya bisa menelan protes mentah-mentah. Tak bisa membantah. Namun, sebuah suara terdengar.
"Anggota Dewantara?" Pemuda dengan tatto di tulang selangka nya berjalan menghampiri Gaviel. Pemuda itu— Haikal, menatap mata Gaviel tajam. "Tidak salah, nih? "
Deg.
"Perkenalkan, aku temannya Resta." Haikal menyodorkan tangan dengan senyum miringnya. "Teman yang selalu mendengar keluh kesahnya."
YOU ARE READING
ERROR [END]
Teen FictionAda seorang gadis yang mengutuk pacarnya karena ketahuan selingkuh. Di hari tahun baru, disaat kembang api mengudara ke langit, suara gadis itu terdengar lantang mengatakan, "Aku bersumpah mengutuk dirimu menderita selama 25 kehidupan!" Pemuda itu h...
5 >> ERROR <<
Start from the beginning
![ERROR [END]](https://img.wattpad.com/cover/376563052-64-k551442.jpg)