"Tapi tidak dengan cara—"
"Bau rokok."
Ucapan Sean menghentikan argumen ayah dan anak itu. Semua tatap terarah padanya. "Apa?"
"Aku merasa aneh saat dia masuk ke dalam mansion. Bau rokoknya menguar. Aku mengira Xavier punya nyali dari mana nekat merokok dan menghadap kita, ternyata setelah diteliti, bau rokok itu dari Resta," kata Sean.
"Anak itu... Merokok?" Gaviel bertanya dengan suara pelan. Ia menatap telapak tangannya, memandu tangan itu ke depan hidung dan mencium bau rokok yang sedikit samar.
Semua saling pandang. Xavier menggigit bibir, terlihat ragu-ragu untuk mengutarakan sesuatu. Namun, tubuhnya bergerak tanpa mendengar kata hati.
"Resta menjadi umpan."
"Hah?" Lagi, kepala itu kompak menoleh bersamaan.
"Di mobil tadi..." Xavier mencari kata-kata yang pas untuk menjelaskan ke keluarganya. "Aku bertanya apa alasan dia menghancurkan Dewantara."
Ketiga orang lainnya diam mendengarkan.
"Dia bilang, dia tidak berniat menghancurkan Dewantara. Dia sengaja memberi umpan untuk musuh, agar musuh kembali menyerang kita. Saat musuh menyerang kita, kita bisa memberi perangkap dan menangkap musuh itu. Selama ini musuh Dewantara bergerak dengan sembunyi-sembunyi. Jika kita berhasil menangkap mereka, kita tahu siapa saja yang membenci keluarga kita." Ada jeda di ruangan itu. "Dan dia bilang, umpan itu ... adalah dirinya sendiri."
Deg.
Mata mereka membola sempurna, tidak menyangka dengan kata yang keluar dari bibir Xavier selanjutnya.
"Itu... rencana dia?" tanya Sean dengan suara pelan, mengusap dagunya.
"Rencana tanpa celah itu?" Suara Gabriel terdengar.
"Dan dia umpannya? Maksudnya, dia rela diculik untuk menarik perhatian musuh? Agar kita... bisa menangkap musuh itu?" Gaviel ikut menyahut.
Xavier menggeram gusar. "Aku tidak tahu. Itu yang dia katakan di mobil tadi."
Gabriel dan Sean saling pandang.
***
Resta melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10. Ponselnya berbunyi tepat saat jarum panjang mengarah ke angka 12. Segera pemuda itu mengangkatnya.
"Di mana aku menjemputmu, bos cilik Resta?"
Suara tengil Kenzie terdengar dari seberang telepon.
"Gerbang barat," jawab Resta, membuka pintu pelan. Pandangannya berpendar ke sekeliling yang gelap, menduga bahwa semua orang sibuk di kamar masing-masing.
"Oho, baik, Pangeran rapunzel. Ksatria ini datang menjemputmu."
Resta mengumpat dalam hati mendengar ucapan Kenzie. Segera ia mematikan ponsel dan jalan mengendap-endap menuruni tangga.
Sampainya di pintu dapur, Resta sedikit mengintip ke arah luar. Melihat dua penjaga yang berdiri di gerbang belakang menghadap belakang, Resta menutup pintu dapur dengan pelan.
Ia berlari tanpa suara, merunduk, bersembunyi di balik bayangan pohon-pohon yang ada di taman belakang. Kembali Resta berhenti, memastikan tidak ada yang menyadari kepergiannya.
YOU ARE READING
ERROR [END]
Teen FictionAda seorang gadis yang mengutuk pacarnya karena ketahuan selingkuh. Di hari tahun baru, disaat kembang api mengudara ke langit, suara gadis itu terdengar lantang mengatakan, "Aku bersumpah mengutuk dirimu menderita selama 25 kehidupan!" Pemuda itu h...
4 >> ERROR <<
Start from the beginning
![ERROR [END]](https://img.wattpad.com/cover/376563052-64-k551442.jpg)