Resta berdiri, menepuk tangan guna menghapus debu yang nyaris tak terlihat.
Aksa memandang Resta ragu. "Tuan Muda..."
"Tidak apa-apa, Aksa. Aku yang akan mengatakan kejadian ini pada ayah nanti." Resta melambai tanpa berbalik ke arah Aksa. Sebelum keluar dari ruangan, Resta menatap teman sekelas yang diam menyaksikan.
"Ah, maaf atas keributan yang aku timbulkan." Resta tersenyum tanpa dosa. "Aku akan menyuruh guru kimia yang lain untuk menggantikan Pak Baron."
Setelahnya, Resta keluar dari kelas, meninggalkan keributan yang ia ciptakan sendiri. Ah, Resta benar-benar membutuhkan rokok di situasi ini untuk menjernihkan pikiran.
***
Resta menghidupkan pemantik api di tangannya, lalu menghisap rokok yang ia dapatkan dari teman gengnya. Saat ini pemuda itu berada di markas kumpul geng Dandelion yang terletak di gedung belakang sekolah yang terbengkalai.
Geng Dandelion adalah geng abal-abal yang Resta ciptakan untuk mengisi hari-harinya yang sepi. Juga sebagai tempat pelariannya jika lagi-lagi keberadaannya di rumah tidak diinginkan oleh anggota keluarga Dewantara.
"Woi, Res. Sejak kapan kau merokok?"
Resta bisa melihat markas itu dipenuhi asap rokok, sesak, tetapi terasa menenangkan. "Sejak sekarang," balasnya acuh, kembali menghisap rokok yang tertaut di jemarinya.
Kenzie mengacak rambut Resta, terkekeh pelan. "Lihat, anak kecil Dandelion sekarang sudah dewasa. Sudah bisa merokok."
Resta mengernyit kesal. "Berhenti memanggilku anak kecil."
Levi menyahut, "Wajahmu mengatakan sebaliknya."
Entah kenapa kata-kata itu terasa deja vu. Benar-benar menyebalkan.
"Oh iya, Resta. Kita dapat tiket buat hadir di arena balapan nanti malam," ucap Kavio. Resta melirik pemuda yang memetik gitar di sudut ruangan.
"Jam?" tanya Resta, menyandarkan punggung ke sofa. Karena gedung itu terbengkalai, anak-anak Dandelion mulai membawa perabotan sesuka hati tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Walau pun ketahuan, mereka memiliki Resta yang akan mengurusnya.
"Sekitar jam 10 atau 11. Itu baru pembukaan, acara balapnya mulai jam 12."
Resta hanya berdehem sebagai jawaban. Rasanya menenangkan saat nikotin itu terasa di mulutnya. Resta memejamkan mata, hendak tidur. Tetapi, orang-orang di gedung terbengkalai itu terkejut mendengar suara gebrakan pintu.
Brak!
Resta terpaksa membuka mata. Derap langkah kaki yang mengarah ke arahnya terdengar. Resta menunduk, melihat sepasang kaki berdiri di depannya, merebut paksa rokok di tangan pemuda itu.
"Apa-apaan, sih?'" Resta mendongak, guna melihat sang pelaku. Saat melihat siapa yang merebut rokoknya, decakan kesal keluar dari bibir Resta.
"Bisakah kau jangan mencampuri urusanku? Bodyguard sepertimu tidak punya wewenang untuk mengatur kehidupanku," ujar Resta, namun nadanya terdengar tajam.
Sagara tak peduli. Ia menjatuhkan rokok itu ke lantai dan menginjaknya. "Menjaga kesehatan Tuan Muda juga bagian dari tugas bodygurad."
YOU ARE READING
ERROR [END]
Teen FictionAda seorang gadis yang mengutuk pacarnya karena ketahuan selingkuh. Di hari tahun baru, disaat kembang api mengudara ke langit, suara gadis itu terdengar lantang mengatakan, "Aku bersumpah mengutuk dirimu menderita selama 25 kehidupan!" Pemuda itu h...
3 >> ERROR <<
Start from the beginning
![ERROR [END]](https://img.wattpad.com/cover/376563052-64-k551442.jpg)