"Anjing!"
Kenzie menatap Bastian tajam. "Enak aja lo ngata-ngatain adek gue."
Sebagai seorang Kakak, Kenzie paling tidak suka kalau adiknya di kata-katain, dihina, dihujat, dijelek-jelekan apalagi sampai dibully. Karena yang boleh melakukan itu semua hanya dirinya.
"Gue ngatain lo."
"Oh."
Kenzie baru konek, langsung menatap Bastian kesal. "Anjing!"
"Telat! Telat! Telattt!" kata Bastian.
Sementara, Xavier menghela napas kecewa saat tak melihat gadis itu datang ke kantin sampai jam istirahat berakhir.
•••
Brak!
Lesya terlonjak kaget mendengar suara pintu loker ditutup dengan sangat kencang di saat dirinya sedang menyimpan baju seragam ke dalam loker miliknya. Kepalanya mundur untuk melihat apa yang terjadi, wajah kesal Naura terpampang jelas dengan napas naik turun.
"GUE KESELLL!!!" pekiknya ketika Lesya sudah membuka mulut ingin bertanya.
Lesya menutup pintu lokernya dan bersandar. "Kenapa?"
Naura menatap Lesya dengan sorot mata kesal yang ingin menangis. "Gue baru beli ikan cupang. Belum ada seminggu udah mati. Gara-gara di kencingin adek gueee!"
"Kok, bisa adek lo ngide kencing di situ?"
"Katanya iseng mau ngasih minum ikan gue. Barang kali abis minum kencing dia langsung tumbuh gede jadi lumba-lumbaaa. HUAAA!!!" Naura beneran nangis seperti anak kecil. Lesya panik melihatnya, menarik tubuh Naura ke dalam dekapannya untuk menenangkan.
"Cup cup cup, nanti kita beli, ya," kata Lesya seperti seorang Ibu yang lagi nenangin anaknya minta sesuatu.
"Warnanya lucu, Sya. Ungu gradasi pink gituuu," ucap Naura memberitau.
"Nanti kita beli yang warnanya sama. Belinya dimana? Mall ada nggak?"
"Pasar kebanyakan," jawab Naura sembari menjauhkan tubuhnya. Mengusap wajahnya yang sembap, seketika dia ngedumel dalam hati bisa-bisa lebay di depan Lesya. Ya, mau gimana lagi. Naura sudah sangat nyaman berteman dengan gadis itu sampai apa pun dia ceritakan. "Tapi, di depan SD juga ada."
"Jadi, mau beli dimana?"
"Depan SD aja sekalian jajan." Naura langsung nyengir setelahnya.
•••
"Lama banget?! Abis ngapain lo berdua?"
Naura mendengus, tak membalas dengan terus berjalan menuju ke pinggir lapangan diikuti Lesya.
Haidar mendelik, mengucek matanya dan beralih menatap Damar yang duduk di sampingnya. "Lo bisa liat gue nggak?"
Damar menatap malas ke arahnya. "Enggak."
"Kalo nggak bisa ngeliat nggak nyaut nggak, sihhh?!"
"Tuh, tau." Damar langsung beranjak dari sana ketika guru olahraga memasuki lapangan dan membunyikan peluit. Menyuruh anak kelas IPA 1 untuk berkumpul pemanasan sebelum dimulainya kegiatan.
Haidar mendengus, ikutan berdiri dan berbaris di paling belakang karena tubuhnya tinggi. Bertepatan di sampingnya itu Naura yang wajahnya sedang merengut sejak pagi.
"Lo kenapa, dah?"
"Kepo!
"Nauraaa!" Pak Rama menegur.
"Haidar nabok pantat saya, Pak!" Kemudian, menatap Haidar kesal. "Pelecehan!"
"Fitnah!" balas Haidar, lalu menatap Pak Rama. "Fitnah, Pak! Depan belakang rata begitu apa yang mau ditabok?"
YOU ARE READING
Dangerous Nerd
Fantasy#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
•| Chapter 24 |•
Start from the beginning
