"Lo yang gantiin baju gue, Hah?!"
"Kalem dulu, anjir! Enggak usah pake teriak-teriak. Entar orang ngiranya kita lagi KDRT," ucap Xavier.
Lesya tak memedulikan hal tersebut. "Siapa yang gantiin baju gue?!"
"Gue."
"Anjing ya lo!"
Bugh!
Lesya memukul wajah Xavier sampai lelaki itu jatuh ke belakang. Xavier tidak bohong kalau tenaga Lesya sangat kuat. Dia sampai mimisan.
Xavier langsung berdiri sebelum Lesya memukulnya lagi. Mengangkat kedua tangannya menahan pergerakan Lesya.
"Stop! Stop! Stop! Gue bacandaaa!"
Lesya berhenti melangkah dengan napas naik-turun. Menatap Xavier tajam.
"Gue becanda doang, Quinnsha ..." ucap Xavier gemas. "Tadi, gue nyuruh pelayan cewek. Soalnya seragam lo basah banget. Lo juga 'kan lagi sakit. Enggak mungkin gue biarin lo tidur pake basah kuyup. Yang ada lo makin sakit."
Lesya berbalik, meninggalkan Xavier. Kembali duduk di kursi meja pantry.
Xavier menghampiri. Meringis kesakitan sambil memegangi wajahnya yang habis ditonjok Lesya. Kembali duduk di samping gadis itu.
"Minum dulu. Mumpung masih anget," ucap Xavier. Tidak marah sama sekali pada Lesya yang telah melukai wajah tampannya.
Lesya melirik, lalu mendengus kesal. Mengambil gelas tersebut dan meminumnya sampai habis.
"Kenapa lo nggak lawan gue?" tanya Lesya.
Xavier yang sedang membersihkan darah di hidungnya menggunakan tisue menoleh sekilas. "Karena lo cewek. Gue nggak pernah ngelawan cewek."
Alis Lesya naik satu. "Walaupun tenaga kita sama?"
Xavier mendengus geli. Melempar tisu bekas darahnya ke dalam tempat sampah. "Tau dari mana lo kalo tenaga kita sama?"
Lesya meletakan gelas di atas meja. Melepaskan soflen yang ternyata masih terpasang. Lalu, menatap Xavier.
"Remember? Seharusnya lo inget karena lo udah tau cari tau tentang gue," ucap Lesya. Menunjukan warna alis netra matanya.
Xavier mengerjap dengan kening berkerut, berusaha mengingat. Sebelum akhirnya matanya membola.
"LO!" teriaknya tanpa sadar. "Lo yang bantuin gue malem itu, anjir?"
Lesya tak menjawab. Dia hanya membuang pandangannya ke arah lain. Membiarkan Xavier yang masih terkejut mengetahui fakta tersebut.
"Kenapa lo bantuin gue waktu itu?" tanya Xavier, menusuk lengan Lesya. "Lo ngeraguin gue nggak bisa ngelawan mereka?"
Lesya menatap malas. "Gue cuman bales kebaikan lo yang udah bawa gue ke UKS."
"Ohhh! Kirain karena lo suka sama gue," balas Xavier percaya diri sambil menyugar rambutnya ke belakang.
Lesya mendecih sinis. "Kenal lo waktu itu aja nggak."
Xavier mendelikan matanya tak percaya. "Lo nggak tau gue? Orang paling ganteng di Aregas lo nggak tau? Semua cewek suka sama gue, anjirrr!"
"Biasa aja!" Lesya mendorong wajah Xavier dengan tangannya saat wajah lelaki itu perlahan maju mendekatinya.
"Kok gue jadi gini, ya?" monolog Xavier aneh sendiri. Kemudian, berdeham menormalkan sikapnya kembali yang dikenal dingin dan cuek sama orang-orang.
Lesya beranjak berdiri. "Gue mau pulang."
"Eh!" Xavier dengan segera menahan. "Gue anterin. Tapi, makan dulu. Udah gue beliin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Nerd
Fantasy#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
•| Chapter 21 |•
Mulai dari awal
