"Ngaca, ye. Ngaca!" balas Daniel kesal.
"Udah, gue ganteng." Balasan Garry semakin membuat Daniel misuh-misuh.
"Oke, buat aksesoris?" lanjut Bastian. Delapan orang yang angkat tangan. Bastian menuliskannya di papan tulis. "Minuman dingin?"
Sisanya angkat tangan. Bastian menuliskannya kembali di papan tulis.
"Oke, jadi kelas kita jualan minuman dingin," ucap Bastian. "Lain kali kalo ada yang ngomong di depan dengerin. Hargain. Jangan sibuk sendiri. Jadi, ketua kelas itu nggak enak. Harus nanggung masalah anak-anak kelas. Ngemban kewajiban."
Anak-anak kelas saling lempar pandang, bisik-bisik membicarakan Hera karena gadis itu sempat berbicara. Namun, tidak ada yang mendengarkan.
Xavier beranjak berdiri. "Sekarang ke lapangan. Sebentar lagi lomba bakalan dimulai."
Semuanya berjalan keluar kelas. Berbondong-bondong pergi ke lapangan. Tidak ada yang berani melawan ucapan Xavier dan Bastian karena backingam mereka sangat berpengaruh di sekolah. Terlebih lagi Kenzie—ketua Black Dragon yang terkenal akan keganasannya.
Xavier, Daniel dan Garry berjalan mendekati Bastian.
"Gue mau nyamperin Hera dulu biar dia kasih ini ke anak OSIS," ucap Bastian yang langsung diangguki ketiga temannya.
"Kita duluan," pamit Xavier. Pergi meninggalkan kelas bersama Daniel dan Garry. Sementara, Bastian harus mencari keberadaan Hera terlebih dahulu.
•••
"LESYA YOK SEMANGAT LESYAAA!!!" teriak Naura paling kencang sampai berdiri menyemangati Lesya.
"KALIAN PASTI BISA! SEMANGAT! AW!" teriak Hujan ikut-ikutan.
"Jangan cuman Lesya doang dong yang disemangatin. Semuanya juga," tegur Riana.
"LESYA! SHEVA! PRIYANKA! SHALU! GIA! CEMUNGUT!!!" teriak Naura, Hujan dan Riana bersamaan.
Naura menatap teman-teman sekelasnya tajam. "Heh! Lo pada ikutan semangatin, dong!"
"Ini udah, anjing! Suara lo aja yang ngeredemin suara kita sampe nggak kedengeran!" sahut Rena tidak kalah galaknya.
"Kurang semangat berarti itu!"
Rena langsung berdiri merasa kesal dengan Naura. "LESYA! GIA! SHALU! PRIYANKA! SHEVA! CEMUNGUT!"
"CEMUNGUT! CEMUNGUT!" Naura berteriak mengomando yel-yel kelas mereka.
"Eaaa! Eaaa!!!"
Di bagian lain, Xavier, Garry dan Daniel baru saja duduk di kursi tribun kelas mereka. Melihat tim basket putri berjalan memasuki lapangan dari arah yang berlawanan. Pertandingan akan dimulai.
Alis Xavier naik satu melihat di antara anak cewek kelas XI IPA 1 yang akan tanding ada Lesya. Berjalan dengan percaya dirinya paling depan. Rambut hitam panjangnya diikat satu tinggi.
"Itu yang anak baru dari IPA 1. Akhir-akhir ini gue sering liat lo bareng dia," ucap Garry sambil menunjuk Lesya yang kini berdiri berhadapan dengan Ayunda anak kelas XII IPS 3—kelasnya Kenzie.
Xavier melirik Garry. "Biasa aja."
Garry memicingkan matanya curiga. "Massa? Waktu tawuran juga lo bawa dia kabur pas tau dicegat anak Hamose."
"Terus gue bakal diem aja anak sekolah kita jadi sandera anak Hamose gitu?" balas Xavier sambil melipat tangannya di depan dada, melirik Garry sewot.
"Ya, nggak juga. Tapi, nggak cuman waktu itu. Itu cewek juga yang buat lo rela-rela angkat bawa ke UKS," tambah Garry membuat Xavier menghela napasnya panjang.
YOU ARE READING
Dangerous Nerd
Fantasy#AREGAS SERIES 2 Lesya yang merupakan seoarang cold girl yang memiliki mata setajam elang dan disegani anak buah Papanya berubah menjadi gadis cupu yang masuk ke dalam sekolah swasta elite dan terkenal di Ibukota untuk mencari tau alasan meninggalny...
•| Chapter 12 |•
Start from the beginning
