what if : letting go

1.6K 82 0
                                        

playlist. Somehow - Day6

Kelas dibubarkan lebih cepat dari jadwal karena dosen pengampu mata kuliah harus mengikuti rapat besar di fakultas. Karena hari ini kelasmu hanya dua, dan kelas yang baru saja dibubarkan merupakan kelas kedua, maka kamu memutuskan untuk segera pulang. Kamu ingin istirahat karena semalam hanya sempat tidur selama empat jam karena mengejar deadline proker.

"Makan dulu nggak?"

Kamu menengok Yujin yang berjalan disampingmu, sebenarnya kamu lapar tapi kamu butuh tempat tidur secepatnya. Matamu sedari tadi merem melek sudah tak sanggup untuk beraktivitas hari ini.

"Nggak deh Jin, gue langsung cabut yah. Dah..." Kamu pun segera meninggalkan Yujin.

Dengan langkah lunglai kamu berjalan menuju parkiran fakultas. Langkahmu sangat pelan dengan mata setengah terpejam, beberapa mahasiswa yang lewat sampai memperhatikanmu yang benar-benar terlihat mengantuk. Ah kamu jadi khawatir bisa bawa motor atau tidak.

"Apa naik ojol aja?" Monolog mu, dalam hati kamu menolak karena tidak ingin meninggalkan motormu diparkiran fakultas, takut jika besok paginya motormu sudah dipretelin.

"Hoaamm."

Kamu sudah tak fokus sebenarnya, ini saja hampir menabrak pilar koridor. Namun sebuah tangan yang terasa hangat lebih dulu menghalangi keningmu sehingga tidak harus terbentur pada pilar koridor.

"Ngantuk banget ya?"

Suara yang terdengar berat namun lembut itu membuat kesadaranmu kembali 100 persen. Rasa kantuk mu hilang seketika, matamu benar-benar terbuka lebar saat ini.

Kamu segera menarik diri, membuat jarak antara kamu dan cowok yang saat ini memberikan senyuman manis padamu.

Kamu berdehem pelan, ingin segera pergi dari sana secepat mungkin, kamu tak ingin berurusan lagi dengannya. "Permisi."

Namun langkahmu yang belum jauh itu segera berhenti, cowok itu menahan lenganmu. Kamu menunduk untuk menatap tangannya yang memegang lenganmu kemudian kamu mendongak menatap wajahnya, tatapanmu memberikan isyarat agar ia segera melepaskan lenganmu. Mengerti, cowok itu segera menarik tangannya.

"Sorry, gue cuma khawatir lo pulang dengan keadaan ngantuk gini. Gue anter ya?"

Keningmu berkerut mendengar itu,"Nggak perlu, gue bisa sendiri."

Kamu kembali menarik langkahmu pergi, kali ini cowok itu mengikutimu, berjalan disamping mu.

"Bahaya (y/n), lo keliatan lagi ngantuk banget tadi."

"Tadi, sekarang udah nggak."

"Gue anter aja, ya?"

"Nggak usah, makasih."

Kamu mempercepat langkahmu, namun cowok yang langkahnya lebih lebar dari mu itu dengan gampang menyeimbangkan langkahmu.

"Jangan keras kepala, bisa?"

"Jangan maksa, bisa Park Jihoon?" Kini kamu berhenti, menatap tepat didepannya.

Kamu sebenarnya sudah tak ingin lagi berurusan dengannya, namun entah kenapa cowok itu selalu berusaha untuk berurusan denganmu. Dengan semua yang telah terjadi diantara kalian, kamu benar-benar tak ingin lagi berurusan dengannya. Selain karena kamu takut ada yang salah paham, kamu takut perasaan itu muncul kembali, karena jujur saja, Jihoon selalu punya ruang dihati mu, sekeras apapun kamu mencoba untuk denial.

What IfМесто, где живут истории. Откройте их для себя