BIG BOY pt. ii

520 45 1
                                    

Hari ini minggu pagi, hari yang tepat untuk bermalas-malasan. Walaupun bangun pagi, kamu banyak menghabiskan pagi mu di tempat tidur bermain ponsel, kamu baru beranjak dari tempat tidur pada pukul 10. Segera menuju dapur untuk mengisi perut yang sudah keroncongan nggak peduli dengan penampilan acak-acakanmu.

Kamu berhenti sejenak di tangga saat mendengar riuh suara yang berasal dari ruang nonton, suara-suara yang hanya terdengar suara cowok. Memelankan langkahmu, kamu mengintip dari balik tembok dan mendapati anak-anak lagi ngumpul. Kamu lihat disofa ada kakak mu, Hyunsuk bermain PS dengan Haruto nggak jauh dari mereka ada Jeongwoo yang berusaha menyusun lego terbaru Hyunsuk, ada juga Jihoon yang sibuk dengan ponselnya. Kamu menghela napas legah saat nggak menemukan eksistensi Junghwan diantara mereka.

Kamu... takut ketemu Junghwan. Bukan takut yang gimana-gimana tapi coba bayangin bocil yang selalu kamu anggap bocil kematian, tiba-tiba perlakuin kamu selembut dan se-gentle itu? Kamu nggak tahu harus bagaimana didepan Junghwan, salting setengah mampus. Apalagi sejak malam itu kamu mendapat chat dari Jeongwoo yang mengatakan bahwa Junghwan suka sama kamu dan itu sudah berlangsung lama.

Dengan santai kamu melangkah menuju dapur melewati mereka, hanya Jihoon dan Jeongwoo yang atensinya tertarik atas kehadiranmu.

"Buset kak gue kirain ODGJ masuk rumah bang Hyunsuk." Kata Jeongwoo.

Kamu mencibir pada cowok manis itu, berhenti dibelakang sofa panjang nggak jauh dari mereka dan mengangkat tanganmu keudara seakan ingin menonjok Jeongwoo.

"Tapi tetep cantik kok." Kalo ini Jihoon yang ngomong, kamu lagi-lagi mencibir mendengar itu. "Nggak usah ngejek." Balasmu.

Kalau habis mandi dan dandan kamu mungkin akan mengucapkan terima kasih atas pujian Jihoon tapi saat ini dengan muka bantal dan rambut yang kamu cepol asal-asalan, kaos oversized punya Hyunsuk yang kamu ambil asal dari lemarinya dan celana pajamas motif polkadot membuat pujian Jihoon seakan terdenhar sebagai ejekan.

"Kak, mama sama papa mana?" Tanya mu saat menyadari nggak mendapati kehadiran orang tuamu yang biasanya selalu bersantai di meja makan setiap minggu pagi menjelang siang.

"Ke rumah nenek." Jawab Hyunsuk sekenanya, ia sedang fokus pada layar televisi.

Kamu mengangguk sebagai balasan atas jawaban Hyunsuk. Baru ingin memasuki dapur kamu memutar tubuhmu ke kamar mandi yang terletak dibawah tangga, ingin menuntaskan hajat yang tiba-tiba. Terburu-buru kamu membuka pintu kamar mandi bersamaan dengan pintu yang ditarik dari dalam, kamu mendongak terkejut mendapati siapa yang sedang berdiri didepanmu.

Orang yang sedang nggak ingin kamu temui, kini berdiri didepanmu. Kamu hanya bisa berdiri mematung menatap nya sementara dia tampak bingung kenapa kamu seperti orang yang baru saja melihat penampakan. Kamu pucat :)

Junghwan maju membuat kamu rerfleks mundur, cowok itu semakin bingung dengan tingkahmu. Ia kemudian menyentuh kening mu menggunakan telapak tangannya dan berkata. "Kenapa kak, lo sakit?"

Kamu hanya bisa menggeleng cepat, sangat cepat sampai Junghwan takut kepalamu akan copot. Cowok itu memegang kepalamu dengan kedua tangannya agar berhenti menggeleng dan benar kamu kemudian diam kaku. Tubuhmu rasanya panas saat itu, kepalamu berat dan kakimu rasanya dingin. Parahnya, kamu merasakan kupu-kupu diperutmu. Kepalamu dengan otomatis memutar kembali kenangan beberapa hari yang lalu, malam kamu baru saja tiba di Indonesia dan menghadiri pesta Junghwan, dimana cowok itu bersikap manis kepadamu.

"Lo pucat kak, beneran baik-baik aja?"

Kamu mengangguk mantap tapi Junghwan menatap mu ragu. Telapak tangannya kini menyentuh tanganmu yang dingin karena deg-degan, merasakan suhu tanganmu yang nggak normal Junghwan kembali memastikan keadaanmu.

What IfHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin