R! - Bagian 9

71 5 1
                                    

Rei menarik rem tangannya. X-Trail hitamnya sudah terparkir dengan sangat strategis di depan salah satu butik ternama di Bandung.

"Yuk turun."

Kieara melirik setelan sweater dan jogger pants nya lalu meringis.

"Baki! Ngapain mesem mesem sih? Ayo turun." Rei melongokkan kepalanya ke dalam mobil.

"Saya minder mas kalo masuk ke dalem pake setelan jogging begini.."

Rei mengerlingkan matanya gemas. Pria itu menutup pintu mobil lalu berlari mengelilingi mobil menuju pintu depan bagian kiri mobilnya.

"Turun atau saya gendong kamu ke dalem." Tanya Rei tajam. Kieara meneguk ludahnya sebelum akhirnya menghela nafas pasrah.

Dengan sigap Rei membukakan pintu dan membiarkan Kieara keluar dengan wajah lesunya.

Tatapan sinis langsung diterima Kieara sejak pertama kali Rei membukakan pintu butik untuknya. Dengan berat hati, gadis itu menundukan kepalanya sampai sebuah tangan besar menggenggam jemarinya.

"Jangan nunduk. Mereka semua cuma iri sama kamu yang bisa masuk ke butik ini sama saya,"

Kieara mengangkat kepalanya. Rei sedang menatapnya dengan senyuman mautnya. Dengan gemas, Rei mengacak rambut Kieara pelan.

Kieara dapat merasakan dengan jelas jantungnya berloncatan dengan girang sampai teriakan melengking memekakkan telinganya.

"REINDRA MAHAGA! STOP BIKIN PENGUNJUNG BUTIK AKU ENVY SAMA KELAKUAN KAMU YA!!"

Seorang wanita berbalut kemeja pink tanpa lengan dengan scraf putih melilit lehernya yang jenjang, menghentak hentakkan kakinya sambil berkacak pinggang.

Rei tertawa pelan. Masih dengan jemari Kieara di genggamannya, Rei memeluk gadis tadi dan mencium keningnya sekilas.

"Dasar playboy cap pantat kambing!"

Rei menarik Kieara ke dalam rangkulannya lalu mengikuti gadis tadi yang berjalan cepat menaiki tangga super mewah di tengah ruangan.

"Demi Tuhan, Rei. Ini masih jam sebelas dan kamu udah bikin pengunjung aku ngiler."

"Bukan salahku dong? Aku kan juga pengunjung. Bisa nggak kamu menghormati aku sama dengan mereka?"

Rei menunjuk pengunjung lainnya di lantai bawah dengan lirikan matanya.

"Buat kamu? Jelas enggak."

Rei tertawa lagi. Kieara terpana. Gadis di depannya mudah sekali membuat es abadi di dalam diri Rei mencair.

"Aku mau beli gaun. Kalo kamu nggak bisa hormati wanita-ku. Lebih baik price-tag nya di copot aja. Karena aku nggak mau bayar."

Kieara menyikut pinggang Rei kesal. Bisa bisanya pria ini mengaku kalau dia adalah wanitanya.

"FINE! Halloo. Aku Elle. Salam kenal..."

"Kieara."

"Salam kenal Kieara. Maaf kalo sepupuku bikin kamu gila ya. Dia emang begitu," Elle melirik Rei tajam.

"Aku denger loh, El. Bersikap baik atau copot price-tag?"

"HHH!! Ayo, Kieara. Kita cari gaun yang pas buat kamu." Elle menggiring Kieara ke jejeran gaun malam di balkon berbentuk lingkaran itu.

"Udah lama pacaran sama Rei?" Tanya Elle tanpa menatap Kieara yang terbengong bengong depan pertanyaan yang dilontarkan gadis cantik dihadapannya.

"Kita nggak pacaran..."

R!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant