R! - Bagian 4

85 8 1
                                    

"Wahhh... Baki jago masak ya." Kata Rian sambil terus memasukan spagetti dengan ekstra keju ke dalam mulutnya.

What? Baki? Emang gue nampan apa....

Rasha mengangguk setuju.

"Iyaa. Akhirnya kita ganti menu ya, Mas. Aku bosen tiap makan kalo nggak nasi padang, sate padang, ya nasi goreng yang lewat,"

Kieara tersenyum senang melihat kedua majikan kecilnya menyantap spagetti buatannya.

"Riyu bobo mba?" Tanya Rasha.

"Iya. Tadi mbak liat gerahamnya udah mulai muncul, kasian jadi agak panas badannya."

Rian dan Rasha hanya mengangguk anggukan kepalanya sambil terus melahap spagettinya.

Parammpaa...parammpaa...

Kieara merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel keluaran terbarunya.

Denisso Pratama calling...

"Mbak angkat telfon dulu ya."

Rasha menganggukan kepalanya. Membiarkan kieara menyingkir ke dapur.

"Halo?"

"Kamu dimana? Kok lama banget angkat telfon dari aku?"

"Aku lagi di... di rumah temen. Kenapa?"

"Nggak apa apa. Yaudah aku balik kerja lagi ya."

Tut...tut...tut...

Lah buang buang pulsa aja deh.

Kieara menghembuskan nafas lega. Dia tidak ingin Denis sampi tau kalau dia bekerja untuk mengganti uang yang sudah diberikannya untuk membantu perawatan ibu Kieara.

"Siapa mba?"

"Ehm... itu temen mba tadi."

-----------------------------------------------------------------

"Mba pasang barney ya? Riyu duduk disini sama mas Rian sama mba Sha."

Kieara mendudukan Riyu diantara Rian dan Rasha yang bergelung dengan novel tebal di dekapannya.

"Assalamualaikum..."

"Kumthalaaam. Mas Reiiii..."

Riyu turun dari sofa, berlari menuju Rei dan memeluk Rei yang berjongkok di depan pintu.

"Riyu tambah tinggi yaa." Rei menepuk nepuk kepala Riyu lalu menggandengnya menuju ruang keluarga.

"Rezka udah pulang?"

"Tadi dia telfon katanya mau nginep di rumah Randy sampe hari minggu." Kata Rian tanpa mengangkat pandangannya dari novel yang dibacanya.

"Udah pada makan?" Tanya Rei lagi.

Ketiga adiknya itu menggelengkan kepalanya dengan kompak.

"Kita nunggu mas Rei dulu. Tapi Baki udah masak gurame saus padang tadi," kata Rasha.

Rei mengangguk anggukan kepalanya. Matanya melirik Kieara yang masih sibuk memasang dvd barney di tv.

"Kieara, kamu ngapain?"

"Ehm Pak, ini tadi saya mau pasang barney. Tapi kayanya dvd nya rusak ya..." kata Kieara canggung.

Rei mendekat lalu melongokan kepalanya ke kolong dvd. wah iya rusak... kerjaan Riyu nih pasti.

Pria itu mengangkat kepalanya dan...

DUKK!

"Adow!" pekik Rei tertahan

Kieara dengan sigap menyentuh kepala Rei yang terkantuk ujung meja lalu mengelusnya pelan.

"Aduh pak, hati hati.." kata Kieara spontan.

Rei tersenyum miring, "Iya. Makasih ya,"

Kieara melepaskan tangannya yng msih menempel di kepala Rei lalu tersenyum canggung.

"Mas mandi dulu, abis itu kita solat isya bareng terus makan."

"Kalau begitu saya pulang ya, pak." Kieara berjalan menuju dapur tempatnya menaruh tas.

"Kamu boleh pulang setelah makan malam." Kata Rei tegas.

-----------------------------------------------------------------

Dan disinilah Kieara. Terjebak ditengah suasanya makan malam yang super duper ramai.

Resha sibuk menceritakan teman teman sekelasnya yang akan mengadakan study tour ke Bandung dua hari lagi.

"Aduhhhh aku nggak bisa bayangin gimana serunya nanti massss." Kata Rasha gemas.

"Yah rumah sepi dong... Kamu tega ninggalin mas malem mingguan berdua doang sama mas Rei, Re?" Rian memasang wajah sedihnya.

"Kan ada Riyu nanti mas. Jangan mellow deh!"

Diam diam Rei melirik Kieara yang menyantap masakannya diam.

"Hari sabtu minggu Riyu dijemput bude Rita nginep di puncak. Kamu ikut gih," kata Rei.

"Bude Rita? Ada Gadis dong? Oke fix aku ikut."

"Yeee pas dibilang bude Rita aja sedihnya ilang." Kata Rasha mencibir.

"Mas Rei nggak ikut ke bude Rita?"

"Enggak. Hari minggu pagi mas mau ketemu klien. Mas disini aja jagain rumah,"

"Yaampun masss hari minggu masih ngurusin klien? Kapan sih ada liburnya?" Rasha menggeleng gelengkan kepalanya.

Rei tertawa melihat kelakuan adik perempun satu satunya.

"Udah malem mas, pulangin Baki gih." Kata Rian. "Ah masa sih? Perasaan masih sore." Rei mengangkat pundaknya acuh.

"Mas jangan iseng deh. Hari pertama Baki kerja nih. Nanti Baki nggak mau kerja disini lagi," Rasha melotot galak.

"Uwowww oke oke bos. Yuk, Kie. Saya anter kamu pulang. Tunggu saya ganti celana dulu," kata Rei sambil tergesa menuju kamarnya.

"Engh... nggak usah pak, saya bisa pulang sendiri."

Namun usaha Kieara sia sia, Rei sudah kembali dengan celana kargo berwarna khaki dan kunci mobil di tangannya.

"Langsung bawa Riyu bobo ya, Sha. Dan jangan lupa kunci pintu depan,"

Kieara menghembuskan nafas pasrah. Untung aja ganteng... kalo nggak diturutin sayang juga sih...

"Baki! Kok diem? Ayo berangkat!"

Astaga! Rei udah terkontaminasi sama adek adeknya buat panggil gue baki!! Siyaaaallll

-----------------------------------------------------------------

R!Where stories live. Discover now