R! - Bagian 5

74 6 0
                                    

Pria itu meletakkan pulpennya asal. Waktu menunjukkan pukul enam lewat tujuh menit. Seharusnya ia sudah bisa duduk leyeh leyeh bersama keempat adiknya di rumah.

Oh! Dan Kieara tentunya...

Tapi kenyataannya, Rei masih bergelung dengan berkas berkas yang harus di tanda tanganinya.

Dalam diam, pria itu merapikan berkas berkasnya ke dalam tas dan meninggalkan ruangannya itu.

"Pulang, Di. Udah mau malem," kata Rei. Dianda mengangkat pandangannya dari layar komputer sebentar, kemudian menatap komputernya itu lagi dengan serius.

"Ntar dulu, bentar lagi juga Tyo dateng." Diandra menuliskan sesuatu pada kertas post it di hadapannya.

"Gimana?" Tanya Diandra yang disambut kerutan di kening Rei.

"Gimana apanya?"

"Kieara. Cocok nggak sama adek adek lo di rumah?"

Rei terdiam. Menurut penglihatannya sejauh ini, keempat adiknya bisa menerima kehadiran Kieara dengan baik.

"So far sih masih baik. Cuma kayaknya Riyu agak susah deh. Lo tau lah gimana susahnya Riyu deket sama orang?"

Diandra mengangguk anggukan kepalanya. "Gue yakin Kieara nggak bakal ngecewain lo dengan kinerja yang dia punya,"

"Semoga aja,"

"Besok meeting sama Pak Gunawan di ruangannya. Ngomongin masalah tender kemaren,"

Rei mengibaskan tangannya, "Ya ya, lo atur aja. Yaudah. Duluan ya, Di. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam..."

-----------------------------------------------------------------

Rei mengetuk ngetukan stir di hadapannya. Meruntuk jalanan yang membuatnya harus menginjak rem lebih lama karena kemacetannya.

Kieara bisa masak nggak ya? Dia kasih makan anak anak nggak ya?

Rei meringis memikirkan kemungkinan adik adiknya sedang berjejer seperti sarden di atas karpet sambil memegangi perutnya karena kelaparan.

Ah nggak mungkin. Kalopun Kieara nggak bisa masak, mereka harusnya bisa beli makanan kan?

Memasuki komplek perumahannya yang dikelilingi rumah rumah mewah, Rei menambah kecepatannya.

Dengan gesit, pria itu keluar dari X-Trail hitamnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Mba pasang barney ya? Riyu duduk disitu sama Mas Rian sama Mba Sha,"

Dilihatnya Kieara sedang berjongkok di depan TV sambil memegang benda mengkilap ditangannya sedang Rasha dan Rian duduk mengapit Riyu yang duduk dengan tenang di atas sofa.

Tunggu sebentar. Duduk dengan TENANG?

Rei bisa masuk ke dalam rumah tanpa disambut tangisan Riyu atau teriakan Rasha, adalah kejadian langka yang hanya bisa dihitung oleh jari tangan kanan setiap insan di muka bumi ini.

Dan hari ini, Rei melewatkannya.

Kieara berjongkok di depan tv, berusaha menyalakan dvd player yang sudah berbulan bulan tidak digunakan.

"Assalamualaikum,"

"Kumthalaaamm... Mas Reiiiiiii..." Riyu menolehkan kepalanya cepat sambil tersenyum lebar.

Dengan kakinya yang gempal, Riyu berlari menuju Rei dan memeluknya cepat.

"Riyu tambah tinggi yaa,"

R!Where stories live. Discover now