Chapter 11

226 24 0
                                    

Aku bersandar dibalik pohon besar itu, mencoba memutar otak kosongku yang sekarang telah dipenuhi oleh berjuta pertanyaan yang sepertinya tak mungkin kutemukan jawabannya tanpa bertanya langsung pada salah satu dari mereka.

Bagaimana ini? Bahkan sekarang otakku mulai memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika aku hanya berdiam diri seperti ini.

Haruskah aku melompat keluar dari balik pohon dan berlagak seolah sedang menangkap basah dua orang pencuri? Tidak! Itu adalah solusi terbodoh, bagaimana kalau mereka ternyata bekerja sama, akankah mereka menyakitiku atau membawaku pergi?

Satu hal yang sangat mengganjal diotakku sekarang, apakah semua cerita Jade tentang Ammournest dan kaum Fortlyn itu bohong? Oh, betapa bodohnya diriku.

Tiba - tiba kepalaku berdenyut - denyut membuat pandanganku sedikit kabur. Aku pun terduduk dengan lemas ditanah sambil memijat pelan kepalaku yang rasanya mau pecah. Aku mencoba mengatur napas dan menenangkan diriku agar bisa berpikir lebih jernih.

Setelah beberapa menit memejamkan mata, aku baru menyadari bahwa suara mereka tak terdengar lagi. Aku berdiri, kemudian mengintip dari balik pohon, mereka sudah pergi entah kemana.

Aku menghela napas dengan kasar lalu melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Aku mengusap wajahku yang mungkin terlihat sangat berantakan karena frustasi. Aku pun melangkahkan kaki pulang kerumah.

Criitttt!! Terdengar deritan seperti suara tikus terjepit saat aku membuka pintu.

"Oh, shit." umpatku dengan kesal "Untunglah mom tidak bangun."

Aku menutup pintu kemudian berjinjit pelan menaiki tangga. Setelah sampai dilantai atas, aku segera memasuki kamar dengan langkah gontai dan menghempaskan diri diatas kasur.

Aku menatap kosong kearah langit - langit kamarku, tapi kemudian mataku melotot kaget saat menyadari ada suara dengkuran dikamarku. Aku menoleh dan mendapati seekor anjing sedang tertidur dilantai "Jade??" gumamku.

Entah kenapa kehadirannya sekarang membuatku takut, rasanya darah berdesir mengalir dengan deras didalam tubuhku. Mulai sekarang aku harus selalu waspada jika ia berada didekatku.

Aku bahkan tidak berani bergerak sesenti pun, kalau - kalau akan membuat Jade terbangun. Aku takut ia menyakitiku. Siapa kau sebenarnya, Jade?

@@@

Cahaya matahari pagi memaksa masuk lewat celah gorden kamarku, mendobrak dan menghamburkan partikel - partikel hangatnya tepat diwajahku. Jika kalian pikir cahaya itu membangunkanku, kalian salah karena semalaman aku tidak tidur, mataku tak mau barang sedetikpun mengalihkan pandangannya dari anjing Dalmatian yang sekarang masih tertidur pulas itu.

Kupikir jika aku tidur dan terbangun pagi ini, aku akan melupakan kejadian semalam, tapi tidak. Aku bahkan tidak tidur sama sekali, aku terlalu lemah dan takut. Ya, aku sangat takut.

Tok.tok.tok

Suara ketukan dipintu kamar yang tiba - tiba, membuatku terlonjak kaget.

"El, kau sudah bangun?" tanya mom dari balik pintu.

"Ya, mom aku akan turun sebentar lagi." jawabku dengan suara parau.

"Ada apa dengan suaramu? Apa kau sedang sakit?"

Aku berdeham agar suaraku terdengar senormal mungkin "Tidak mom, aku baik - baik saja."

"Kau yakin? Jika sakit jangan paksakan dirimu untuk kesekolah."

Aku turun dari kasurku lalu berjinjit pelan ketika meliwati Jade.

Diary of The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang