Bab 12 Tidak sanggup menahan birahi 🔞

1.4K 12 0
                                    

"Sebagai orang yang ditugaskan dibagian room division manager, Alana diminta memegang divisi house keeping sebagai supervisor house keeping, nantinya Alana yang akan mengawasi segala pekerjaan para petugas house keeping, karena itulah HRD mengumpulkan para petugas house keeping untuk berkumpul sejenak didalam salah satu ruangan untuk memperkenalkan Alana secara resmi.

"Para petugas house keeping pun mulai berdiri tegap membentuk beberapa barisan untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh HRD! Amora pun masuk paling terkahir, tanpa melihat siapa yang berdiri didepan sana bersama HRD, Amora langsung masuk ke barisan paling belakang, sedangkan Alana dapat Dengan .

"Oke semuanya sudah berkumpul? Saya mohon perhatiannya!" ujar HRD. Amora akhirnya melihat kearah depan dan mendapati wajah yang tak asing lagi di hidupnya.

"Kak Alana," gumam Amora.

Alana sedikit tersenyum melihat Amora memakai pakaian house keeping, karena itu artinya Amora akan berada dibawah kekuasaannya. Tidak disangka adiknya yang dulu dengan sombongnya pergi meninggalkan rumah ternyata bekerja dibawah kekuasaannya.

HRD pun menjelaskan jika Alana adalah super visor house keeping baru mulai hari ini, karena itu jika terdapat masalah mereka dapat memberitahukan itu pada Alana! Setelah HRD selesai memperkenalkan Alana pada para house keeping, mereka membubarkan diri. semua!!

"Alana pun berjalan mendekati Amora yang hendak membersihkan salah satu kamar.

"Aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu denganmu disini, ternyata hidupmu masih sama seperti dulu!"

"Aku juga tidak menyangka, ternyata hidupmu sekarang sudah berubah bisa bekerja dengan jabatan itu berkat menjualku dulu,"

"Amora!" dengan nada tinggi.

"Kenapa? Apa aku salah?" tanya Amora.

"Ibu memintaku untuk mencarimu, dia ingin kau tingggal ditempat kami sekarang tinggal,"

"Untuk apa? Untuk bisa menjual tubuhku lagi dan kau bisa memiliki masa depan yang cerah?"

"Amora tutup mulutmu!" kata Alana.

"Disaat keduanya saling berhadapan dengan tatapan sama-sama penuh rasa marah, Don berjalan tepat didepan keduanya. Amora dan Alana yang menyadari kehadiran Don, langsung mencoba bersikap biasa saja.

"Kau, aku ingin kau ikut aku!" kata Don sambil menunjuk Amora.

"Maaf Tuan, tapi aku harus membersihkan kamar dulu!"

"Kau membangkangku? Lima menit, aku tunggu di ruangan ku,"

"Baik Tuan!"

"Don sama sekali tidak mempedulikan kehadiran Alana yang saat itu menatap dirinya, setelah memberikan perintah pada Amora, Don kemudian pergi kembali ke ruangan kerjanya.

"Aku pergi dulu," kata Amora.

"Jangan biarkan semua orang tau kita
adalah saudara!" kata Alana.

"Itu tidak mungkin terjadi, aku bahkan sudah lupa masih memiliki saudara,"

"Mendengar ucapan Amora membuat Alana semakin kesal, apalagi melihat sikap Don terhadap Amora yang terlihat sudah akrab satu sama lain, sedangkan sikap Don kepada dirinya sangat acuh dan tidak pernah berkata sepatah kata pun.

Amora sampai didalam ruangan kerja Don, Amora pun hanya berdiri saja tanpa bicara atau melakukan sesuatu, karena memang Amora belum diberikan perintah oleh Don. Melihat Amora hanya berdiam diri terus, Don pun menghampiri Amora.

"Apa kau akan tetap berdiri disitu sampai kiamat?"

"Maaf Tuan, tapi anda belum memberikan saya perintah apapun jadi saya hanya bisa berdiri seperti ini,"

Malam Panas Bersama Mafia dingin Donde viven las historias. Descúbrelo ahora