8. Crap!

29 3 4
                                    

—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo semalem nongkrong, Ya?"

Aku melirik Seta singkat sebelum menggumam sebagai jawaban. Mataku kembali fokus ke layar laptop untuk merekap beberapa hal terkait dengan kegiatan Seta selama satu bulan terakhir. Meski ini masih pertengahan bulan dan tidak ada kewajiban khusus bagiku membuat laporan mendetail, aku sudah terbiasa untuk merekap semua itu dalam satu laporan utuh sebagai bentuk pertanggungjawabanku kepada Seta dan label. Terima kasih pada sifat perfeksionis ini yang membuatku selalu ingin memastikan segala sesuatunya berjalan lancar di bawah kendaliku.

"Nongkrong di mana, Ya?"

"Kelapa Gading," jawabku tanpa mengalihkan tatapan dari layar laptop.

"Sama siapa?"

"Sama-" Ucapanku terhenti, begitu pula tanganku yang sedari tadi sibuk mengetik. Aku menoleh pada Seta. Kali ini menatap cowok itu sepenuhnya dengan kening berkerut. "Kenapa lo harus tahu?"

"Kenapa gue nggak boleh tahu?" tanya Seta balik. "Lo jalan sama siapa semalem?"

"Temen."

"Ya, siapa? Tari? Aurel? Temen lo, kan, temen gue semua, Ya."

"Lo, mah, tukang bubur depan apart juga dijadiin temen."

"Justru itu. Harusnya gue kenal sama temen lo ini." Seta bersikeras. "Jadi, siapa?"

"Kepo."

"Eh, serius. Lo jalan sama siapa semalem?"

"Sensus lo?"

"Yeee, ditanya bener-bener." Seta mendorong lenganku hingga aku agak terhuyung dari kursi tempatku duduk. "Ini serius lo main rahasia-rahasiaan sama gue?"

"Orang gue cuma main sama temen, Ta. Kepo banget segala ditanya-tanya," gerutuku sebal. "Lagian lo tahu dari mana gue jalan semalem?"

"Lo upload instastory kalau lo pikun, ya. Si Apoy juga tahu kalau semalem lo habis nongki. Iya nggak, Poy?"

Apoy yang baru saja masuk ke ruangan sembari menenteng plastik berisi kopi dan makanan ringan itu pun berkerut kening. Sama sekali tidak memahami maksud ucapan Seta. "Iya apaan, Bang?"

"Lo lihat instastory-nya Yaya, kan?"

"Oh, itu." Apoy manggut-manggut seraya berjalan mendekat. Ia meletakkan bawaannya di atas meja dan mulai membongkar isinya sembari bicara. "Lihat. Lo habis jalan sama siapa, Mbak?"

Aku langsung memutar mata. Tidak habis pikir dengan dua lelaki ini. Aku memang mengunggah instastory berupa foto coffee shop tempat aku nongkrong dengan Drew semalam setelah mengudap makanan laut. Tapi aku tidak menyangka bahwa unggahan itu ternyata mampu membuat dua lelaki ini penasaran sampai-sampai menginterogasiku seperti ini. Memangnya aneh, ya, jika aku mengunggah foto kafe tampatku nongkrong? Semua orang juga melakukan hal itu dan tidak ada yang bertanya macam-macam.

Semesta RaiaWhere stories live. Discover now