39.

28 2 0
                                    

Happy Reading 🪐
.
.
.
.
.

Tak terasa hari begitu cepat berlalu, hari ini zyva diperbolehkan untuk pulang karena kondisinya yang sudah stabil. Namun bukan berarti dirinya akan bebas berulah karena pasti akan disuruh istirahat oleh abangnya, el dan orang tuanya, clara? ah gadis itu hanya menonton karena dia tau kakaknya tidak selemah itu.

'Belum tau aja kelakuan kakak monyet gw' batinnya tersenyum miring.

Zyva yang selalu berada dikamar pun merasa bosan, sampai kapan dia harus terkurung gini. Seketika dia rindu mencuri jambu dirumah pak RT walaupun karena hal itu raga aslinya harus isdet tapi dia ikhlas karena akhirnya bisa menemukan kembarannya yang selama ini disembunyikan.

Jika saja keluarga ini menempati rumah ah tidak mansion mereka yang dulu mungkin rindunya bisa sedikit terpenuhi.

"Yuhuuu kakak, adekmu yang cantik imut plus menggemaskan telah sampai tolong beri sambutan" zyva menatap malas perempuan didepannya, Gw harus beli obat buat ni anak mana tau miring.

"Mau apa hah?"

"Ck santai aja gw nggak mau malak, emm gw minta nomor raka sama alan dong" mendengar permintaan sang adek membuatnya memicingkan mata.

"Lo-lo suka ama mereka, OMG ADEK GW NORMAL TERNYATA " pekik zyva girang akhirnya adeknya ini punya gebetan, sempat dirinya ber 'positifthinking'.

"Dihh nggak ya dan tadi lo bilang apa? gw ngga normal heh?" desis clara pada sang kakak enak saja dirinya dibilang ngga normal, gini-gini dia masih suka jantan tau. Kakinya perlahan beranjak untuk duduk dikasur samping tempat kakaknya berada.

"Pupus sudah harapan" gumam zyva dengan muka yang dibuat se-menyedihkan mungkin.

"Ck, gausah drama muka lo jelek!" clara menatap malas kakaknya yang sedang berpura pura sedih dengan wajah dibuat buat, "Hikss kok kamu jahat sih pftt bwahahah" nah kan keluar pula khodamnya.

"Stress"

"Ekhmm, jadi ngapain lo minta nomor duo tuyul?" tanya zyva dengan muka memerah akibat tertawa padahal tidak lucu.

"Gw kemarin taruhan, pas main game kalo gw menang mereka bakal traktir gw begitupun sebaliknya" jelas clara dengan mengerucutkan bibirnya saat kejadian dirinya kalah terputar kembali di otaknya.

"Kasiannn, makanya kalo nggak bisa nggak usah main"

"Ck cepetann!"

"Bawel banget lo, itu cari sendiri di handphone gw!" suruh zyva menunjuk sebuah benda pipih di atas nakas samping tempat clara duduk.

-

Dilain tempat

"Jadi alasan kalian bawa feya pergi karena kecelakaan?" tanya vander memastikan, jika benar maka dirinya sudah melakukan kesalahan besar.

"Hmm, jika lo heran kenapa kabar itu nggak beredar. Jawabannya keluarga gw menutup rapat hal itu karena alasan keamanan, lo tau sendiri musuh keluarga gw banyak" jelas keenan, vander yang mendengar hal itu hanya terdiam menatap kosong kedepan. Bisa-bisanya dia tidak tau jika gadis yang dia cintai itu masuk rumah sakit dan sekarang dengan bodohnya dirinya berusaha mengambil kembaran gadis itu hanya karena obsesi.

"Sekarang gw pasrah kalo kalian mau bunuh gw" celetuk vander menatap dua orang didepannya dengan sendu. Keenan menghela nafas panjang jujur saja ini juga bukan sepenuhnya salah vander dia seperti itu pasti karena suatu alasan.

"Gw gaakan bunuh lo" ucap keenan yang disambut geraman oleh el. "Maksud lo apa hah, lo mau lepasin dia gitu aja?" tanya el tak terima.

"LO DIEM!" mendapat bentakan itu el memilih pergi dengan muka memerah menahan emosi. Sedangkan keenan hanya bisa menghela nafas lagi dan lagi lalu menatap vander, memegang bahu pemuda itu.

"Gw emang lepasin lo, tapi gw harap lo ga muncul lagi dihadapan gw ataupun keluarga gw"

"Makasih"
-

"KEENAN LO HARUS MATI!!" seorang pemuda menancapkan belati kearah sebuah foto di dinding kamarnya.

"Bang keenannn!!" teriak seorang gadis yang baru saja sadar dari tidur panjangnya, sang mama yang sedari tadi berada di sofa pun terlonjak kaget mendengar teriakan anaknya.

"Sayang, hei kamu udah sadar hiks?" tanya sang mama memeluk erat gadis itu dengan menangis tersedu-sedu. Mendengar pertanyaan itu kening gadis itu mengerut maksudnya apa udah sadar? dan kenapa dia berada di ruangan yang bisa ia tebak itu adalah rumah sakit?

"M-ma? bang keenan mana?"

"Keenan siapa nak?" tanya sang mama heran.

"Masa sama anak sendiri lupa ma, bang keenan mana?" matanya menelisik setiap ruangan dengan banyak pertanyaan menumpuk di otaknya.

"Kamu ini ngomong apa, kamu itu anak tunggal va"

"Tap-"

"Udah, kayaknya kamu harus istirahat omongan kamu ngelantur gitu" sang mama menggeleng pelan lalu pergi keluar ruangan meninggalkan gadis itu yang kini menatap kosong kearah langit-langit ruangan.

"Apa yang sebenarnya terjadi, dan kenapa dia mau bunuh bang keenan. Arghh dasar author laknat gw belum tau perasaan el ke gw gimana huwaaaaaa"

-

Aelah si zipa gw buat sekarat mampus kau, jadi gimana gimana part ini? mwehehe.

kalian penasaran ngga si sama si itu dan paman yang nyekap keluarga si kevin?

nanti yaa tungguin☺️

Bau2 musuh dalam selimut😳

*Spill🤪

*Spill🤪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ini baru mentahan dialog para tokoh wkwk, sebenernya tiba² aja ni percakapan muncul diotak gw jadi gaslah tulis sebelum lupa😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ini baru mentahan dialog para tokoh wkwk, sebenernya tiba² aja ni percakapan muncul diotak gw jadi gaslah tulis sebelum lupa😭

Transmigrasi si bar-bar [Hiatus]Where stories live. Discover now