Chapter FOUR

1 0 0
                                    

- k e e m p a t -

🧟

Hari ini tepat sepuluh hari Joseph berlatih menembak bersama ayahnya yang seorang tentara, tentunya mereka harus berada di area yang jauh dari pemukiman.
Tepatnya ditengah-tengah hutan, juga terdapat rumah kecil tempat menyimpan berbagai senjata, dan sepertinya itu sudah seperti markas ayah dan Joseph.

"Apa hanya kau yang memilih kemiliteran?" Ayahnya bertanya sesaat setelah Joseph melepas senapannya.

"Bel, lainnya tidak tahu." Jawab Joseph, matanya masih menyipit, fokus guna membedil objek jauh.

Ayahnya sambil menaruh tangan di pinggang itu menghembuskan napas resah. "Dia mudah sekali menangis. Tapi ayah juga ingin dia terjun dalam militer, kemauannya kuat sekali."

Sesekali Joseph tak merespon apalagi melirik ayahnya.
Pria itu berjalan menuju kedalam rumah kecil.

Dorr!

Joseph kemudian tak lagi memfokuskan pandangan itu, dan melihat objek nya berhasil dikenai peluru.

"Ayah, adakah yang lebih menantang?" Teriaknya, masih melihat ke depan.

"Joseph, berlatihlah dulu dengan objek seadanya." Ayahnya mengingatkan.

Karena benda yang dimaksud itu adalah papan kayu dan buah apel.

"Ck, apalah ini," ujarnya.

🧟

Terlepas dari kesibukan banyak orang, menolak lupa kejadian mengerikan yang terjadi di apartemen Pak Houston dan sang isteri.
Dimana perubahan pada diri mereka itu membuat keduanya mudah merasakan lapar, namun bukan lapar biasa, yang membutuhkan makanan.
Berhari-hari mereka terkurung disana, tak ada yang mengetahui, kini itu bukanlah makhluk normal lagi.
Mereka bukanlah manusia lagi.

Kondisi ini terlihat, mata Pak Houston dan isterinya mengeluarkan banyak cairan kental, dan memerah.
Kemudian leher mereka ditumbuhi bulu-bulu halus disertai kulit yang mengerut.
Teriakan tak biasa bak makhluk rabies yang kelaparan.
Mereka tak lagi dapat berpikir, untuk keluar, mereka memecahkan kaca jendela dan semakin ganas.

Hingga salah seorang melihat itu dan memutuskan untuk naik tangga, menghampiri Pak Houston dan Istrinya.
Bodoh dan ketidaktahuan, ia justru hendak membuka pintu tersebut.

"Hei, hei! Seseorang tolong aku, mereka harus diselamatkan!" Ia berseru pada setiap orang yang lewat di bawah.

Empat orang merasa terpanggil pun lari menaiki tangga itu untuk mendobrak pintu bersama-sama.
Malangnya, ketika pintu itu dibuka, makhluk tak berakal ini justru mendambakan daging dari setiap orang-orang tersebut.
Rasa lapar disertai gerakan-gerakan bak orang kerasukan, Pak Houston menggigit wajah satu orang disana.

Hal itu membuat orang itu menjerit kesakitan, kala darah mulai membanjiri wajah nya.
Tak berhenti disitu, si istri pun mengincar orang lain yang belum tergigit lagi.
Sebuah tangan menghalangi nya bertindak seperti itu, alhasil ia pun bernasib sama seperti temannya.
Kejadian saling memakan itu benar-benar tak dapat terhindarkan, seseorang yang belum tergigit berusaha untuk turun kebawah mencari pertolongan.

Apalah daya kala ia terjun kebawah dan membuatnya penuh luka, memohon penghuni apartemen lain untuk menolong orang-orang diatas karena keganasan Pak Houston yang tak di duga sama sekali.

"Kumohon, diatas temanku dimakan oleh Pak Houston." Ia berupaya menjelaskan seraya menangis.

Mendengar jeritan yang sekencang itupun orang-orang berlarian ke apartemen guna mencari tahu apa yang terjadi.
Betapa mengerikannya sisi kota York ini, ada satu gadis yang nyaris tak dapat berbuat apa-apa dikala ia melihat manusia jatuh dari atas, namun bagian perutnya tak lagi utuh.

Around Us Are Dead : YorkWhere stories live. Discover now