Cappter 17

900 120 13
                                    


FREEN,

Apa dipikranku saat ini.
Tentu saja memikirkan kejadian semalam bersama queen. Tuhan, apa yang aku lakukan dengannya?

Aku sudah tak perawan lagi sekarang, aku takut.
Tunggu apa yang haru aku takutkan?
Aku tidak dijamah oleh lelaki,melainkan seorang wanita.
Dan aku tidak akan hamil. Tapi... tetap saja aku takut, aku sudah kotor.

Jika aku ingat edegan itu, astaga..
rasanya perih, nikmat, dan panas dalam tubuhku membakar semua gairahku.

Aku merasa nyaman saat bersamanya, apalagi saat dia menyentuh bagian-bagian sensitifku.
Ada apa ini?? Aku menyukai semua belaiannya padaku.
Rasanya aku tidak ingin dia menjauh dariku.

Jantungku berdetak tak karuan, seperti ada sesuatau yang mekar didalam sana.
Aku terlalu nyaman saat mlihat wajah polosnya ketika tidur.
Kelopak matanya yang membuat pemandangan menghemaskan itu membuatku ingin sekali menciumnya.

Aku jujur...
Aku menyukainya. Aku menyukai semua perhatiannya. Aku menyukai semua yang ada padanya.
Dan aku rasa aku sudah terjebak dalam lingkaran ini. Bisakah aku bersamanya? Tapi.. apa itu mungkin??

.......




"Hey baby??" Sapa ken saat melihat queen sudah sampai di tempat mereka bertemu.
"Apa yang kau ingin bicarakan?? Cepatlah aku sibuk ken" ucap queen sambil mengambil ancang-ancang untuk duduk.
"Heyy.. tenanglah, uang masih bisa dicari. Jangan terlalu sibuk kau akan kehilanganku nantinya" gida ken.
"Hentikan ken.. aku serius kali ini"
"Aku juga serius... aku mengajakmu kesini untuk membahas pertunangan kita. Aku sudah menemui ayahmu dan richard di london seminggu yang lalu untuk membicarakan ini."
"Ken..!! Kenapa kau tak pernah memberitahu aku jika kau kesana, dan kenapa daddy tak memberitahuku soal pertemuan kalian. Aku tidak suka ini!"
"Tenang dulu patricia, jikapun aku ke london itu juga pasti keputusan darimu tentang kita."
"Tapi setidaknya beritahu dulu padaku ken, jangan sebarangan pergi"
"Pat.. ada apa denganmu??" Tanya ken heran.
"Aku tidak apa-apa" jawab queen cepat.

Keduanya kembali terdiam dengan pikiran masing-masing.
Apa yang dipikirkan queen??
Tentu saja bukan perihal pertunagannya bersama ken. Tapi memikirkan wanita yang dia gauli semalam, hahaha.
Kedua kelopak matanya terbuka tertutup, raut wajahnya sedikit memerah. Kedua tangannya mengepal seperti menahan sesuatu yang ingin keluar. Kedua bibirnya tertutup rapat, serta deru nafasnya yang mulai tak tenang.


Kembali ke malam dimana dua wanita itu saling merenguh.

"Beckyyyyyy...." Teriak freen saat tubuhnya dimasuki jari panjang itu. Berusaha sekuat tenaga mendorong queen untuk melepas darinya, namun dia tak bisa karena kekutan dari wanita diatasnya melebihi dirinya.
Sedangakan orang diatasnya sudah dipenuhi oleh nafsu yang tak bisa ditampung lagi. Tangan kiri Queen merangkul tubuh freen dengan erat, sedangkan tangan kanan masih bermain disana. Tak menghiraukan panggilan freen yang sedang kesakitan.

"Ahh... qu.. becckyy.. sakitt ahh.." renguh freen.
Queen masih tak merepon teriakan itu, dengan perlahan dia bermain mengeluarmasukkan jari itu disana. Hingga sampai beberpaa menit kemudian, teriakan itu berubah menjadi desahan.
"Aahh... hmmmff..aakkhh... oh fuck.. hmm.."

Wajah keduanya bertemu. Queen memandang dengan serius wajah dibawahnya.
"Jadilah segalanya bagiku.." ucap queen.
Tidak menjawab, freen masih tetap merasakan jari itu bermain disana.
Tiba-tiba.. permainan itu berhenti. Jari itu keluar, raut wajah freen berubah tak suka.
"Kenapa??" Tanya freen polos.
"Aku ingin mandi.." jawab queen sambil bangkit dari atas freen.

Dengan cepat freen menarik queen hingga jatuh di tubuhnya.
"Lanjutkan... jangan membuatku menggnatung seperti ini queen..!!" Tegas freen.
"Berani berbuat berani bertanggung jawab, cepat masukkan lagi..!" Tegasnya lagi.
"Tidak mau" tolak queen.
"Kenapa??"
"Karena kau belum menjawab pertanyaanku"
"Apa??"
"Jadilah segalanya bagiku sarocha...!!"
"Aku sudah menjadi segalanya bagimu, aku sekertarismu"
"Aku ingin lebih dari itu"
"Baiklah"

"Sshhh akkhh beckyyyyy..."
....



"Queen...!" Panggilan itu menggema di dalam ruangan.
Dia tersadar dari semuanya. Sejak kapan dia sampai dikantor? Terakhir tadi dia bersama ken.

Kepalanya melihat kesekeliling ruangan, memastikan jika dia masih berada di dunia nyata atau masih di alam khayalnya.
Wanita yang baru saja dia khayali sekarang berada didepannya sambil mebawa tab putih.

"Ada apa denganmu?" Tanya queen sambil mengerutkan keningnya.
"Queen yang ada apa?? Aku dari tadi memanggilmu tapi kau tak mendengarkanku, jika ada masalah segeralah selesaikan jangan membuat raut wajah begitu didepan pagawaimu" ucap freen.
"Ckk.. kau cerewet sekali, lalu ada apa kau memanggilku?"
"Pertemuanmu bersama anak perusahaan dibatalkan, mereka meminta diundur besok"
"Hmm.. baiklah.."
"Kalau begitu aku permisi dulu"
"Ehh freen tunggu.."

Kaki yang melangkah meninggalakan ruangan itu tiba-tiba berbalik.
Mata mereka saling bertemu.
Queen beridiri dari duduknya dan menghampir freen.

Queen meraih tangan kanan freen dan meggenggamnya,
"Jawab dengan jelas pertanyaanku sekarang, kau mau menjadi kekasihku?"
"Apa?? Yang benar saja queen...!!" Teriak freen seperti tak terima.
"Ini benar.. semuanya benar. Freen aku tau aku menyukaiku tapi kau tidak mau mengatakannya kan??"
"Tidak.."
"Jika tidak kenapa kau melakukan itu padaku semalam? Aku ingin menghentikannya tapi kau memaksak....."
Satu telunjuk menghalangi bibir mungil queen.

Tatapan freen benar-benar serius kali ini melihat queen.
"Jangan memotong pembicaraanku beckyy.."
"Tidak.. aku bilang tidak ingin menyianyikan kesempatan ini. Iyah benar aku mulai menyukaimu, aku.. aku tidak bisa membohongi perasaanku. Semakin aku menghindarimu semakin aku menyukai semua perlakuaknmu padaku. Becc.. aku hanya ingin kau" tutur freen.
Keduanya tersidiam saling berpandangan.

"Aku mencintaimu sarocha... tak peduli kau siapa"
"Aku juga mencintaimu queen..."

















                ###################

QueenWhere stories live. Discover now