Cappter 1.

1.5K 118 17
                                    


Wanita itu turun dari mobil alphardnya dengan sangat anggun.

Melangkah dengan sangat elegan dengan high helsnya dan di balut dengan gaung hitam panjang yang bagian bawahnya tebelah hingga mencapai paha atasnya. Sedangakan digenggamannya hanya satu tas kecil yang hanya bisa memuat benda-benda kecil pribadinya disana.
Di sisi sebelah kanannya terdapat seorang pria yang selalu mengikutinya, membawakan perlengkapan kerjanya.

Mereka masuk di gedung bertingkat itu dan menuju pada salah satu lantai disana. Beberapa orang disana nampak sangat segan dengan kehadirannya. Bahkan tidak akan ada yang ikut serta bergabung jika dia menaiki lift.

Dia sampai disana, diruangan pribadinya.
Dia duduk disalah di kursi kebesaran itu, sedangkan Heng sekertarisnya kembali melanjutkan tugasnya. Mengeluarkan tablet didalam tas itu lalu memeriksa beberapa tugas yang harus diisi oleh wanita itu.

'Queen' begitu sebutan untuk wanita itu.
Nama aslinya adalah rebecca armstrong, dia adalah anak kedua dari salah satu pengusaha terbesar nomor dua di london, yaitu paul armstrong.
Dan mempunyai kakak laki-laki bernama richard armstrong yang saat ini mengambil alih perusahan tambang milik ayahnya dilondon.
Sedangkan dia, dia memilih untuk mengambil alih perusahaan ayahnya yang bergerak dibidang perdagangan di negara kelahiran sang ibu.

'TRADING ARMSTRONG' itu adalah nama perusahaan yang dia kelola sekarang.
Usianya sudah dua puluh lima tahun, dan dia sudah mengelola perusahaan itu sejak satu tahun terakhir.

"Queen.. tugas anda hari adalah mengikuti salah satu event produk anda di salah satu pusat perbelanjaan, pukul tiga nanti." Ucap heng sekertarisnya.
"Baiklah.. apa ada lagi?" Dia bertanya memastikan.
"Ehmm.. tidak ada queen"
"Heng.." panggil rebecca.
"Yahh queen?"
"Apa keputusanmu sudah bulat untuk berhenti bekerja denganku?" Dia bertanya.

Lelaki itu menurunkan tab di tangannya lalu menundukkan kepala tak menatap pada rebecca.
"Maafkan saya queen, saya sebenarnya masih ingin sekali bekerja, tapi saya juga harus menjaga istri saya yang sedang dalam masa kehamilan" ucapnya.
"Hmm.. baiklah aku tidak bisa memaksamu, tapi siapa yang akan menggantikanmu nanti? Aku tidak bisa sembarangan menunjuk seseorang" ucap rebecca.
"Sebelum saya berhenti, saya akan membantu anda untuk mendapatkan sekertaris yang bagus queen,"
"Hmm baiklah.. aku percayakan padamu heng"

***********

Wanita itu sedang tergesa-gesa, beberapa kali lalu lalang didalam apartemennya untuk menyiapkan segala perlengkapannya.
"Tas..? Sudah.. berkas.. yah berkasku... dimana itu kusimpan?" Gumamnya seperti orang gila.
Tak lama.. dia keluar dari kamarnya dengan menenteng sepatu high helsnya sambil menerima telepon, dan beberapa kertas yang dia sebut berkas terselip di ketiaknya.

"Apa?? Iyah.. iyah.. sudah semuanya sudah kupastikan lengkap.. kau tenang saja heng.. baiklah.. aku tidak akan terlambat.. iyah aku mengerti.. siapp!" Ucapnya pada orang di seberang telepon itu.

Dengan buru-buru dia memasukkan semua barang kedalam tasnya, tak lupa sepatu tadi dipakainya. Dengan cepat dia keluar dari sana dan segera turun menuju tempat parkir mobilnya.

"Baiklah freen.. pastikan kali ini kau tidak boleh gagal, ini kesempatan emasmu" tekatnya.

Mobil itu melaju, dan menuju ketempat kerja barunya.
Setengah jam kemudian, dia sampai didepan gedung
TRADING ARMSTRONG.
Dengan perlahan dia memarkirkan mobilnya di tempat parkir di luar gedung itu.

"Hallo heng.. aku sudah sampai, apa?? Baiklah aku segera masuk" ucapnya lalu mematikan panggilan singkat itu.
Dia terhenti sejenak disana mengamati gedung yang berlantai lima belas itu.
"Waw.. perusahaan ternama di thailand, aku tak menyangka akan menginjakkan kaki ditempat ini. Hahh semoga keberuntungan berpihak padaku," doanya, lalu segera masuk kedalam gedung itu.

Dia memasuki lobi perusahaan itu, dan mendekati salah satu staf yang menjaga ruang lobi disana untuk bertanya.
"Maaf, permisi. Aku ingin bertemu dengan heng asavarit" ucapnya
"Oh yah.. nona sarocha? Baiklah, silahkan menunggu sebentar saya akan menghubunginya." Ucap staf itu.
"Baiklah.."
Dia duduk di salah satu kursi tunggu yang berada tak jauh dari tempat staf itu.

Dia sangat gugup, beberapa kali dia menghela
Nafas untuk menetralkan perasaannya. Kaki kirinya tak berhenti dia gerakkan, sedangakan kedua tangannya menyatu saling mengepal, kadang juga dia menggigiti kukunya karena tegang.

Beberapa menit berlalu, heng muncul dari kejauhan dan mengangkat tangannya untuk memanggil dirinya.

Freen sarocha, yang biasa dipanggil dengan freen.
Wanita berumur dua puluh sembilan tahun ini adalah pelamar kerja di perusahaan TRADING ARMSTRONG.
Sebelum melamar kerja di perusahaan ini, dia pernah bekerja di perusahaan yang lain dengan jabatan sekertaris. Namun dia bekerja tidak berlangsung lama, hanya sampai enam bulan dan dia memutuskan untuk berhenti. Alasan dia berhenti karena si lelaki tua atau atasannya itu selalu menggoda dirinya. Siapa yang tidak risih dengan hal itu?, jika dia tidak memikirkan itu atasannya sudah lama dia melakukan kekerasan fisik pada pria hidung belang itu. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti saja.

Dan beruntungnya, dia mempunyai teman bernama heng asavarit yang bekerja diperusahaan ini. Awalnya dia putus asa untuk melamar kerja lagi, karena pernah sekali dia melamar di TRADING ARMSTRONG tapi gagal. Entahlah, mungkin memang banyak yang melamar saat itu jadinya dia tidak terpilih.
Heng akan berhenti bekerja, karena istrinya nam sedang dalam masa kehamilan dan itu sudah menginjak bulan-bulan tua untuk ibu hamil. Jadinya, heng dengan sangat terpaksa berhenti dan memfokuskan dirinya pada sang istri.

Dan beruntungnya lagi, heng memberikan jalan pada freen untuk menggantikan posisinya sebagai sekertaris.
Awalnya dia ragu, karena mungkin kemampuannya belum sehebat heng.
Tapi, yang namanya teman, heng selalu memberi masukan dan motifasi pada dirinya. Dan memaksanya untuk melamar posisi heng.
Uughh.. betapa manisnya kedua insan ini.

***************


Mereka belum menemui CEO perusahaan itu.
Karena heng memberi tahu jika queen sedang melakukan meating online berifat pribadi bersama ayahnya. Jadi heng tak bisa mengganggu.

Mereka duduk disana, disalah satu caffetaria yang berada dalam gedung, di lantai tiga.
"Mana berkasmu?" Tanya heng.
Dengan cepat freen mengeluarkannya dan memberikan pada heng.

"Cukup lengkap semuanya, aku yakin kau akan diterima. Karena dia sangat membutuhkan orang yang menggantikan posisiku sekarang" ucap heng.
"Heng.. apa dia sangat kejam?"freen bertanya dengan ragu.
"Heyy.. dia wanita.. dia tidak kejam, asalkan kau menuruti semua perintahnya. Queen masih sangat muda, dia juga baik dan.. yahh.. kadang juga menyebalkan" ucap heng sedikit berbisik.

Belum menemuinya saja, dada freen serasa berdenyut mendengar cerita heng. Bagaimana nanti kedepannya? Apakah dia akan mati didalam perusahaan ini karena si queen itu menjahatinya?
"Aku takut heng.."
"Kau tidak usah takut.. dia manusia sama seperti kita, dia bukan hewan buas. Lagi pula dia lebih muda darimu, mungkin kalian selisih em-yah empat tahun. Jadi jangan terlalu takut, jika dia menyusahkanmu kau bisa protes padanya tapi dengan nada yang baik" ucap heng.
....







################

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang