Cappter 10

692 94 7
                                    


REBECCA,

Perubahan apa yang terjadi padaku?

Aku disini, di dalam unit apartemen freen. Yap tidur dengannya dan makan pun bersama dia. Bahkan baju-bajunya pun ku pakai.
Jangan tanyakan aku masuk kantor atau tidak, aku masuk tapi lewat wfh. Rapat  dan beberapa tanda tangan berkas pun kulakuakan secara online.

Berbalik ke hari sebelum aku disini.

Malam itu aku tak bisa tidur, pikiranku kacau karena memarahi wanita itu.
Entahlah, yang pasti semua perubahan sikapku ini kurasa sejak aku bertemu dengannya di hari pertama  dia dikenalkan heng padaku.
Aku bingung dengan perasaanku sendiri, kenapa ini terjadi dan itu pada sesama wanita.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasakan jntungku ingin melompat keluar saat menatap mata indah itu.

Berbeda saat bersama ken.
Yap, aku dan ken memang sangat dekat. Daddy dan ayahnya berteman sangat dekat. Hingga aku digadang-gadangkan untuk berjodoh dengan lelaki berdarah vilipina itu.
Tapi, aku tak suka. Karena aku tak punya perasaan untuknya.
Dan entah bagaimna ceritanya, ayah ken berinisiatif untuk merencanakan perjodohan kami. Dan itu membuatku eughhh..
Dan daddy? Aku mendukungnya karena dia menyerahkan semua keputusan padaku. Tak pernah memaksaku dalam segala hal, selalu bertanya apakah aku setuju atau tidak.

Hingga akhirnya rencana perjodohan itu mulai tersebar luas karen mulut ember dari lelaki itu. Membangga-banggakan dirinya yang akan menjadi calonku atau calon menantu dari pengusaha tambang yng terkenal di london. Mengerikan.
....

Apartemenku terasa sunyi tak ada sosok wanita pendongkol itu. Biasanya jika kami pulang dari perusahaan, dia akan kusuruh sana sini.
Bukannya tega, tapi ada kesenagan tersendiri ketika menyuruhnya. Apalagi saat melihat raut wajahnya dan bibirnya yang selalu komat-kamit. Tak terasa sudah gampir dua minggu dia diapartemenku dan itu membuat aku tak kesepian.

Aku sempat mendengar dirinya menelepon seseorang entah itu ibunya atau siapa. Yang terpenting adalah isi pembicaraan itu seperti mengenai hutang. Perasaanku seakan tercabik-cabik saat mendengar dirinya meminta maaf tak bisa membantu untuk melunasi.
Sebenarnya aku mengurungkan niat untuk duduk di balkon karena ada dirinya, aku merasa gugup karena perbuatanya saat menyuapiku.
Tapi entah dorongan darimana, langkahku yang sebelumnya mundur seketika maju berjalan mendekati balkon dan duduk di kursi sebelah dirinya.

Aku melupakan niatku untuk selalu mengerjainya. Entah kenapa mulutku mengatakan permohonan maaf padanya saait juga. Tapi anehnya,dia malah menganggap semua perlakuanku bukan sepenuhnya kesalahan. Betapa uniknya wanita ini.
Sejak saat itu aku mencoba untuk lebih dekat dan akrab dengannya.
Hingga aku mengatur ulang tugas-tugasnya.
Dia merawatku dengan baik, mengatur semuanya agar aku bisa dengan nyaman melakukan pekerjaanku.
Beberpa hari berturut-turut kami sudah semakin dekat.

Hingga saat jam makan siang, aku berniat menyusulnya ke caffetaria dan berniat ingin makan Bersamanya.
Tapi ditengah perjalananku saat, aku teringat belum
Mencuci tanganku saat menyelesaikan pekerjaanku tadi. Hingga aku menyempatkan diri untuk mampir sebentar di toilet yang tak jauh dari caffetaria tersebut.
Hingga langkahku terhenti saat melihat dua orang yang sedang bercumbu disana.
Darahku berdesir saat melihat wanita yang membuka kancing baju saint adalah freen.
Wajahku memanas, genrtakann gigiku terdengar. Aku dipenuhi oleh emosi dadakan. Jujur saja aku terbakar cemburu saat melihat dia bersama dengan yang lain apalagi melakukn hal tak senonoh.

Pada akhirnya semua amarahku meledak pada mereka berdua. Aku tak bisa memikirkan kata-kata yang kulontarkan padanya. Yang pasti aku memcoba meyakinkan mereka bahwa yg mereka lakukan adalah tindakan keji.
Hingga, tak terasa tanganku ditariknya menjauh dari ketua divisi perdagangan tersebut.
Kami bertengkar, hingga dia tiba-tiba menamparku saat itu juga karena perkataan kasarku.
Hatiku terasa sakit, apalagi saat melihatnya menangis mencoba membela diri dari semua omoganku.

Dia pergi saat itu juga. Meninggalkan perkerjaannya di ruanganku. Kupikir dia pergi kesuatu tempat dan akan kembali nanti.
Hingga malam hari, aku menunggunya diapartemen namun tak ada jejak kehadirannya disana.
Semalaman aku tak bisa tertidur. Hingga paginya aku memaksa untuk bangun dan memaksakan tangan kananku untuk membantuku memakai pakaian dan segalanya.

Aku ingat, aku pernah menjemputnya di apartemen miliknya. Mungkin dia berada disana.
Beberapa kali aku berusaha untuk menghubunginya namun tak dijawab.
Supirku dengan segera membawaku kesana, sambil aku tak berhenti menghubungi wanita itu.
Aku sampai disana, masuk ke area itu dan bertemu dengan satu orang wanita gemuk disana.
Dan menanyakan nomor unit freen. Dan alangkah terkejutnya aku saat wanita gendut itu mengomel tentang unit freen yang lambat penyetoran dan dalam beberapa hari kedepan akan di kosongkan unitnya. Aku sedikit berterima kasih pada wanita itu karena memberitahukan kekurangan dari sekertarisku. Yah aku mulai peduli padanya sekarang.

Dan disinilah aku, didalam apartemen yang..lumayanlah.
Wanita itu sedang memasakanku mie rebus didapurnya. Sedangkan aku, yah aku adalah bossnya duduk di ruang tengah sambil memangku sebelah kakiku dan tangan kananku diatasnya.

Tatapanku berkeliling memperhatikan beberapa perabot di ruangan itu.
Tidak terlalu banyak, hanya ada satu sofa panjang didepannya berjarak beberapa meter ada tv yng hanya ukuran beberapa inch saja dan dibatasi meja kaca agak pendek. Disudut ruangan terdapat salah satu tanaman hijau didalam pot agak besar dan sebelahnya lagi jendela.

Dia datang mendekatiku sambil membawa semangkuk mie.
" hmm makan.." perintahnya.
Aku melihatnya bergantian dengan mangkok mie.
" aku tidak bisa menggapai sumpit itu phi freen.." keluhku sambil menunjuk menggunakan tatapan mataku kearah sumpit.
"Aahh kau menyusahkan.."
"Heyy jangan banyak mengeluh..suapi aku"
Tak ada jawaban darinya, tapi dia tetap menyuapiku.

Mataku tak pernah lepas dari wajahnya. Yap aku memperhatikan setiap detail wajah mulus itu.
Mulai dari keningnya, waw bulu keningnya tersusun rapi dan agak berdiri. Turun ke bulu mata yang lentik. Bola matanya yang coklat amat cantik. Hidung orang asia yang agak mancung sedikit namun indah. Ditambah bibir penuh yang seksi dan indah, tapi tunggu kenapa aku baru sadar kalau ujung bibir atasnya agak lain?? Tapi..masih cantik dan seksi.. awhh
Seperti ada yang menyuruhku untuk meraba bibir itu. Jantungku semakin berdebar kencang, bulu kudukku mulai berdiri. Tatapanku mulai menurun pada lehernya. Berapa garis disana? Dua sampai tiga garis.

Aku berusaha menelan ludahku, leher itu sangat indah apalgi bibir itu..
Aku bersumpah.. hasratku mulai panas sekarang, ada sesuatu yang menyuruhku untuk menyentuh setiap detail itu.
Aku tak menyadari jika tangan kiriku bergerak mengarah pada leher si sekertarisku.
Hingga tangan itu hampir tiba di kulitnya, dengan cepat dia menepis.

"Apa yang kau lakukan!??" Dia terlihat terkejut dan nampak sedikit tak suka.
"Aa.. aku.. aku.. aku hanya ingin mengeluarkan sesuatu disana, jangan bergerak" aku beralasan
"Apa itu..." teriaknya sambil sedikit memanjangkan lehernya mencoba tidak bergerak. Dia panik dengan alasanku.
"Jangan bergerak.. aku akan mengerluarkannya" kataku sambil mendekat.
Tidak ada sesuatu disana, kepalaku semakin mendekati lehernya.
Dan.. cupp.. tanpa aku sadar bibirku mendarat dileger bergaris itu. Apa ini..!!???
Oh astaga.. aku tak sadar sepenuhnya dengan tindakan itu...
......






#####################

.......vr.......

QueenWhere stories live. Discover now