BAB 5: Bayang Masa Kini

10 1 0
                                    

Flashback Fabian Pov

Kedatangan Kiandra tadi pagi di depan rumahnya benar-benar membuyarkan konsentrasi Fabian di kelas. Fabian yang biasanya berisik di kelas pun mendadak jadi siswa pendiam. Kepalanya terus-terusan memikirkan Kiandra.

Saat bel pelajaran berbunyi, Fabian tidak langsung beranjak dari kursi. Cowok itu terlihat menyalin dengan tenang tulisan guru di papan tulis. Bahkan ia tak mengacuhkan Dhimas yang mengajaknya jajan di kantin.

Alhasil Willy, Dicky dan Doni memutuskan pergi ke kantin tanpa Dhimas dan Fabian. Dhimas memilih menemani Fabian yang masih sibuk mencatat pelajaran. Begitu Willy, Dicky dan Doni keluar, Fabian tiba-tiba menghentikan aktivitas mencatatnya

Diletakkannya bolpoin di atas meja lalu ditutupnya buku tulis. Kemudian Fabian menghela napas panjang. "Gue bingung banget."

"Bingung kenapa lo? Tumben banget bingung sama pelajaran," ujar Dhimas.

"Nggak. Nggak kenapa-napa." Fabian mengurungkan niatnya untuk bercerita. Sementara ini Fabian tidak ingin teman-temannya tahu tentang Kiandra.

Lantas Dhimas berdecak kesal. "Nggak asik lo. Udah yuk, ke kantin. Keburu bel masuk."

Tak pelak Fabian akhirnya ikut juga ke kantin. Tapi tetap saja, sesampainya di kantin pun, dia hanya bisa terdiam memikirkan Kiandra. Bagaimana kondisi cewek itu sekarang? Apakah sudah baik-baik saja? Mengingat dia tadi pagi pingsan di depan rumahnya.

Sepiring siomay di atas meja tidak juga disentuh Fabian. Sekarang justru cowok itu tengah sibuk memainkan ponselnya dan membuka facebook. Ia mencari-cari status Kiandra di beranda facebooknya. Seakan baru tersadar, ternyata Fabian belum berteman dengan Kiandra di facebook.

"Gue cabut duluan." Fabian bergegas bangkit dari bangku.

"Lah Fab, nggak dimakan siomaynya?" Sergah Doni.

"Buat lo aja," celetuk Fabian sesaat sebelum ia beranjak pergi.

Usai kepergian Fabian, lantas Doni bertanya pada Dhimas yang memang teman yang cukup dekat dengan Fabian. "Kenapa tuh anak?"

"Nggak tau." Dhimas mengedikkan kedua bahu. "Lagi ada masalah kali."

***

"Aku suka sama kamu, kak Fabian. Mau nggak jadi pacar aku?"

"Kalau kakak diem, berarti mulai hari ini aku jadi pacar kakak."

"Aku minta nomer kakak, ya. Terus juga confirm pertemanan aku di facebook dong, kak. Aku udah add kakak."

Berulang kali ucapan Kiandra terngiang di telinganya. Untuk pertama kalinya Fabian dapat merasakan momen kebersamaan dengan Kiandra. Jantung Fabian rasanya berdetak dua kali lebih cepat saat Kiandra menyatakan perasaan padanya

Atau bisa dibilang, Kiandra telah menembaknya! Di hadapan teman-temannya pula!

Fabian merebahkan diri di kasur. Kedua matanya menatap langit-langit kamar. Semua perubahan drastis sikap Kiandra benar-benar tidak masuk akal. Rasanya seakan gadis itu bukanlah Kiandra yang ia kenal.

Benarkah gadis yang menyatakan perasaan padanya itu Kiandra? Jika benar, mengapa Kiandra tiba-tiba bersikap aneh seolah seperti ingin mengejar dirinya? Bukankah gadis itu dulu sama sekali tidak tertarik dengannya?

Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala Fabian saat ini. Sejujurnya dia ingin sekali memborbardir gadis itu dengan pertanyaan. Namun sayangnya, entah mengapa ketika sudah berhadapan dengan Kiandra, dia jadi tidak dapat berkutik.

Back To Your TimeWhere stories live. Discover now