21 | they negotiate

818 106 30
                                    

humans should not be trusted, they are dynamic, disappointing.

—with love, ssavera.

—with love, ssavera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

21. they negotiate

Hari berikutnya, Floryn benar-benar mencoba saran dari Chiara. Bukan tiba-tiba jadi penurut dan kalem drastis, sih. Hanya sedikit tenang saja, tidak banyak ekspresi, tidak banyak nada tinggi dan bertahan dengan pengendalian emosi yang baik. Emosi yang tidak marah saja bentuknya. Floryn tidak ingin menangis lagi seperti kemarin saat di sekolah Othello. Sudah cukup hari-hari beratnya, kini gantian Floryn yang akan buat laki-laki itu tersiksa.

Floryn beruntung karena bisa melancarkan aksi perubahannya itu malam ini saat hadir diacara makan malam keluarga Antrasena. Meski yang hadir hanya Zello, Bunda Beryl, Aunty Adisi, si kecil Ashina yang tertidur pulas di troli bayi dan para dua anak remaja laki-laki—Othello dan Ashby—yang begitu manis sebab mengenakan kemeja dengan luaran vest malam ini. Suami Adisi—Nino Vivaldo—sibuk, begitupun Alkana. Serta Grandpa dan Grandma Zello yang tak pernah terlihat, tak pernah Floryn temui, sampai sekarang, mungkin saat kecil pernah, itu pun tidak ada interaksi lebih.

"Makasih udah mau dateng, Ryn." Beryl tersenyum tulus pada Floryn.

"Aku yang makasih udah diundang, Bunda. Walaupun telat, aku mau ngucapin selamat buat Othello yang menang medali lagi, maaf hari itu pulang duluan." Floryn mengaku kelasnya dimajukan, yang untungnya Zello percayai. Sehingga bisa pamit pergi lebih dulu dengan dirinya yang diantar Zello.

"Thank you, Kak Flo." balas Othello sejenak, sebelum kembali sibuk bermain game di iPad bersama Ashby. Setelahnya hening menyelimuti meja itu.

"Kamu serius mau resign dari kantor Alka, Dis?" tanya Beryl, disela-sela kegiatan mereka menyantap hidangan pembuka.

"Iya, gue serius. Gue pikir-pikir mending gue kerja yang nggak berat, yang bisa WFA. Ashby soalnya mau masuk les piano juga, tempatnya agak jauh, gue bakal sering bolak-balik kayaknya."

Mengenai trauma Adisi melepas anak-anaknya berkendara itu sungguhan, dan Beryl cukup prihatin, tetapi apa yang bisa ia perbuat sementara ia juga seorang ibu, yang selamanya akan mengkhawatirkan anak-anaknya. Apa yang Adisi lakukan adalah bentuk antisipasinya, menjauhkan risiko dan agar hatinya tenang bisa memastikan langsung kegiatan anaknya sehari-hari.

"Terus siapa yang gantiin posisi kamu?" tanya Beryl lagi. Sejauh ini yang banyak mengeluarkan suara di meja itu memang hanya Beryl dan Adisi. Othello dan Ashby bahkan sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Sebenarnya komisaris udah ngasih rekomendasi dan beberapa anak dibawah didikan gue ada yang pantas. Alka yang mutusin nanti, katanya, atau gue curiga si Zello yang disuruh gantiin gue." perkataan Adisi yang kelewat santai itu menarik perhatian penghuni meja yang semula sunyi.

"Zello masih semester dua," tandas Zello, akhirnya bersuara.

Adisi terlihat senang, tertawa tanpa beban melihat wajah panik Zello. "Bentar lagi tiga, dan gue becanda kali, santai aja."

TACHYCARDIAWhere stories live. Discover now