bab lima belas

291 26 28
                                    


Search for Escaped Prisoner in Nusakambangan Intensifies

Shara Shandiwinata & Adhikusuma Bintaro (Jakarta Dispatch)

Situation tensed in Nusakambangan, Central Java, where one of the most notorious prisoners and a member of the mafia ring, namely Angelo Suryadiningrat, managed to escape with the assistance of 12 other inmates.

In response to the daring escape in broad daylight, police reinforcements have been deployed to investigate the circumstances surrounding the breakout. Local authorities are questioning prison staff and conducting a thorough examination of the security protocols that were breached during the incident. The escape has put the entire region on high alert, and the safety of the local community remains a top priority.

As the search intensifies and investigations continue, citizens are urged to remain vigilant and report any suspicious activities that may be linked to the presence of Angelo Suryadiningrat. The authorities are determined to restore order and reinforce security measures in Nusakambangan to prevent similar incidents and restore public confidence in the justice system.

***

Shara

Hanya ada daerah-daerah tertentu di Nusakambangan yang bisa terjangkau sinyal, salah satunya di kantor petugas Lapas. Sudah dua hari sejak aku berada di tempat susah sinyal ini, dan jujur hidupku jauh lebih tenang. Ternyata ada benarnya kata mereka kalau puasa gadget itu baik untuk kesehatan. Aku benar-benar terputus dari duniaku di Jakarta, dan aku menyukainya.

Tidak ada Sean. Tidak ada Archie. Tidak ada Madi dan teman-temanku, bahkan. No one knows what's happening with me. Dan aku menyukainya.

Aku dan Adhi baru saja selesai mewawancarai Pak Taufik ketika ponselku berbunyi dari dalam kantong. Aku menandakan pada Adhi untuk pergi duluan ke ruang makan, lalu menjepit ponselku di antara pundak dan telinga.

"Halo?"

"Shara, thank God!"

"James?" Aku makin heran, mengecek nama yang muncul di layar dua kali. "Kenapa nelfon?"

"Sean ngamuk! I can't take it anymore! Sean Tarendra is impossible, I tell you! Sumpah, lama-kelamaan gue tantrum ini! Rambut gue rontok bangsat ngurusin dia!" Suara James langsung laki, sepertinya karena stres dan tertekan.

Aku meringis. Sean Tarendra memang sadis.

"Terus kenapa lo nelfon gue?" tanyaku heran.

"Gue ga tahu lagi, Shar, tapi kalo gue harus sama dia satu hari lagi gue bakal resign! Sumpah demi Allah, gue bakal resign!"

"Terus lo mau gue ngapain?" tanyaku heran.

"Fix whatever the hell you broke dari cowok itu! Arghhhh...! If I have to deal with him one more day–"

Fix him? Aku saja tidak tahu kenapa dia tantrum. "Mana kutahu kenapa dia marah-marah?"

"Karena lo! Sean jadi full mode Godzilla semenjak wawancara lo sama dia digantiin sama reporter junior. Kayanya lo harus minta maaf sama junior lo deh, kayanya dia beneran kena mental sama Sean."

Aku meringis lalu menghela napas. "I don't know what to tell you, James. Gue cukup yakin dia bukan badmood karena gue. Mungkin kru dapurnya ada yang ga nutup pintu oven lagi?"

"Lo bolot juga ya anjir." James terdengar benar-benar kesal sekarang. "The dude likes you, Shara. Crazy hell. He's obsessed dan lo ngehindarin dia. Please fix him so my life is not a living hell. Please."

Table For TwoWhere stories live. Discover now