"Kak Barra bilang dia mau ke markas kak Bas." Jawab Eve dengan suara lembutnya.

"Ah memang Bu bos yang paling mengerti kita." Bastian berucap seperti itu dengan wajah di dramatis kan, sedangkan Nathan yang kesal ditimpuk terus oleh Nete terus-menerus melihat kearahnya lagi.

Nete tersenyum ia mengucapkan sesuatu tanpa suara. "Kita harus ngobrol, ada sesuatu yang mau gue omongin."

"Kalian duluan." Ucap Nathan.

"Terus aku-"

"Bas, Lo bawa Eve." Ucapan Eve dipotong oleh Nathan.

"Siap Boss."

"Nat aku mau sama kamu aja ya?" Tanpa mendengar ucapan Eve Nathan berlalu pergi menuju arah toilet.

Eve yang melihat itu wajahnya menjadi murung, meskipun ia dan Nathan pacaran tapi Nathan tidak seperti pasangan pada umumnya. Nathan sangat dingin kepadanya, sampai saat ini ia hanya boleh memegang tangannya saja. Berbeda dengan dirinya yang memberikan segalanya termasuk cinta kepada Nathan seorang, memang salahnya juga yang memaksa Nathan menyukainya.

"Udah Bu boss ga usah sedih, mungkin Pak Boss ga mau Bu bos nunggu lama karena dia mau pup." Eve terkekeh mendengar guyonan Bobby untuknya.

"Ayo Eve." Ajak Bastian.

"Eve sama gue." Ujar seseorang yang sedari kemarin menjadi pengamat mereka.

Orang itu menarik lengan Eve lembut menuju motor miliknya, Bastian yang melihat itu mengangkat bahunya acuh setelahnya mereka pergi.

Nete yang memperhatikan mereka sedari tadi memicingkan matanya curiga. "Apa cowok yang natap Eve lembut dan narik tadi adalah Alaska Febrian? Cowok yang mencintai Eve tapi bertepuk sebelah tangan."

Alaska Febrian salah satu inti Geng Silent Boom menjabat sebagai (hacker dan mengerti tentang IT). Aska itu figuran seperti dirinya Tapi sayangnya dia bodoh soal cinta, dia akan menjauhi protagonis wanita karena dia tahu Eve hanya cinta sama Nathan. Bahkan dia lebih memilih menyerah dengan cintanya, karena dia ingin Eve bahagia bersama Nathan.

"Memang bodoh! Tapi Ga bisa dibiarkan, dia harus berpihak sama gue." Gumam Nete menatap kepergian Aska.

"Siapa?" Ucap seseorang mengagetkan Nete, Nete langsung menoleh ke belakang.

"Astaga Nathan, Lo ngagetin tau ga." Nete mengatur nafasnya yang tadi tadi terkejut, ia kita dirinya akan mati lagi karena terkejut.

Nathan menatap datar Nete, ia menunggu Nete mengucapkan sesuatu tapi tak kunjung berbicara akhirnya ia ingin berlalu pergi tapi Nete menahan tangannya. "Mau kemana?" Tanya Nete.

"Lepas."

"Bilang dulu mau kemana?"

"Lepas!"

"Ck iya-iya gue lepas." Nete memanyunkan bibirnya kesal. "Tapi jangan pergi dulu, gue mau ngomong sesuatu sama Lo."

Nathan terdiam menunggu Nete berucap. "Anterin gue pulang." Seru Nete antusias dengan wajah tanpa dosa.

"Hanya itu?" Tanya Nathan datar, ia kira Nete ingin berbicara serius. Dengan semangat Nete menganggukkan kepalanya.

"Iya, please anterin gue ya Nat gue ga tahu harus pulang sama siapa."

"Ga." Nathan langsung pergi menuju motornya, saat Nathan ingin melajukan motornya ia merasakan seseorang menaiki motornya. Ya, Nete yang naik.

"Ayo jalan." Ucap Nete.

"Turun."

"Ga mau."

"Turun."

"Iiss Nathan kalo gue turun terus nanti gue pulang sama siapa." Kesal Nete.

"Gue ga peduli."

Nete menoyor helm yang Nathan kenakan membuat Nathan menggeram marah ia menoleh kearah Nete. Seumur hidup baru Nete yang berani menoyor kepala seorang Nathan, ketua dari Geng motor Silent Boom.

"Lo-"

"Apa? Gue apa? Pokoknya gue ga mau tahu Lo harus anterin gue pulang, kalo engga gue bilangin ke om Xavier."

Rahang Nathan mengeras, ia sudah sangat marah sekarang. "Manja."

"Gue bukan manja asu, tapi gue ga tahu jalan rumah Lo. Kalo aja gue tunangan bukan sama Lo, mungkin sedari tadi gue udah pulang sama teman aaaaaa-"

Ucapan Nete terhenti karena Nathan langsung melajukan motornya dengan kecepatan kencang membuat Nete reflek memeluk pinggang Nathan karena takut terjatuh.

"NATHAN BRENGSEK, PELAN WOY!" Serunya kencang, Nathan yang dipeluk Nete tersentak, entah kenapa jantungnya berdetak kencang merasakan kehangatan dari pelukan yang Nete berikan. Perasaan ini baru Nathan rasakan selama hidupnya dan ternyata sangat menyenangkan, Nathan tersenyum tipis.

"NATHAN PELAN GA, ATAU GUE LONCAT."

"Silahkan." Jawab Nathan santai.

"Sialan!" Untuk kedua kalinya Nete menoyor helm Nathan, akhirnya motor berhenti di tepi jalan karena Nete terus menggoyangkan badan Nathan.

Nathan turun dari motor, ia langsung mengurung Nete dan menatapnya dengan wajah datar. "Lo gila?! Lo mau kita celaka!" Nathan menatap mata Nete tajam dan dapat Nathan lihat ada ketakutan dari mata Nete.

"Lo yang gila- huek." Nete mendorong Nathan menjauh setelahnya dirinya turun untuk mengeluarkan makanan yang ingin keluar.

Hoek

Hoek

Hoek

Ada seorang wanita paruh baya pejalan kaki dengan pakaian usang dan tangan yang memainkan rambutnya melihat kearah Nete dan Nathan dengan bingung, lalu wanita itu berucap.

"Mas... itu istrinya lagi mual juga bukannya bantuin pijit malah bengong nanti kesambar petir, emang ya cowok maunya enak doang giliran udah hamil malah istrinya yang urus sendiri. Kaya aku, aku juga ditinggal suamiku dan bayiku hilang entah kemana hahahaha." Ucap wanita itu dengan tertawa tidak jelas lalu pergi meninggalkan Nathan yang wajahnya memerah entah karena marah atau malu, padahal wanita itu sedikit tidak waras.

"Fuck." Umpat Nathan.

Bersambung...

|F M T P|
Minggu, 05 Mei 2024
_nmh_

Target komentar 30, yuk spam komennya 👇👇👇

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Where stories live. Discover now