Sebagaimana Sri Paus dibantu dengan para paus di Luminesia, tentu Tiga Kuasa Negara tidak bergerak sendirian dalam mengurusi negara. Mereka dibantu oleh Kubu-Kubu Pembantu Negara. Baik Kuasa Negara serta kubu-kubu tersebut, dipilih dari Bangsawan Agung yang merupakan keturunan tiga fraksi dalam sejarah sebelum Heyuan terbentuk.

Kubu-Kubu Pembantu Negara terbagi menjadi beberapa bagian, dan di antaranya terdapat Kubu Antarmasyarakat yang memang memiliki tugas mendengarkan aspirasi masyarakat, serta permintaan bantuan baik secara individu maupun kelompok.

Salah satu permintaan bantuan ini dapat dikirimkan dengan surat permohonan. Sebagaimana Ai Qing menerangkan, Kubu Antarmasyarakat memerlukannya sebab sekarang itulah satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Biasanya pihak Kubu Antarmasyarakat ini akan mengunjungi mereka yang membutuhkan bantuan usai menerima surat permohonan.

"Caranya kurang efisien," tanggap Ravn.

Tampaknya ia betul-betul paham bagaimana cara surat permohonan itu bekerja tanpa harus mendengar Rin menerangkan lebih jauh. Bagus kelihatannya, tetapi si gadis harus menerima tentangan yang meluncur setelah ini.

Ya, lawan bicaranya ini pun amat sangat berpengelaman tentang hal ini.

"Kantor membutuhkan waktu untuk memeriksa surat yang masuk. Biasanya memakan waktu seminggu, lalu kita akan menerima balasan apakah permintaan kita pantas dipenuhi atau tidak. Kudengar juga Kubu Antarmasyarakat akan melakukan observasi langsung menyangkut permintaan tersebut," terang si pria muda yang masih sibuk mengikat rambut. "Namun, jika itu permintaan kita, apa yang mau mereka observasi? Bahkan diterima saja belum tentu.

"Membuat permohonan untuk mendapatkan kesempatan atas hal yang sudah berlaku seperti undangan ini, kecil kemungkinan kita dapat menerima bantuan dari Kubu Antarmasyarakat. Sebab jika permohonan kita mereka wujudkan, bagaimana perasaan orang-orang yang tidak mendapat undangan kuil? Aku berani taruhan, Kubu Antarmasyarakat tidak ingin mengambil risiko itu."

Ucapan Ravn ada benarnya. Tidaklah mungkin Kubu Antarmasyarakat mewujudkan permintaan mereka semudah itu. Alasan keperluan mereka juga tak memiliki landasan yang kurang kuat. Mana mungkin Kubu-Kubu Pembantu Negara bisa percaya kalau sekadar bertemu dengan sang Penjaga Angin dapat menyembuhkan 'penyakit' seseorang?

Penyakit, benak Rin berkecamuk seiring tangan meraba bagian atas dadanya. Peristiwa paling buruk di Kuil Wei kembali terngiang di dalam kepala, sukses menggurat kerut di keningnya pula.

Melihat itu, Ravn menggapai bahunya. Diusapi bahu kurus tersebut dengan lembut, seolah berusaha menyerap muram durja yang tengah bersemayam dalam diri si gadis.

"Aku tidak bermaksud mematahkan semangatmu, tetapi ... terkadang kita memang harus memikirkan segala macam kemungkinan."

Ya, selalu ada pil pahit yang mesti ditelan walau luka tak kunjung sembuh karenanya. Maka Rin mengangguk di tundukan yang kian mendalam.

"Aku akan memikirkan cara lain. Jadi untuk sementara, bagaimana kalau kita membantu Ai Qing membuat lampion? Kupikir kau menyenangi kerajinan tangan."

Untungnya semringah kembali terpasang di wajah bulat si gadis.

Begitulah hari-hari berlalu. Seolah tak seorang pun memikirkan hal penting itu, mereka menjalani semua waktu membosankan dengan suka cita. Pun, siapa sangka segala perasaan ringan tersebut sukses mendorong mereka menyelesaikan pesanan seribu lampion.

Ketiganya baru berangkat bersama ke Kota Xuan sehari sebelum festival diadakan.

Tiada yang perlu diburu lagi dikejar, maka mereka menyusuri jalan dengan santai. Sekali lagi mereka dilimpahkan keberuntungan, sebab Tuan He sudi meminjamkan kereta kuda. Mudah kian mereka mengangkut seribu lampion. Lantas sembari mencuri waktu, Ai Qing mengajak kedua teman barunya makan kala siang menjelang.

Seeressजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें