Boypussy, adult,
Cerita dewasa buat yang di bawah umur bisa skip, jangan lupa kasi vote sama komen.
Dont report!
"Aku nggak setuju!."
Jeno menghela nafas berat saat karina—istrinya kembali menolak mentah mentah keinginannya. Entah sudah yang keberapa kali jeno minta izin pada karina untuk kembali menikah lagi.
Ini bukan keinginan dia. Andai saja mamanya tidak memohon agar dirinya menikahi anak sahabatnya yang tengah hamil itu. Jeno tidak akan melakukannya.
Jeno sudah berulang kali menolak keinginan mamanya itu. Sampai di saat dia di paksa mamanya untuk ikut menemui seseorang di belakang karina.
"Kamu nggak perlu jadi suami yang sesungguhnya. Mama cuma homon sama kamu nikahi dia jeno. Nikahi dia agar dia nggak harus menanggung malu karena hamil tanpa suami."
Tangan jeno di genggam oleh ibunya— tiffany. Wajah yang sudah mulai keriput itu menatap jeno penuh permohonan.
"Mama tau kamu udah punya isteri. Nggak seharusnya mama minta hal kayak gini kekamu. Tapi mama nggak punya pilihan, kita udah banyak di bantu sama keluarga mereka. Mama jadi nggak tenang kalau mama cuma diam aja di saat keluarga mereka di timpa masalah kayak gini."
Namanya na jaemin. Kata tiffany anak itu memiliki nama panggilan nana sedari kecil. Jeno di beritahu ibunya kalau nana sebenarnya akan menikah beberapa bulan lagi. Tapi sayang sekali kekasih yang menghamili pria manis itu malah melarikan diri.
Saat jeno pertama kali melihat nana. Dia sempat terpukau. Bagaimana mungking ada orang yang meninggalkan pria secantik nana.
Apa lagi yang dia cari ketika tuhan sudah memberikan sosok malaikat itu. Jeno sampai tidak habis pikir.
"Mas mohon sama kamu karina."
Karina hanya bisa menatap nanar suaminya yang tengah memohon padanya. Sudah berulang kali dia tolak keinginan itu. Karena sumpah dirinya tidak ingin di madu dengan alasan apapun.
Melihat suaminya yang memohon membuat dirinya terluka, apakah hutang budi harus di bayar seperti ini. Ketika jeno sudah memiliki isteri.
Karina akhirnya pasrah.
"Tapi aku nggak mau satu rumah. Mas nikahin dia cuma karena keluarga mas punya hutang budi dan karena mas kasihan sama dia kan? nggak ada maksud lain kan mas?." Jeno mengangguk mantap pada karina."kalau gitu mas bisa nikahin dia tapi setelah dia melahirkan mas harus cerai."
Tidak ada pilihan selain mengangguk. Pernikahan itu juga untuk menutupi kehamilan nana agar keluarganya tidak menanggung malu karena nana yang hamil di luar nikah. Jadi di saat nana melahirkan jeno sudah tidak ada urusan lagi nantinya.
"Iya mas akan ceraikan dia setelah dia lahiran."
Setelah itu pernikahan di lakukan. Hanya pernikahan yang di adakan kecil kecilan. Yang di hadiri keluarga dan orang orang terdekat saja.
Pemberkatan juga berjalan lancar. Walau saat sesi berciuman mereka harus melakukan dengan keadaan canggung. Tapi jeno tidak bisa bohong kalau sentuhan bibir mereka yang terkesan singkat itu mampu membuat dirinya bergetar.
"Kalau gitu nana, mama bawa pulang." Tiffany menggenggam tangan kecil menantu barunya itu. Ada perasaan sedih di hatinya karena nana harus dia bawa pulang bukannya pulang bersama jeno, anaknya.
Tapi mau bagaimana lagi, perjanjian mereka memang begitu.
"Hati hati ya mah." Jeno sempatkan mengecup pipi tiffany.
