Buat yang di bawah umur dan nggak suka bisa di skip aja, mohon bijak memilih bacaan.
Jangan lupa vote sama komennya.
DONT REPORT
Lahir dari keluarga pengusaha di jaman kolonial belanda. Raden Nares Amarta yang kerap di panggil sebagai nana itu harus menerima nasibnya.
Usaha keluarganya di rebut. Ayah dan ibu serta sodaranya habis di tebas oleh tentara belanda.
Dia jadi satu satunya yang selamat dan berakhir di sekap. Andai saja wajahnya tidak mewarisi kecantikan yang ibunya miliki mungkin nana akan bernasip sama seperti keluarganya.
Tapi jika di beri pilihan, nana lebih memilih mati daripada hidup.
Tubuh yang selalu bersih kini kotor. Tidak ada lagi kain mahal yang membalut tubuhnya.
"Bagaimana?."
Nana menunduk dalam, tidak berani menatap dua orang di depannya saat ini. Lama keteridiaman terjadi saat pertanyaan di lemparkan.
"Saya ambil berapapun harganya. Persiapkan dia sebelum maneer datang untuk membawanya pergi."
Setelah itu ruangan tempat nana di sekap kembali gelap saat pintu di tutup. Terdengar suara pintu di kunci dari luar.
Siapa yang akan membawanya dari sini?.
Nana berharap dia bukan orang jahat. Setidaknya dia akan di beri makan yang layak dan dapat pakaian yang pantas.
...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangannya di satukan, nana menunduk saat di hadapkan dengan seseoarang yang telah membeli dirinya.
Mata tajam itu memperhatikannya dari atas hingga bawah. Sempat nana lirik perawakan tegas itu. Pria belanda dengan kulit pucat. Hidungnya mancung dengan surai berwarna pirang.
Jeef Aldrik. Menatap nana sambil menghisap tembakau yang mengapit di antara jari telunjuk dan tengah. Asap tembakau dia hembuskan lalu sisa tembakau yang masih ada di tangannya di tekan di permukaan meja kayu hingga padam. Sisa asap mengepul di udara lalu memudar dan hilang.
Jeef berdiri dari duduknya. Mendekat pada pria pribumi yang telah dia bayar.
Wajah cantik dan rupawan. Pantas saja harganya mahal.
"Angkat kepalamu." Nana langsung mengangkat kepalanya namun tidak menatap mata biru terang itu.
"Saya membayar mahal untuk tubuh ini." Pinggang nana di rengkuh. Tubuhnya di tarik mendekat hingga menempel pada tubuh gagah di depannya.
Bisa jeef hirup aroma harum dari tubuh ramping di dekapannya. Wangi bunga dan wangi khas dari tubuh itu sendiri.
Ini sebuah rahasia. Dia adalah seorang penyuka sesama jenis. Jeef Aldrik sudah menikah dan memiliki seoarang anak. Pernikahan itu bukan untuk menutupi kelainannya, namun karena keinginan orangtua.
