mas desa

28K 433 33
                                    

Dojaem, doyoungjaemin, pussyboy, adult

Buat yang di bawah umur dan nggak suka bisa di skip aja, mohon bijak memilih bacaan.

Jangan lupa vote sama komennya.

DONT REPORT

"Yuk ikut bapak ke sawah."

Nana menggeliat malas di atas sofa. Males banget dia tuh kalau kesawah apalagi nanti cuacanya bakal panas. Kulit dia yang sensitifkan gampang banget merah karena sinar matahari terus getal karena air sawah yang kotor.

"Anak perawan nggak boleh di rumah mulu." Siwon memasang caping di kepalanya sambil nungguin nana. Dia jalan keteras duluan dan nggak lama nana menyusul.

"Nana ikut juga nggak ngapa ngapain." Protesnya sambil mengikuti langkah siwon yang berjalan keluar dari area halaman rumah.

"Ya nggak papa. Hitung hitung nyari udara seger. Daripada kamu di rumah mulu kalau pulang kampung."

Nana emang kuliah di jakarta. Saat libur dia akan pulang kedesa sampai masa libur selesai. Dan setiap libur nana selalu ngehabisin waktunya di rumah, dia males banget keluar rumah walau itu cuma sekedar nyapa tetangga yang lagi beli sayur di depan.

"Ibu kemana, kok dari pagi nana nggak liat."

Salah satu tangan nana berusaha menghalau sinar matahari yang menyilaukan matanya. Di bagian samping kiri dan kanan mereka kini tebentang sawah yang luas.

Seinget nana sawah milik bapaknya nggak begitu jauh dari rumah makanya mereka jalan kaki aja.

"Ibu kamu bantuin temennya, mau ada acara hajatan katanya." Siwon lepas caping yang ada di kepalanya, dia berbalik sebentar buat masangin caping itu di kepala nana. "Nih pake, biar nggak silau."

"Hehe makasih bapak, tau gini kan nana pake kacamata aja tadi."

"Nggak usah gegayaan, kesawah pake kacamata. Nanti di omongin orang, 'baru kuliah di kota aja udah banyak gaya anaknya siwon.'

Nana cekikikan waktu bapaknya itu niruin suara ibu ibu yang lagi ngerumpi. Kayak sering banget dengerin jadi sampe hapal gitu.

"Bisa nggak?."

"Bisa." Nana kembali mengikuti langkah siwon, mereka lagi jalan di galengan sawah sekarang, nggak jauh di depan ada pondok yang terbuat dari kayu. Keliatan kecil tapi nyaman banget.

"Dika udah nungguin minum. Kesian, kelamaan nunggu. YO MAS DIKA!."

Kening nana mengkerut. Bingung sama sosok yang barusan di panggil sama bapaknya.

Laki laki tinggi itu melambai dari pondok kayu yang dindingnya cuma sebatas pinggul.

"Siapa pak?."

"Anaknya lurah, hebatkan dia? mau aja kerja keras padahal kalau mau sesuatu tinggal minta sama bapaknya."

Ohh pantes nana kayak kenal. Ternyata anaknya pak lurah di kampung ini.

Seingat nana, dika itu dulu juga ngerantau di jakarta tapi waktu nana masih SMP sih waktu bapaknya belum jadi lurah di desa ini. Tapi keluarga dika cukup terpandang saat itu.

"Berarti sekarang mas dika nggak jadi apa apa dong habis kuliah di jakarta?."

"Hussss!"

Siwon menegur nana. Kan nggak enak kalau di dengar sama dika.

"Gimana dik?." Siwon naik keatas pondok di ikuti nana. Mereka duduk di depan dika yang sibuk mengusap peluh di badan toplesnya pake baju.

"Udah selesai, habis dua karung pupuk."

nana haremOù les histoires vivent. Découvrez maintenant