ilgop🍂

72 32 79
                                    

📌potret Qentut waktu kalian komen "Semangat tut,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌potret Qentut waktu kalian komen
"Semangat tut,"

#ini sebenernya otak serasa mau meledak karena bikin dua cerita sekaligus. Mana dl yang satu lagi mepet banget😭🫵 tapi gakpapa demi RaQen yang selalu menunggu kedatanganku, aku siap dibikin pusing tiap hari sampe terkentut-kentut.

🍂🍂🍂

Semuanya terlihat sangat seksama membaca kertas yang Kanaya bawa. Kerutan bingung diwajah mereka menandakan bahwa otaknya masih berfungsi dengan baik untuk berfikir. Kini mereka sedang berkumpul di ruang musik untuk membahas kejadian kemarin. Pasalnya baru pertama kali mereka mendapat teror seperti ini selama hidupnya.

"Mungkin lo pernah bunuh peliharaan orang," terka Jingga sambil melangkahkan kakinya kearah jendela untuk merasakan angin sepoi-sepoi.

Kanaya terlihat berfikir sejenak, tangannya ia jadikan tumpuan untuk dagunya yang terasa sangat pegal karena sedari tadi harus duduk dengan tegap saat berada di kelas. "Kayaknya gue gak pernah ngebunuh apapun, tapi gak tahu kalo besok-" Kanaya menjeda ucapannya dan menatap Jingga jengah.

"Nyawa lo yang melayang sama gue," tandas Kanaya membuat Jingga bergidik ngeri.

"Tapi beneran loh Nay, kali aja ada semut atau nyamuk yang lo gak sengaja bunuh," kini Gentala ikut bersuara, sedari tadi dirinya sedang sibuk meminta mengikatkan dasi di lengan atasnya kepada Pandu.

"Emang siapa yang mau melihara semut, pinter!" Samudra yang berdiri di belakang Gentala mengusap kepalanya pelan lalu menjambak rambut Gentala dengan gemas.

"Gue." Semua pandangan tertuju pada Jingga terkecuali Biru. Kini yang ditatap sedang bersedekap dada dengan selempang sarung yang selalu melekat ditubuhnya. Tenang, Jingga sudah mencuci sarungnya kemarin, jadi gak usah takut.

"Dongo," hardik Biru tanpa sudi menatap kembarannya. Jika kalian bertanya apa penyesalan terbesar Biru, maka dia akan menjawabnya dengan senang hati bahwa mempunyai kembaran seperti Jingga lah penyesalan terbesarnya.

"Dih, pada gak percaya sama gue," cetus Jingga sambil memalingkan wajahnya kearah luar.

Memang terdengar sedikit mustahil, tapi yang Jingga katakan benar adanya. Ia mempunyai peliharaan semut berbadan kekar sebanyak dua ekor. Jingga memberinya nama Siti dan Gaga, tak usah merasa heran karena dia seorang Jingga.

 Jingga memberinya nama Siti dan Gaga, tak usah merasa heran karena dia seorang Jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Labirin LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang