daseot🍂

94 39 100
                                    

📌potret Qentut saat bacain komenkalian

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

📌potret Qentut saat bacain komen
kalian.

#gak tau ma ngomong apa, lagi betmut pengen beli truk.

🍂🍂🍂

Bulan perlahan muncul dari balik awan abu-abu. Cantiknya lampu kota diantara gelap malam, berhasil membuat siapapun membisu saat melihatnya. Suasana ramai bunyi kendaraan juga menambah kesan bahwa Ibu kota tak pernah istirahat.

Kanaya terlihat sangat menikmati suasana malam itu. Hari ini Rubi lembur dengan pekerjaannya membuat Kanaya bisa istirahat sejenak dari berbagai makian. Kanaya menghirup udara dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, hal itu bisa membuat Kanaya sedikit rileks.

Di pangkuannya sudah ada Bubi seekor kucing jalanan yang sudah Kanaya rawat sedari kecil. Terlihat kucing jantan berwarna abu-abu itu sangat nyaman berada disana mengingat suasana malam itu lumayan dingin.

"Besok minggu enaknya kita kemana ya Bi?" Tanya Kanaya seolah hewan yang diajak berbicaranya akan mengerti. Lalu beberapa detik kemudian Kanaya tertawa kecil saat hanya dengkuran halus dari Bubi yang ia dengar.

dari arah belakang Liam datang dan duduk di kursi panjang tempat Kanaya berada. Menyadari hal itu, Kanaya sama sekali tak meliriknya. Seakan mengerti perasaan Kanaya, Liam tersenyum dan mengusap puncak kepala Kanaya pelan.

"Lo masih marah soal kemarin?" Tanya Liam sambil mengingat bagaimana ia membentak Kanaya dihadapan ibunya.

"Pikirin aja sendiri," jawab Kanaya dengan nada ketus, dan menggendong Bubi untuk masuk ke kamar.

"Sifat lo belum berubah ya Nay?! Masih sama kayak dulu selalu kekanak-kanakan," tandas Liam membuat Kanaya berhenti berjalan untuk memasuki kamar. Kanaya menoleh pada Liam yang masih duduk dengan tatapan malas.

"Gak usah ngerusak suasana Bang, gue lagi mau sendiri," ucap Kanaya tak mau memperumit keadaan.

"Nay, lo kenapa si? Itu cuma masalah sepele loh."

Mendengarnya membuat Kanaya tersenyum masam. "Sepele? Andaikata kemarin lo gak nyalahin gue semua gak akan kayak gini," jelas Kanaya dengan nada hampir marah dan matanya mulai memerah.

"Gue gak nyalahin lo Nay, emang semuanya karena lo," sergah Liam tak terima lalu berdiri dari duduknya.

"BUKA MATA LO BANG! MAMAH YANG NGEBUAT GUE KAYAK GINI, EMANG SALAH KALO GUE BERUSAHA NGEBELA DIRI?"

"LO GAK PERNAH ADIL BANG, SELALU SAMA KAYAK YANG LAIN! SELALU NYALAHIN GUE TANPA PERNAH MAU DENGER PENJELASAN DARI GUE!" Dada Kanaya bergemuruh setelah meluapkan sebagian amarahnya. Tanpa Kanaya sadari, kucing peliharaannya sudah turun dari pangkuannya dan sudah bertengger dikasur.

"Itu cuma masalah kecil Nay, lo gak usah besar-besarin hal kayak gini! Belajar jadi dewasa, jangan punya mental lembek." Liam terus mengacungkan telunjuknya kearah wajah Kanaya yang sedang menatapnya dengan sirat penuh amarah.

Labirin LukaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt