net🍂

101 40 102
                                    

#potret Qentut_gepreQ setelah nulis 1000 kata perhari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#potret Qentut_gepreQ setelah nulis 1000 kata perhari.

#RaQen: Tut, r u ok?
#Qentut: iya aem ruok😋


🍂🍂🍂

"Ru, bawain gue minuman itu dong," titah Jingga yang sekarang sedang berada di balkon rumah Gentala beserta teman-temannya.

Biru meraih sebuah minuman kemasan botol yang tersaji di meja tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya yang terlihat miring. Melihat hal itu, Jingga tersenyum jahil sambil menerima pemberian Biru.

"Ru, ambilin snack itu," pinta Jingga lagi tapi tetap Biru turuti, hingga ketiga kalinya makian terdengar dari mulut Biru saat Jingga menyuruhnya lagi.

Jingga tertawa puas melihat wajah Biru yang semula tak berekspresi kini terlihat kesal. Sebuah bungkus ciki kini mengenai wajah Jingga hingga tawanya berhenti seketika. "Berisik monyed," maki Tenggara karena fokusnya terganggu saat bermain game di ponselnya.

Tatapan Jingga mendelik saat melihat Tenggara lalu membenarkan sebuah selempang sarung yang mulai merosot dari bahunya.

Perhatian Jingga beralih pada Pandu yang sedang asik menelpon pacarnya. "Jaga pola makan kamu ya Seng, kamu jangan makan kecoa, sireum, dan cacing oke?!" Nasehat Pandu sebagai pertanda ucapan terakhir yang terlontar setelah kurang lebih lima belas menit ia bertelponan.

"Najis banget babi, jijik banget gue dengernya," cetus Jingga sambil menunjukkan ekspresi wajah yang terlihat tak suka.

"Sirik banget yang sebelah, mau gue cariin cewek?" Tanya Pandu dengan nada angkuh sekaligus kesal.

Samudra tersenyum melihat teman-temannya saling beradu mulut, dia sangat suka jika sedang berkumpul seperti ini. Rasa kesepiannya selalu terobati jika bersama mereka.

"Sarung lo bau banget, tai," cetus Gentala yang sedang duduk di sebelah Jingga. Merasa tak percaya, Jingga ikut mencium sarungnya dan ternyata benar! Sarungnya memiliki wangi yang mematikan.

Sarung pemberian Tenggara atau lebih tepatnya Jingga yang memintanya secara paksa sangat ia jaga hingga tak pernah ia cuci. Sarung motif kotak-kotak yang selalu terselempang dibahunya menjadi ciri khas dari seorang Langit Jingga Arazka.

"Gimana kalo besok kita balap motor di jalan deket rumah Samudra, kebetulan disana selalu sepi," ajak Pandu tiba-tiba. Mendengarnya semua terlihat menyetujuinya terkecuali Jingga dan Biru.

"Hari minggu pagi gak bisa, ada jadwal ibadah di gereja," tolak Biru hingga semuanya baru teringat esok adalah hari ibadah umat kristen.

"Besok sore aja gimana? Udah lama kita gak balapan, yang kalah harus traktir kita," saran Gentala dan mendapat persetujuan dari setiap individu yang berada disana.

"Gue yakin belum apa-apa Gentala udah kalah duluan," timpal Jingga meyakinkan ucapannya.

"Enak aja, gitu juga motor gue pembawa keberuntungan, walaupun kadang-kadang motornya pundung," sergah Gentala tak terima. Motor vespa v50 berwarna ijo pastel kesayangannya itu adalah pemberian kakek angkatnya sewaktu masuk SMA.

Labirin LukaWhere stories live. Discover now