Level 13 "Rumah Mimi Peri"

121 25 34
                                    




.

.



Bruk!

Setelah berteriak dengan segenap jiwa dan raga, Mark pingsan. Hal itu ngebuat Haechan sama Irene yang lagi main batu gunting kertas pun seketika noleh dan berteriak bersamaan manggil nama Mark.

"MARK!"

"Astaga, pingsan! Kenapa bisa pingsan begini? Mark! Jangan pingsan dulu! Nanti gak ada yang mau gendong kamu!" panik Irene sambil nyolok lobang hidung Mark buat pastiin tuh anak masih bernafas.

Haechan mau gotong Mark di bahunya, tapi gak bisa karena badannya kayak bekicot. Yang ada Mark keseret sepanjang jalan kalo Haechan nekat ngangkat Mark.

"Permisi, perlu bantuan gak?"

Kedua anak-emak itu serempak noleh ke sumber suara. Berhubung Irene sama Haechan berasal dari dunia kegelapan, mereka bisa lihat jelas di kegelapan kalo ada dua makhluk tinggi menjulang yang lagi berdiri berjarak lima langkah dari tempat mereka.

Satu makhluk itu pake pakaian santai, rambutnya warna pink, masang senyum lebar banget sampai Haechan ngeri sendiri ngeliatnya. Sedangkan satunya pake jubah warna item yang tudungnya hampir mau nutupin mukanya. Tapi mata merah menyala itu gak bisa disembunyiin. Haechan juga bisa ngeliat ada sedikit rambut warna putih punya makhluk itu yang nutupin matanya. Kayak lagi ubanan, tapi ini versi gantengnya.

Nah, makhluk warna pink itu yang tadi nawarin bantuan.

"Kalian warga asli hutan ini?" cerocos Irene tanpa naruh curiga sama dua makhluk asing itu.

"Enggak juga, tapi iya. Gimana ya jelasinnya?" ujar si pink sambil garuk-garuk kepala.

"Kami sebenarnya mau pulang ke rumah, tapi ngeliat adek sama tante cantik ini lagi ribut, lalu manusia ini teriak kenceng banget, kami kira ada apa makanya ngehampirin kalian." jelas si pink padahal gak ada yang nyuruh dia ngejelasin.

"Oh kalian mau pulang? Rumah kalian di hutan ini?" tanya Irene antusias. Siapa tahu kan mereka tau kediaman si dukun itu.

Si pink ngangguk aja.

"NAH kebetulan! Kalian tau gak jalan ke rumah mbah dukun? Katanya rumahnya di hutan ini."

Denger kata 'dukun', sontak si pink liat-liatan sama si ubanan.

"Tante tau nama dukunnya siapa?" Ini si uban yang bertanya. Irene kelihatan mengingat-ingat.

"Kalo gak salah berarti bener, nama mbahnya ada Njun Njun nya deh."

"Renjun maksudnya?"

Irene langsung menjentikkan jarinya. "Iya bener! Kok kalian tau?"

Si pink senyum lagi, "Kebetulan kami satu rumah sama mbah Renjun. Jadi mari ikut kami."

Irene langsung sujud syukur. Gak nyangka dipertemukan sama penyelamat di tengah-tengah acara kesesat mereka.

"Makasi banget banget banget sama kalian! Akhirnya perjalanan ini membuahkan hasil juga." Irene nangis dramatis di pelukan si pink. Si pink mah haha hehe aja di peluk sama wanita cuantik kayak Irene.

"Ya udah kita berangkat. Ayo sayang kita ikutin paman-paman ini." ujar Irene pada Haechan yang masih betah melongo liat interaksi Irene sama dua makhluk ganteng itu.

"Gak mau! Mau sama Mark aja!" tolak Haechan pas Irene mau gendong anak itu. Dia malah meluk Mark yang masih rebahan di tanah, masih pingsan ceritanya:)

"Mark nya masih pingsan sayang. Nanti digendong sama paman putih itu. Haechan sama mamih ya? Ayo sini."

Devil Baby [MarkChan]✓Where stories live. Discover now