Level 4 "Perkelahian"

310 46 12
                                    




.

.



"Oke, Chan, dengarkan aku. Di sekolah ini yang kutahu gak ada semacam geng yang suka memeras anak-anak lemah. Tapi ada satu di kelasku yang suka malak duit-duit bendahara anak-anak ekskul, yang pastinya sih cewek. Namanya Boss, badannya gede sama tinggi tapi masih tinggian tiang WiFi mamih sih. Sesuai namanya dia ngerasa paling lakik di sekolah ini. Hampir tiap hari dia malakin duit anak-anak incarannya di atap gedung sekolah. Kalau kamu mau kita bisa menghentikannya."

Haechan mengangguk mengingat penjelasan Mark di belakang sekolah tadi. Mark sepakat mau laksanain rencana Haechan dengan menghentikan Boss memeras anak-anak lemah sebagai permulaan.

Sekarang kaki pendek Haechan udah nemuin tangga yang bakal ngebawa dia ke atap gedung sekolah.

"Sebelumnya aku mau ke kantin dulu beli minum. Kamu beraksi dulu sebelum aku datang, oke? Ini kayaknya agak sulit buat dilakuin, tapi bersiaplah."

"Tenang aja, demi Mark, yang kayak gini mah gampang."

Haechan udah berdiri tepat di depan pintu atap sekolah. Dia raih knop pintu itu sambil jinjit dan untungnya gak dikunci.

"Samlekom?" Haechan baru buka pintu itu dikit, tapi udah disambut sama suara mewek cewek lalu disusul bentakan-bentakan lainnya. Bocil itu udah sepenuhnya nginjakkin kaki ke atap gedung. Dapat terlihat jelas si Boss lagi malak satu cewek berambut dora, eh? Kok gak asing?





-- Level 4 "Perkelahian"--





Mark ngeluarin sepatunya di loker dan memasangnya. Ketinggalan pas dia cabut bawa kabur Haechan sampai kaus kaki warna putih punyanya berubah warna dan bolong di tumitnya akibat gak sengaja keinjek batu di aspal jalanan waktu dia lari.

Apes banget emang, tapi setelah ini dia bisa bebas dari Haechan. Pulang ke rumah dan langsung istirahat.

Kalo kalian pikir Mark setuju ngelaksanain rencana bocah itu, jawabannya enggak. Mark sengaja nurut lalu bikin alasan mau ke kantin beli minum supaya dia setelah itu bisa kabur ke rumah ngebiarin Haechan yang pergi ke atap gedung sekolah seorang diri untuk bertemu Boss.

"Mau aja dikibulin tuh bocah."

Mark nenteng tasnya dan jalan santai keluar dari gerbang sekolah yang udah ramai sama anak-anak yang juga pada pulang karena jam pelajaran udah selesai.

Pas mau ngelewatin halte bus tempat anak-anak yang nunggu jemputan umum, ada beberapa anak cewek lari-larian kayak nyari orang gitu.

"Oy Yanti, kamu liat Winto gak?"

"Gak tuh, emangnya kenapa?"

"Tadi dia lagi jualan kalender OSIS, tapi sampai sekarang gak balik-balik juga tuh anak. Kemana nyangkutnya?"

Seketika Mark menghentikan langkahnya. Percakapan dua cewek itu ngebuat dia jadi berpikir yang enggak-enggak.

"Jualan kalender? Jangan-jangan ditangkap Boss." batin Mark agak resah. "Tapi kalo emang bener Winto, kan ada bocah sok ngatur itu. Dia kan bisa ngeluarin petir dari mulutnya."

Mark bertolak pinggang ke arah rumahnya. Dia jalan kaki aja ke sekolah karena jaraknya deket itung-itung joging pagi.

"Strategi mencari teman segera dilaksanakan~~"

Lagi, suara Haechan kedengeran di pikirannya. Entah kenapa tiba-tiba aja munculnya, padahal Mark gak lagi mikirin bocah itu.

Sekian detik terlewati dengan pikiran yang saling bertolak belakang.

Devil Baby [MarkChan]✓Where stories live. Discover now