Level 13 "Rumah Mimi Peri"

Comenzar desde el principio
                                    

Haechan menggonggong waktu makhluk putih itu mau ngangkat Mark.

"Pamannya gak jahat kok sayang. Mark gak diapa-apain. Iya kan paman- eh, daritadi lupa nanya nama kalian siapa." ujar Irene. Si pink lebih dahulu mengenalkan diri, "Nama aku Jaemin, tante. Dan yang putih itu Jisung."

"Nah, paman Jisung gak jahat kok. Iya kan Jisung?"

Jisung ngangguk aja ngikutin alur Irene. Irene masih berusaha buat bujuk Haechan supaya ngelepasin Mark yang hendak diambil oleh Jisung.

Butuh pengorbanan selangkangan Jaemin yang gak sengaja ketendang Haechan waktu anak itu ngeberontak gak mau digendong sama Irene, akhirnya keempat makhluk absurd serta satu manusia itu pun memulai perjalanannya. Dengan Haechan di gendongan Jaemin, Mark digendong di punggung Jisung dan Irene yang jalan sendiri di depan mimpin jalan.





-- Level 13 "Rumah Mimi Peri" --





"Kita sampai."

Jaemin merentangkan sebelah tangannya, menghadap pengikutnya yang direspon bengong sama Haechan Irene.

"Mana rumahnya?" tanya Haechan nyari-nyari keberadaan rumah yang dimaksud Jaemin pada lahan kosong di depan matanya.

"Ini rumahnya, kita udah sampai." jawab Jaemin sambil nunduk biar dia bisa ngeliat wajah imut Haechan yang lagi bingung.

"Mana?" tanya Haechan sambil ngedongak natap Jaemin pake mata bulatnya yang ngebuat Jaemin nahan-nahan buat gak melahap Haechan detik itu juga.

"Nih, liat ya. Pasti kamu bakal terkejut-kejut." Jaemin jalan ke lahan kosong itu lalu Haechan rasa ia kayak nembus medan sihir gitu. Dan taraaaa~ terpampang lah di depan matanya rumah besar yang terbuat dari bahan-bahan alami hutan.

"Wah! Rumah mimi peri!" pekik Haechan takjub. Matanya berbinar-binar ngelihat betapa cantiknya rumah itu. Lalu atensinya teralihkan sama kolam renang yang ada di halaman rumah.

"Ih, ih! Ada ikan piranha berenang!" tunjuk Haechan ke permukaan kolam yang gak teratur kayak lagi diobok-obok sama penghuni di dalamnya. Haechan menggoyang-goyangkan kaki kecilnya sambil nyuruh Jaemin mendekati kolam itu. Dia mau ngeliat ikan-ikan yang berenang disitu. Haechan liat ada sisik ikan warna emas yang muncul ke permukaan dikit.

"Coba kamu panggil pake suara lumba-lumba, ntar ikannya muncul loh." suruh Jaemin waktu mereka udah di tepi kolam.

Haechan ngangguk, dia hirup nafas dalam-dalam mempersiapkan diri mengeluarkan suara lumba-lumbanya.

"Kuuukkuuruuuuuuyyyuuuuuuuuukkkkkkk!"

"Salah, itu manggil ayam."

"Oh salah ya? Ehehe, ulang."

"Wkkwwkkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk!"

Seruan Haechan barusan menghasilkan gelombang besar di permukaan kolam hingga tak lama muncullah makhluk setengah ikan dengan kulit biru, bermanik biru jernih dan bersirip emas.

Makhluk biru itu mengernyit heran ngeliat Jaemin lagi gendong anak kecil yang lagi natap dia berbinar-binar.

"Anak siapa itu Jaem?" tanya makhluk biru itu sambil nunjuk-nunjuk ke arah Haechan.

"Oh ini tamu kita Jen. Pasiennya Renjun."

Jeno cuma manggut-manggut aja. Sedangkan di belahan bumi lain, Jisung yang lagi jalan mau masuk ke rumah pun seketika terhenti dan meraba-raba punggungnya yang kerasa ringan.

"Mana manusia itu- astaga!"

Jisung buru-buru ngehampirin Mark yang gak tau kapan udah nyusruk di tanah, di luar medan sihir punya Renjun. Mark langsung siuman pas wajahnya mendarat mulus di tanah. Sekarang ia lagi memproses keadaan sekitar yang lagi nampakin makhluk berjubah hitam ubanan sedang berusaha narik dia maju, tapi kayak ada dinding transparan yang ngehalangin mereka. Jadilah Mark kayak nyangkut gitu di udara.

Irene yang atensinya dilupain sama dua makhluk itu pun main nyelonong masuk aja ke rumah peri itu. Mau nyari minum dia, haus katanya.

"Bang Jaemin! Tolong panggilin bang Renjun ke sini! Ni anak gak bisa masuk!" teriak Jisung ke Jaemin yang lagi sibuk megangin Haechan yang mau nyemplung ke kolam buat nangkap Jeno yang udah masuk ke dalam air lagi.

"Iye, bentar!"

Dengan tidak berperike-Haechan-an, Jaemin langsung bawa kabur Haechan ke dalam rumah buat nyari Renjun.

Mark gak bisa masuk karena dia hanyalah manusia biasa. Yang tak sempurna dan kadang salah~ Namun- oke skip:)

Jadi dia seorang yang gak bisa nembus medan sihir punya Renjun. Harus si pemilik sihir yang bisa bikin Mark nembus tuh medan.

Pada salah satu jendela yang ketutup, seketika kebuka nampakin makhluk berambut merah acak-acakan lagi celingukan melihat situasi di luar jendelanya.

"Apasih ribut-ribut? Ganggu orang tidur aja."



Tbc.



Hai ayem kambek! Ada yang kangen sama book ini gak? Mohon maaf ya kalo humornya gak bikin ngakak, soalnya aku saat ini udah mau kehilangan mood buat ngelawak. Emang susah orang introvert kayak aku ngelawak:)

Udah itu aja, jangan lupa vote dan komennya ya~

Devil Baby [MarkChan]✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora