10. Krisis Keuangan

266 33 1
                                    

Seminggu setelah perang melawan pasukan pemberontak, Andika memulai perekrutan besar-besaran untuk memperkuat kerajaannya. Kemenangan heroik 400 pasukan kerajaan melawan 4.000 pasukan gabungan pemberontak dan kerajaan Makassar telah membangkitkan antusiasme masyarakat untuk bergabung.
Namun, persyaratan untuk menjadi prajurit cukup ketat. Hanya 3.000 orang yang memenuhi syarat, meskipun sebenarnya bisa lebih dari itu. Mereka adalah 600 pasukan yang sebelumnya mundur dan menyerah, mereka sudah tidak bisa lagi kembali mendaftar. Kemenangan pasukan juga sampai terdengar ke telinga mereka sehingga penyesalan seketika menyelimuti mereka, jika waktu bisa berputar kembali mereka tidak akan mundur dan menyerah, tapi sudah terlambat untuk menyesali hal tersebut. Satu-satunya hal yang bisa mereka syukuri adalah kerajaan tidak menghukum mereka.
Dengan penambahan 3000 pasukan baru, total pasukan kerajaan telah mencapai 3.400 orang. Jumlah ini cukup untuk membentuk 2 batalyon, 10 kompi, dan 68 peleton. Setiap peleton terdiri dari 50 prajurit, setiap kompi memimpin 6-7 peleton, dan setiap batalyon memimpin 5 kompi.
Andika mengangkat Fahmi dan Septian sebagai komandan batalyon, dan 400 pasukan kerajaan yang telah berperang melawan pemberontak juga mengalami kenaikan pangkat berdasarkan prestasi mereka dalam perang. Ada yang dipromosikan dari prajurit biasa menjadi pemimpin peleton, dan ada juga yang dipromosikan dari pemimpin peleton menjadi kapten kompi.
Setelah pembentukan pasukan selesai, Andika memerintahkan Septian dan Fahmi untuk melatih pasukan baru sebelum mereka berangkat ke wilayah selatan Mamuju, untuk merebut kembali wilayah yang sebelumnya dikuasai pasukan pemberontak.
Namun, di tengah kesibukan Andika dalam membentuk pasukan. Rukka menyampaikan kekhawatirannya dengan wajah yang cemas. "Yang Mulia, perekrutan pasukan besar-besaran, ditambah meningkatnya produksi senjata api, belum lagi gaji bulanan yang perlu dibayarkan kepada pasukan, penempa besi, dan pejabat membuat kondisi keuangan kerajaan kita semakin menipis. Dalam beberapa bulan ke depan, kas kerajaan bisa habis. Satu-satunya solusi adalah menaikkan pajak masyarakat."
Andika seketika tersadar akan hal itu. Dia memang agak lupa memperhitungkan dampak keuangan. Dia perlu segera mencari solusi untuk memulihkan keuangan kerajaan saat ini.
Meskipun aktivitas kerajaan mulai pulih setelah perang dan masyarakat sudah kembali kerja dan beraktivitas. Namun, situasi keuangan kerajaan sudah mulai genting.
Sistem mata uang di kerajaan ini menggunakan koin tembaga, perak, dan emas. 1 koin tembaga setara dengan 1.000 rupiah, 1 koin perak setara dengan 100.000 rupiah, dan 1 koin emas setara dengan 10 juta rupiah di dunia asalnya. Jadi bisa disimpulkan 100 koin tembaga sama dengan 1 koin perak, dan 100 koin perak sama dengan 1 koin emas.
Transaksi dengan koin emas jarang dilakukan, hanya kerajaan dan pedagang besar yang menggunakannya untuk transaksi dalam jumlah yang besar. Perdagangan kerajaan di Nusantara cukup maju dibandingkan dunia asalnya, terbukti transaksi antar kerajaan menggunakan koin tembaga, perak, dan emas dengan nilai yang sama.
Rata-rata pendapatan per kapita di Kerajaan Mamuju cukup rendah, yaitu 5-7 perak per bulan. Pekerjaan utama masyarakat adalah buruh, petani, dan nelayan. Kebanyakan keluarga menghabiskan 4-5 perak per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang artinya, masyarakat yang bekerja sebagian besar menggunakan pendapatannya hanya untuk makan dan minum.
Pajak yang dibebankan kepada masyarakat adalah 15% per bulan. Angka ini relatif tinggi dan jika dinaikkan lagi akan memberatkan rakyat.
Untuk pasukan kerajaan, gaji bulanan mereka dinaikkan 3 kali lipat oleh Andika dari 5 perak menjadi 15 perak. Pasukan senang dengan kenaikan gaji ini, dan menganggap raja baru ini sangat menghargai mereka. Gaji yang lebih tinggi dari rata-rata pendapatan masyarakat juga membuat banyak yang antusias mendaftar menjadi pasukan kerajaan, selain karena kemenangan heroik dari 400 pasukan kerajaan. Alasan Andika menaikkan gaji mereka adalah agar pasukannya tidak perlu khawatir dengan kebutuhan hidup dan juga mereka bisa lebih setia berkorban untuk kerajaan ini.
Untuk penempa besi, gaji bulanan yang diberikan oleh Andika adalah 50 perak. Yang membuat Ical dan kawan-kawannya sangat kaget dengan gaji tinggi yang didapatkannya. Mereka menganggap raja terlalu menghargai profesi penempa besi yang menurutnya sama dengan profesi lain. Namun, setelah mereka menempa senjata api dan mengetahui efek mengerikan yang ditimbulkannya, pandangan mereka berubah. Mereka merasa bahwa penempa besi akan sangat berharga dengan adanya senjata api, dan memahami alasan raja memberikan gaji tinggi agar mereka merahasiakan teknologi senjata dan hanya fokus bekerja serta setia untuk kerajaan.
Untuk para pejabat, gaji mereka berkisar 30-100 perak per bulan, tergantung tingkatan dan jabatannya. Maka total gaji yang perlu kerajaan bayarkan kepada mereka semua yaitu sekitar 600 koin emas per bulan. Pendapatan pajak bulan ini hanya 400 koin emas. Artinya, kerajaan perlu menambahkan 200 koin emas dari kas kerajaan untuk menggaji mereka yang membuat kerajaan mengalami defisit 200 koin emas.
Kerajaan hanya memiliki sisa 2.000 koin emas. Jika situasi ini terus berlanjut, ditambah dengan kebutuhan untuk terus memproduksi senjata dan menambah pasukan kedepannya, arus kas kerajaan akan cepat habis dalam beberapa bulan ke depan.
"Rukka, aku tidak ingin menaikkan pajak. Itu bukan solusi yang tepat karena kondisi masyarakat di kerajaan cukup memprihatinkan," jawab Andika dengan serius. "Lebih dari setengah penduduk menganggur dan tidak punya pekerjaan. Menaikkan pajak hanya akan membuat mereka makin sengsara."
"Satu-satunya solusi adalah kerajaan perlu mandiri dan menciptakan sesuatu yang bisa diperdagangkan dan mendapatkan keuntungan selain dari pajak," lanjutnya.
"Tapi Yang Mulia, apa yang bisa kita ciptakan? Selama ini kerajaan hanya memungut pajak dari para pedagang dan masyarakat," tanya Rukka dengan kebingungan.
"Saya sudah merancang produk yang akan kerajaan kembangkan," jawab Andika dengan tenang sebelum melanjutkan. "Namun, produk ini membutuhkan bahan tertentu untuk membuatnya. Rukka, segera undang pedagang terkemuka dari Tionghoa ke sini. Tanyakan kepada mereka bahwa kerajaan ingin melakukan transaksi pembelian bahan tertentu dalam jumlah besar. Hanya pedagang Tionghoa yang memiliki bahan penting untuk produk yang akan kita kembangkan."
Rukka tidak menanyakan apa yang akan raja kembangkan. Dia hanya mengangguk dan segera mengundang pedagang terkemuka Tionghoa yang ada di kerajaan ini.
Andika memiliki banyak produk modern di benaknya yang memungkinkan bisa diproduksi dan dibuat di kerajaan ini. Namun, dia perlu membuat bahan tertentu karena ada beberapa bahan yang dibutuhkan tidak tersedia di dunia ini. Bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk dibuat.
Tetapi Andika tidak mau menunggu lama karena kondisi keuangan di kerajaan perlu dipulihkan secepatnya. Oleh karena itu, dia mencari produk yang mudah dibuat dan bisa diproduksi dalam jumlah yang besar, serta bahannya sudah ada di dunia ini.
Produk yang dia maksud adalah sabun. Bukan sabun tradisional yang beredar di masyarakat, yang memiliki busa sedikit, tidak sepenuhnya membersihkan tubuh dan noda pada kain, serta harganya mahal. Andika ingin mengembangkan sabun modern yang memiliki busa melimpah, mampu membersihkan dan menyegarkan seluruh tubuh, mampu menghilangkan noda yang sulit hilang, serta harganya yang murah.
Dengan sabun modern bersama senjata api yang sudah dia kembangkan sebelumnya, Andika yakin ini akan menjadi awal bagi ambisinya untuk menciptakan teknologi yang dapat mengubah dunia ini.

Kebangkitan Kerajaan Besar Nusantara (Hiatus Sementara)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें